Penyebab Wanita Mabuk Diturunkan dari Pesawat Akibat Bikin Onar, Pramugari Beberkan Aturan Ini
Seorang pramugari Garuda Indonesia, Verawaty dalam video blognya menjelaskan kronologis kejadian tersebut.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNJAKARTA.COM - Sempat beredar video viral kericuhan di dalam pesawat Garuda Indonesia antar-penumpangnya.
Kejadian itu berlangsung pada Kamis (27/12/2018) lalu.
Diketahui, rute penerbangan pesawat tersebut dari Hongkong ke Jakarta dengan nomor penerbangan GA 863.
Seorang pramugari yang diduga dari Garuda Indonesia, Verawaty, dalam video blognya menjelaskan kronologis kejadian tersebut.
Namun ia menjelaskan, dirinya tak bertugas saat penerbangan itu berlangsung.
Kendati begitu, ia mendapatkan kumpulan informasi kericuhan tersebut dari rekan-rekan terpercayanya.
Verawaty menjelaskan, terduga yang membuat keonaran, perempuan berbaju biru dalam video itu bernama Stefani.
Verawaty menceritakan, awalnya Stefani tak terima saat kursinya ditempatkan oleh penumpang lain yang salah memilih kursi.
Penumpang itu adalah seorang bocah yang tak disebutkan secara spesifik usianya.
Mendapati bocah tersebut duduk di kursinya, ia mengusirnya secara kasar.
Saat akan pindah, bocah tersebut tak sengaja menginjak sepatu Stefani yang disebut-sebut sangat mahal.
• Menteri Jonan: Erupsi Gunung Anak Krakatau Tidak Mengganggu Jalur Pesawat dan Kapal
• 2 Kali Gagal Mendekat Gunung Anak Krakatau, BMKG: Kaca Pesawat Kena Abu Vulkanik Seperti Gelas Pecah
• VIDEO: Ambil Parfum Toilet Pesawat dan Menjualnya Secara Online, Komplotan Ini Dicokok Polisi
"Terus enggak sengaja si anak pas lagi mau keluar mau pindah, si anak ini menginjak sepatu dari si ibu (baju biru) ini," ucapnya dikutip dari kanal YouTubenya, Verawaty, Minggu (30/12/2018)
"Nah si ibu ini enggak terima. Dan marah-marah ke anaknya, dia bilang kalau sepatunya itu sangat mahal," imbuhnya.
Perselisihan Stefani dan bocah itu diketahui oleh ibu bocah tersebut.
"Dan si ibu dari anak ini juga enggak terima. Karena enggak terima, ibu dari anak ini menyatakan 'kalau ibu Stefani itu sepatunya mahal, beli aja kursi yang di bisnis class'," ucap Verawaty menirukan sindiran ibu tersebut.
Stefani yang tersulut emosi ingin memukul ibu tersebut.
Namun ibu tersebut mendapat perlindungan dari penumpang lainnya.
"Massa mulai mendukung ibu dari anak tersebut dan ingin memukul si Ibu Stefani," ujar Verawaty.
Cabin crew pun datang melerai. Dan akhirnya dipanggil avsec, aviation security atau personel keamanan penerbangan.
"Avsecnya lama banget datang, akhirnya kapten yang turun tangan mencoba melerai," beber Verawaty.
Follow:
Saat suasana sudah mulai kondusif karena campur tangan sang kapten, Stefani dapat sorakan dari penumpang lain.
Stefani lagi-lagi menanggapinya. Namun ia berhasil dihalau sang kapten.
Setelah dihalau, justru terjadi drama baru antara Stefani dan kapten tersebut.
"Langsung terpancing lah emosi si ibu ini (Stefani). Dan tiba-tiba, si ibu itu dorong si Kapten pas mau jalan ke luar," terang Verawaty.
"Kaptennya hampir terjatuh. Oleh karena itu kapten langsung pegang leher si ibu dan menarik tangannya," imbuhnya.
Verawaty menjelaskan, Stefani telah melakukan kontak fisik dengan awak pesawat. Hal itu tidak diperbolehkan dalam dunia penerbangan.
Tindakan pemegangan leher itu juga menjadi bagian dari standar operasional prosedur penerbangan.
"Seorang penumpang tidak boleh melakukan perlawanan ke awak pesawat," ujar Verawaty.
Setelah didiskusikan antara kapten dan awak kabin, akhirnya disepakati bahwa Stefani harus diturunkan.
"Karena (Stefani) berpotensi mengganggu dan mengancam keselamatan, keamanan dan ketertiban penerbangan,"
Info yang didapat dari awak kabin, Stefani kala itu terpengaruh minuman beralkohol.
Hal itu sudah mulai terlihat tatkala Stefani hendak masuk ke pesawat.
Ia disebut berjalan sambil menghentak-hentakkan kaki, tak seperti orang berjalan pada umumnya.
Di akhir peristiwa itu, Stefani diamankan oleh petugas di darat dan diinterogasi oleh pihak berwajib.
"Penumpang ini adalah unruly passenger, artinya penumpang ini tidak menaati dari penerbangan, dan dapat mengancam keselamatan dalam penerbangan," tandas Verawaty.
Penjelasan pihak Garuda Indonesia
Corporate Secretary Garuda Indonesia, M Ikhsan Rosan menjelaskan saat boarding, penumpang yang duduk di kursi 40 K melakukan keributan.
Rupanya dari mulut penumpang perempuan itu tercium bau alkohol.
"Ketiga petugas cabin crew berusaha menenangkan, diketahui ternyata penumpang tersebut sedang dalam keadaan mabuk serta tercium bau alkohol pada saat penumpang berbicara," ujar Ikhsan melalui keterangan resminya seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (29/12).
• Puncak Libur Natal dan Tahun Baru, AP II Prediksi 230 Ribu Penumpang Pesawat di Bandara Soetta
• Bandit Maling Parfum Toilet Pesawat yang Dijual Lewat Situs Belanja Online Diringkus Polisi
Penumpang yang sedang teler dan emosi itu sempat melakukan perlawanan dan terpaksa pilot lakukan hal tegas.
Dengan pertimbangan keselamatan penumpang dan penerbangan, maka penumpang perempuan tersebut diturunkan dari pesawat.
Ikhsan mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh awak pesawat dengan menurunkan penumpang dari pesawat sudah sesuai dengan prosedur.
Hal itu dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang selama penerbangan.
"Awak pesawat juga telah melakukan koordinasi dengan petugas keamanan di bandara Hong Kong atas kejadian tersebut," ujar Ikhsan.
Video bisa disaksikan di sini: