Kesaksian Warga yang Menduga Melihat Bripka Matheos Duduk di Gapura TPU Mutiara

Kesaksian warga saat melihat terduga Bripka Matheos sedang duduk di Gapura TPU Mutiara Depok.

TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Gapura TPU Mutiara tempat MS menduga bertemu Bripka Matheos De Haan saat masih hidup, Pancoran Mas, Depok, Kamis (3/1/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - MS, marbut Masjid Jami Mardhotillah kaget bukan kepalang saat tahu bahwa sosok pria berumur sekira 50 tahun yang duduk di gapura TPU Mutiara, Pancoran Mas diduga merupakan mendiang Bripka Matheos De Haan.

Kala itu, sekira pukul 18.00 WIB dia berjalan dari rumahnya di Kelurahan Pitara menuju Masjid Jami Mardhotillah di Kelurahan Mampang sehingga harus melewati TPU Mutiara Depok.

Dia melihat sosok yang diduga Matheos sedang duduk di beton gapura menghadap lokasi tempat jasadnya ditemukan di lahan parkir TPU Mutiara Depok dekat sepeda motor Honda Beat warna hitam keluaran anyar terparkir.

Puslabfor Polri saat menyisir lokasi Bripka Matheos De Haan saat ditemukan, Pancoran Mas, Depok, Kamis (3/1/2019).
Puslabfor Polri saat menyisir lokasi Bripka Matheos De Haan saat ditemukan, Pancoran Mas, Depok, Kamis (3/1/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

"Saya lihat ada orang duduk di tembok bata gapura, dia menghadap ke jalan, ke arah saya jalan, menghadap ke motornya juga. Dia pakai kupluk warna hitam. Yang kelihatan bagian jidat ke bawahnya saja," kata MS di Pancoran Mas, Depok, Kamis (3/1/2019).

MS mengaku curiga karena tak mengenal pria yang mengenakan jaket hijau dan celana panjang itu duduk sendiri terdiam sembari menatap jalan.

Namun dia menegaskan tak ada yang janggal dari sorot mata dan gelagat Matheos saat bertemu pandang dengannya depan TPU Mutiara Depok.

Puslabfor Polri saat menyisir lokasi Bripka Matheos De Haan saat ditemukan, Pancoran Mas, Depok, Kamis (3/1/2019).
Puslabfor Polri saat menyisir lokasi Bripka Matheos De Haan saat ditemukan, Pancoran Mas, Depok, Kamis (3/1/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Lantaran tegesa-gesa harus membersihkan Masjid sebelum digunakan salat, MS memilih melanjutkan perjalanan tanpa bertegur sapa dengan Matheos.

"Sorot matanya biasa saja, enggak tajam atau seperti orang ada masalah. Sempat saling lihat tapi enggak saya tegur karena lagi buru-buru, namanya marbut kan, harus bersih-bersih," ujarnya.

Di perjalanan, dia tak menengok ke belakang atau mendengar suara aneh dari arah personel Polsek Pancoran Mas yang diperbantukan di Densus 88 Anti Teror Mabes Polri itu.

MS hanya berjalan seperti biasa menuju Masjid Jami Mardhotillah dan baru kembali ke rumahnya selepas menunaikan salat Isya dan membersihkan Masjid.

Karangan bunga ucapan dukacita atas meninggalnya Bripka Matheos De Haan di Bojonggede, Bogor, Selasa (1/1/2019).
Karangan bunga ucapan dukacita atas meninggalnya Bripka Matheos De Haan di Bojonggede, Bogor, Selasa (1/1/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Namun di perjalanan ke rumahnya yang harus kembali melewati TPU Mutiara langkahnya terhenti karena polisi menutup akses jalan, termasuk bagi pejalan kaki.

"Saya di Masjid sampai bakda Isya. Pas saya mau pulang saya enggak bisa lewat depan TPU Mutiara, ada penutupan jalan. Waktu itu jalan sudah ramai, jadi saya mutar arah untuk balik," tuturnya.

Setibanya di rumah, dia bertanya pada istrinya perihal alasan penutupan jalan yang terbaik jadi dua Kelurahan, yakni Kelurahan Pitara dan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas.

Setelah istrinya menjelaskan, MS menduga bahwa pria yang dilihatnya merupakan Matheos yang tewas akibat luka tembak di bagian kepala dari kanan ke kiri.

Anjing pelacak saat menyisir lokasi jasad Bripka Matheus ditemukan, Pancoran Mas, Depok, Senin (31/12/2018).
Anjing pelacak saat menyisir lokasi jasad Bripka Matheus ditemukan, Pancoran Mas, Depok, Senin (31/12/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/ BIMA PUTRA)
Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved