Temukan Jasad Bripka Matheos, Penjaga TPU Diperiksa Polisi 2,5 Jam

Piih Menyebut Ketua RT 01/RW 13 Kelurahan Pitara, dan dua orang warga lain turut diperiksa secara bergantian oleh penyidik.

Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Penjaga TPU Mutiara, Syafi’i (50) di Pancoran Mas, Depok, Kamis (3/1/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - Penjaga makam TPU Mutiara, Syafi’i (50) yang pertama menemukan jasad Bripka Matheos De Haan diperiksa jadi saksi selama 2,5 jam oleh penyidik Mapolresta Depok sejak Senin (31/12/2018) hingga Selasa (1/1/2019).

Dalam kurun waktu tersebut, Syafi’i menceritakan kronologis dari saat pertama mendapati Matheos terkapar sebelum adzan Magrib berkumandang pada Senin (31/12/2018).

Meski takut saat melihat ceceran darah di bagian kepala almarhum, pria yang akrab disapa Piih ini mampu merinci kronologis penemuan jasad dengan mulus kepada polisi.

"Malam pas kejadian saya langsung dipanggil ke Polres, disuruh jadi saksi. Saya diperiksa dari jam 11 malam sampai setengah dua pagi. Pas jadi saksi biasa saja, saya ceritain semua yang saya tahu," kata Piih di TPU Mutiara, Depok, Kamis (3/1/2019).

Piih berhasil menceritakan kronologis dari saat pertama mendapati Matheos sekira pukul 18.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB saat mengatahui adanya ceceran darah.

Yakni bahwa dia hanya berdiri sekitar tiga meter dari jasad Matheos atau tidak menginjakan kaki ke area lahan parkir tempat kakek satu cucu itu tewas.

"Saya ceritain kalau awalnya saya kira itu orang tidur pakai penutup wajah. Makannya pas awal saya enggak berani mendekat, saya lihat dari luar area parkir. Waktu itu saya enggak lihat darah karena gelap," ujarnya.

Dekat jasad personel Polsek Pancoran Mas yang diperbantukan di Densus 88 Anti Teror Mabes Polri itu terparkir sepeda motor Honda Beat warna hitam keluaran anyar.

Setang kemudi motor yang belum memiliki pelat nomor tersebut menghadap ke TPU Mutiara layaknya peziarah yang datang, lengkap dengan helm yang tecantel di spion motor.

"Saya baru lihat ada darah itu pas sama pak Andi dan pak RT 01. Di parkiran itu memang enggak ada lampu, pas kejadian ada lampu juga saya yang pasang. Lampu di tempat lain saya pindah. Selain almarhum yang saya lihat sepeda motornya," tuturnya.

Selain dirinya, Piih Menyebut Ketua RT 01/RW 13 Kelurahan Pitara, dan dua orang warga lain turut diperiksa secara bergantian oleh penyidik.

Namun di antara empat orang tersebut Piih merupakan sosok pertama dan paling lama melihat jasad Matheos sebelum dibawa ke RS Bhakti Yuda dan akhirnya secara resmi dinyatakan meninggal.

"Selain saya ada tiga lagi yang juga diperiksa jadi saksi. Sebelum pak RT lapor ke Polisi kan saya ajak teman karena takut lihat, abis itu baru ajak pak RT sama warga lain. Waktu diperiksa jadi saksi gantian, enggak barengan," lanjut Piih.

Sebagai informasi, hingga kini belum dapat dipastikan Matheos yang tewas akibat luka tembak di bagian kepala dari kanan ke kiri melakukan bunuh diri atau tidak.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved