Pilpres 2019

Ruhut Sitompul Nilai SBY Setengah Hati Dukung Prabowo Subianto, Tak Hadir Saat Debat Perdana

Mantan politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setengah hati mendukung Prabowo Subianto

Editor: ade mayasanto
KOMPAS.com/IHSANUDDIN  
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambut Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di rumahnya di Jakarta, Senin (30/7/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Mantan politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku tahu isi hati Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak menghadiri debat perdana pilpres 2019.

Ruhut melihat dari bahasa tubuh Presiden RI keenam itu.

"Saya tahu bagaimana perasaan Pak SBY dan kenapa dia tidak hadir. Karena itu, gestur, mimik itu enggak bisa dibohongi," kata Ruhut Sitompul di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019).

Politsi senior iti menilai SBY terlihat setengah hati mendukung Capres 02, Prabowo Subianto.

"Itu dari saya, kata-kata setengah hati. Tegas saya katakan, setengah hati. Jadi kalau orang bilang dua kaki, enggak," ujarnya.

"Dia setengah hati mendukung Prabowo-Sandi," imbuh Ruhut.

Lebih lanjut, Ruhut meminta anak buah SBY tak perlu berusaha menjadi tameng.

Dia mengungkit video SBY ditinggalkan Prabowo demi menyalami seorang warga negara asing.

"Untuk itu saya ingatkan adik- adik saya kalian cari pembenaran jangan kebangetan. Kasihan Pak SBY, jelas kok. Seolah mereka menuduh dari kami, itu dari TV, wartawan. Kalian-kalian juga. Seolah kita buat-buat film, tidak ada dari kita," tandasnya.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) sebelum melakukan pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018). Partai Demokrat resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra dalam Pilpres 2019.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) sebelum melakukan pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018). Partai Demokrat resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra dalam Pilpres 2019. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin klaim pasangan calon nomor urut 01 itu, unggul dari pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Penasihat TKN Jokowi-Ma'ruf, Romahurmuziy alias Romi menilai jagoannya unggul dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada debat pertama pemilihan presiden 2019. Pertama, Romi menjelaskan Jokowi unggul ketika mempertanyakan isu gender di kepengurusan partai besutan Prabowo, Partai Gerindra.

"Tentang gender dihubungkan dengan komitmen Prabowo dalam kepengurusan partainya ternyata tidak seisi dengan visi-misinya," kata Romi di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2019).

Kedua, Romi mengatakan Jokowi menang dari Prabowo saat membicarakan isu korupsi. Komitmen anti korupsi, menurut Romi, berbanding terbalik dengan kader Partai Gerindra yang mencalonkan enam eks terpidana korupsi.

"Ternyata ketika mencalonkan caleg eks terpidana koruspi ternyata banyak di partai Gerinda. Kita lihat Prabowo sempet kehilangan keseimbangan dengan gimmick menari yang meperlihatkan seperti salah tingkah," ujar Romi.

Mucinkari Penghubung Utama VA dengan Hidung Belang Ditangkap, Avriellia-Fatya Jalani Pemeriksaan

Mucikari Windy Ambil Jatah Rp 20 Juta, Gunakan WhatsApp Khusus

Ketiga, Romy menyatakan Jokowi menang dari Prabowo soal isu kepastian hukum. Ia menilai Prabowo kalah karena saat menanyakan kepastian hukum, Sandiaga Uno malah menjawab terkait isu ekonomi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved