Kisah Petugas Pemadam Fikri Naufal, Bertugas dan Berkarya Lewat Vlog Aksi Damkar di Lapangan

Fikri beralasan, rekaman video itu nantinya ia simpan sebagai arsip dokumentasi aksi para petugas damkar di lapangan.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Fikri Naufal saat ditemui di Kantor Sudin Gulkarmat Jakut, Selasa (22/1/2019) sore. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Akhir 2017, Fikri Naufal sempat bimbang. Dia punya dua cita-cita besar yang selalu terngiang-ngiang di kepalanya.

Dua cita-cita pria kelahiran Jakarta, 31 Maret 1998 itu adalah menjadi seorang fotografer atau videografer dan menjadi seorang petugas pemadam kebakaran.

Saat menimbang-nimbang masa depannya dua tahun lalu, Fikri sudah mengundurkan diri dari Universitas Muhammadiyah Jakarta. Yang dia pikirkan tinggal mana yang harus dipilih dari kedua cita-cita itu.

Keputusan Fikri mulai ia tentukan pada November 2017, ketika dirinya memilih mendaftar sebagai seorang petugas pemadam kebakaran.

Hari pertama di tahun 2018, dirinya sudah terdaftar sebagai seorang Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) di Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara.

"Awalnya saya berhenti (kuliah) karena ngelamar sebagai fotografer di perusahaan. Terus akhirnya saya daftar di pemadam bulan November 2017. Januari saya sudah mulai bergabung," kata Fikri ketika berbincang-bincang di Kantor Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Utara, Selasa (22/1/2019) sore.

Meski tekadnya sudah bulat untuk bertugas sebagai petugas damkar dan dirinya sudah mulai bekerja mulai 1 Januari 2018, kreativitas Fikri soal urusan rekam-merekam momen dengan kameranya belum juga memudar.

Buktinya, sejak September 2018 lalu, setiap bertugas kamera Xiaomi YI 4K Plus selalu terpasang di helmnya.

Kamera itu selalu Fikri bawa ke setiap lokasi kebakaran maupun lokasi-lokasi evakuasi lainnya.

Fikri saat ini tergabung dalam Regu C Penyelamatan Sudin Gulkarmat Jakarta Utara. Setiap bertugas, kamera yang ia pasang di helmnya digunakan untuk merekam aktivitas kawan seregunya dan petugas damkar yang lain dalam memadamkan api maupun melakukan aksi evakuasi.

"Itu saya kerja dari 1 Januari 2018. Kalo untuk videonya, karena saya kan selama itu belum ikut pelatihan jadi saya belum boleh ikut tempur. Jadi saya baru selesai pendidikan bulan Juli abis lebaran, kira-kira itu bulan September baru makai kamera itu," terang Fikri.

Fikri beralasan, rekaman video itu nantinya ia simpan sebagai arsip dokumentasi aksi para petugas damkar di lapangan.

Apabila ada yang menarik, sudah pasti Fikri bakal mengunggahnya di YouTube, dengan editan semacam vlog.

Fikri menceritakan, hobi ngevlognya sudah ia tekuni sejak Januari 2017. Saat itu, ia masih rutin menjadi motovlogger, istilah untuk pemotor yang rutin merekam videonya selama berkendara.

Namun, hobi motovlog sempat Fikri abaikan lantaran ia frustasi dengan antusias warganet yang kurang besar atas konten-konten yang ia sajikan.

"Sebelumnya saya sempat frustasi. Buat apa saya bikin udah modal gede tapi subscribers sama viewersnya dikit," katanya.

Saat sudah terdaftar sebagai petugas damkar, ngevlog kembali ia tekuni. Kali ini konten vlognya lebih menarik, atau seperti kata Fikri "beda dari yang lain".

Fikri menuturkan aksi petugas damkar di lapangan ternyata belum terlalu dilihat banyak petugas damkar di Indonesia sebagai sebuah bahan kreasi.

Peluang yang terbuka lebar pun tak mau Fikri sia-siakan, terlebih ketika hasratnya untuk ngevlog masih ada.

"Saya kira jarang gitu ya firefighter documentary, adanya cuma di luar negeri. Di Jakpus ada Bobi Prasetyo, saya tertarik. Beda dari yang lain," kata Fikri.

Sejak mulai ngevlog kembali Oktober 2018 lalu, sudah sekitar 20 video aksi petugas damkar di lapangan yang diunggahnya ke YouTube.

Sepertinya anggapan Fikri benar adanya terkait konten menarik yang bisa diunggahnya dari merekam kegiatan petugas damkar di lapangan.

Nyatanya, perbandingan jumlah subscribers dan viewers di akun YouTubenya jauh berbeda ketika ia beralih konten dari motovlog ke vlog aksi petugas damkar.

Garong Pemerkosa Pembantu WN Jerman Dituntut 10 Tahun Penjara

"Eh pas di pemadam kebakaran itu kok viewrersnya banyak, subscribers juga. Pertama pas motovlog itu saya stuck di 350 subscribers. Itu 10 bulan ya. Sekarang udah 10.600 an subscribers dari Oktober 2018," ungkapnya.

Saat ini, ada dua video di akun YouTube Fikri Naufal yang paling banyak dilihat.

Pertama, video kebakaran di Kandang Kontainer Tugu, Jakarta Utara, dengan 573 ribu kali ditonton.

Sementara yang kedua, akun YouTubenya berhasil mendapatkan 207 ribu kali tontonan lewat video aksi damkar yang dicaci maki warga saat sedang memadamkan rumah yang terbakar di Koja, Jakarta Utara.

Fikri menambahkan, selain di YouTube, dirinya juga membagikan video aksi petugas damkar di lapangan lewat media sosial lainnya, seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram.

Menurut Fikri, siasat supaya dirinya bisa membuat vlog untuk diunggah ke dunia maya adalah dengan memanfaatkan waktu luang.

Karena, imbuhnya, tidak setiap saat kebakaran terjadi.

"Di pemadam juga kan tidak selamanya ada kebakaran. Jadi saya mengisi waktu luang itu untuk bekerja sambil berkarya. Nyolong-nyolong waktu ngedit kadang di rumah," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved