Pilpres 2019
Sebut Gus Dur Kerap Tak Nyoblos, Alissa Wahid Beberkan Sikap Politiknya di Pilpres 2019, Golput?
Putri Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid menyebut sang ayah sering tak menggunakan hak pilihnya saat pemilu.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartikia H
TRIBUNJAKARTA.COM - Putri Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid menyebut sang ayah sering tak menggunakan hak pilihnya saat pemilu.
Bukan cuma Gus Dur, menurut Alissa Wahid keluarganya juga berperilaku demikian.
Alissa Wahid lantas membeberkan sikap politiknya di Pilpres 2019 yang diadakan 17 April mendatang.
Awalnya Alissa Wahid menerangkan menjadi golput adalah hak warga negara.
Alissa Wahid mengatakan orang yang memutuskan untuk golput, karena tidak menemukan alasan yang tepat untuk memilih salah satu kandidat di pemilu tersebut.
Ia kemudian mengharapkan masyarakat untuk tidak menyalahkan atau merendahkan seseornag yang telah memutuskan golput.
Alissa Wahid meminta masyarakat memberikan alasan yang tepat kepada seseorang yang berniat golput agar kembali menggunakan hak suaranya.
• Grace Natalie Dilaporkan Soal Perda Syariah, Alissa Wahid: Harusnya Fokus ke Diskriminasi
• Cerita Alissa Wahid Soal Pengemudi Betor Sebut Bisnis Ojol Milik Anak Jokowi, Begini Kata Gibran
TONTON JUGA
"Golput itu hak. Hak memilih untuk tidak memilih. Diakui dalam demokrasi.
Orang golput karena tidak menemukan alasan untuk memilih salah satu kandidat.
Pengen agar yang golput jadi tidak golput? Berikan alasan untuk memilih. Bukan dengan menyalahkan/merendahkan golput," tulis Alissa Wahid dikutip TribunJakarta.com dari Twitter, pada Minggu (27/1/2019).
Pernyataan Alissa Wahid itu rupanya mengundang kontroversi.
Saudara perempuan Yenny Wahid itu habis dikritik oleh followernya.
Salah seorang followersnya bahkan menyebut seseorang yang golput bukanlah bagian dari warga negara Indonesia.
• Puji Atlet Asian Para Games 2018, Alissa Wahid Samakan dengan Kehebatan Sinta Nuriyah dan Gus Dur
• Sutopo Derita Kanker Stadium 4 dan Tetap Jalani Tugas, Alissa Wahid Singgung Gerakan Revolusi Mental
"Jangan menuntut apapun dari negara maupun pemerintah jika kelak ada sebuah problem.
Karena yang golput secara hakekat tidak memiliiki pemimpin dan bukan termasuk warga negara,"
Alissa Wahid langsung menanggapi kritikan tersebut.
Ia menyebut tidak ada aturan yang mengatakan orang golput akan kehilangan kewarganegaraannya.
Alissa Wahid menerangkan Gus Dur dan anggota keluarganya yang lain sering tak menggunakan hak suaranya di Pemilu.
• Tagar #RaisaMeetSutopo Ramai, Alissa Wahid: Jeda Indah Menyegarkan di Tengah Nestapa Bangsa
• Resah Sikap Politik Yenny Wahid Disebut Wakili GusDurian, Alissa Wahid Singgung Soal Adu Domba
Namun menurut Alissa Wahid Gus Dur dan anggota keluarganya tetap lah warga negara Indonesia.
"Ndak ada aturan orang kehilangan kewarganegaraannya karena dia tidak nyoblos. Gus Dur berkali-kali tidak nyoblos.
Kami sekeluarga juga berkali-kali.
Dan tetap saja warganegara RI.
Bayar pajak. Ikut merawat Indonesia," tulis Alissa Wahid.
Alissa Wahid lantas membeberkan sikap politiknya di Pilpres 2019.
Ia menegaskan akan mengunakan hak suaranya.
Walau begitu Alissa Wahid tetap menghargai orang-orang yang memutuskan untuk golput di Pilpres 2019.
• Soroti Sikap Politik Alissa Wahid dan Yenny Wahid, Sudjiwo Tedjo: Gus Dur Selalu Bikin Repot
• Barisan Kader Gus Dur Dukung Jokowi, Alissa Wahid Bilang Jaringan Gusdurian Tak Politik Praktis
Ia kemudian berharap para timses dari pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019 mampu meyakinkan masyakarat untuk memilih mereka.
"Saya tidak akan golput di 2019 ini, dengan alasan saya pribadi. Dan saya menghargai hak kawan-kawan yang memilih untuk golput.
Saya berdoa para paslon dan timsesnya mampu meyakinkan publik calon golput untuk memilih mereka," tulis Alissa Wahid.
Jokowi ke Pasar Pakai Juru Foto Dikritik, Alissa Wahid Justru Bagi Pengalaman Saat Dampingi Gus Dur
Presiden Joko Widodo atau Jokowi kerap melakukan rutinitas pagi dengan membaca harga bahan pokok dan pangan.
Jokowi juga kerap mengunjungi beberapa pasar.
Rutinitas paginya itu Jokowi sampaikan melalui akun Twitternya, @jokowi.
"Rutinitas pagi saya adalah membaca angka-angka harga bahan pokok dan pangan: dari harga beras, harga cabai, harga daging, harga sayur, … semuanya. Selain membaca, ya saya datang ke pasar-pasar," tulis Jokowi pada Senin (19/11/2018) malam.
Jokowi menambahkan, tujuan kunjungan pengecekan itu untuk mencocokkan angka laporan dan harga sesungguhnya di lapangan.
"Dengan itulah, kita mencocokkan angka dari laporan dan yang sebenarnya di lapangan," tukas Jokowi.
Namun ada sedikit kritik atau catatan dari beberapa warganet, bahwa baiknya kunjungan itu bisa saja dilakukan oleh paspampres atau ajudan yang tak mengenakan pakaian formal.
Hal itu dinilai lebih jujur, daripada Jokowi datang dengan membawa 'pasukan', sebut saja juru foto.
Usulan tersebut ditanggapi oleh putri mendiang Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid.
• Jokowi Dukung Baiq Nuril Dapat Keadilan, Hotman Paris Pertanyakan Logika Hukum Pihak Terkait
• TERPOPULER: Grace Natalie Dilaporkan Soal Perda Syariah, Alissa Wahid Komentar Begini
• Gerindra Beberkan Calon Wagub DKI Bakal Bertemu Penguji Killer
Follow:
Melalui akun Twitternya, @AlissaWahid, ia menyebut jika Jokowi tak turun langsung, kesempatan membangun hubungan dengan rakyat berkurang.
Ia menjelaskan, turunnya Jokowi ke lapangan harusnya tak sekadar memantau harga, namun juga menampung keluh dan harapan rakyat terkait harga pasar.
Alissa Wahid menilai, dengan cara itu rakyat bisa menyampaikan secara leluasa kepada pemimpinnya sendiri.
Hal itulah yang ia lihat dan alami saat dirinya mendampingi Gus Dur serta sang ibu, Sinta Nuriyah.
"Tetapi dg begitu kehilangan kesempatan bonding dg rakyat. Kan bukan sekadar harga, tapi juga keluh-kesah & harapan rakyat terkait harga itu yg akan bisa keluar dg leluasa ke Pemimpinnya. Itu yg saya lihat saat mendampingi Bapak & Ibu dulu," tulis Alissa Wahid pada Selasa, (20/11/2018).
• Jumlah Enterpreneur di Indonesia Masih Tertinggal dengan Negara Lain di ASEAN