Paman Tega Cabuli Keponakan Kembar Usia 13 Tahun: Seorang Melahirkan Caesar dan Mengerang Kesakitan

Seorang paman tega melakukan rudapaksa terhadap 2 orang keponakan yang merupakan saudara kembar. Seorang melahirkan secara caesar bayi laki-laki.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
ISTIMEWA
ILUSTRASI 

TRIBUNJAKARTA.COM, KALIMANTAN BARAT - Seorang paman tega melakukan rudapaksa terhadap 2 orang keponakan yang merupakan saudara kembar.

Keduanya masih berusia 13 tahun yang sedang duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar.

Peristiwa kejahatan seksual itu terletak di Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Kubu Raya, Kecamatan Batu Ampar.

Satu korban diantaranya sampai hamil, sebut saja korbannya A dan B.

Devi Tiomana (orange) berbincang dengan warga.
Devi Tiomana (orange) berbincang dengan warga. (FACEBOOK/DEVI TIOMANA)

Dikutip dari Tribun Pontianak, Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar Devi Tiomana mengungkapkan bahwa korban yang hamil saat ini telah melahirkan di salah satu Rumah Sakit di Kota Pontianak.

Korban telah melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat, dengan berat 2,6 kg secara caesar.

Sedangkan saudara kembarnya masih berada di Kecamatan Batu Ampar.

Kasus ini, kata Devum terungkap saat korban A yang saat ini telah melahirkan ditanya oleh guru kelasnya.

Sang guru curiga perut anak muridnya semakin hari semakin membesar.

Sang guru pun bertanya kepada A dan melaporkan peristiwa tersebut ke pihak kepolisian.

Mengetahuinya hal itu, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan, dan menanyai korban, serta dilakukan tes kehamilan.

Akhirnya terbongkar seluruh perbuatan bejat sang paman yang melakukan rudapaksa terhadap kedua keponakannya hingga satu di antaranya hamil, dan hari ini telah melahirkan.

Ilustrasi Bayi
Ilustrasi Bayi (Tribunnews.com/Net)

"Kejadian ini terbukanya bulan 12 lalu, si siswi ini ditanyai oleh gurunya, yang merasa curiga karena perutnya korban ini semakin besar, setelah ditanya dan pihak guru melaporkan ke pihak Kepolisian, atas kecurigaan ini, dan dibawa ke Puskesmas untuk di cek, ternyata benar, anak ini sedang hamil," jelas Devi.

Devi menuturkan kedua korban tinggal bersama dengan sang ibu dan pamannya yang berinisial SD (23) serta keluarga yang lain di rumah warisan keluarga sang ayah.

Ayah korban kini tidak dikiteahui keberadaannya.

"Ibunya ada juga tinggal di rumah itu, mereka ini tinggal di rumah warisan dari pihak ayah, lalu ada keluarga mereka yang lain juga. Jadi pelaku dan korban ini memang satu rumah," ungkapnya.

Devi telah menemani korban di rumah sakit, saat korban hendak melahirkan.

"Kasihan si anak ini, kemarin dia di rumah sakit itu meraung-meraung kesakitan, karena anak usia 13 tahun kan masih belum sempurna organ reproduksi dan tubuhnya,"ungkapnya.

Iapun bersyukur, sang korban telah melahirkan sang anak dengan selamat.

Ilustrasi Bayi
Ilustrasi Bayi (thehits.co.nz)

Korban bercerita kepadanya, bahwa korban mengungkapkan bahwa korban masih tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

"Dia ini kemarin tidak paham kalau dirinya hamil, yang taunya perutnya ini kenapa semakin hari semakin besar, dia khawatir dengan perutnya yang besar bukan karena dia tau dia hamil, tali takut ada penyakit lain,"ungkap nya.

Saat ini, korban masih dalam tahap pemulihan secara fisik dan mental.

Korban pun bercerita kepadanya bahwa korban sangat ingin tetap melanjutkan sekolahnya.

"Dia ada bilang, masih pengen melanjutkan sekolahnya,"ungkapnya.

Devi mengungkapkan bahwa, kejadian saat ini, dengan lahirnya sang anak dari korban kedua bukanlah puncak dari kasus ini.

Namun ujian bagi korban akan lebih besar setelah ini.

Oleh sebab itu, pihaknya akan terus melakukan pendampingan terhadap korban agar korban bisa tetap kuat, dan pihaknya juga akan menyiapkan sekolah bagi korban agar tetap bisa lanjutkan pendidikannya.

Mengerang Kesakitan

Siswi SD di Kalimantan Barat, A (13) melahirkan anak laki-laki yang sehat, dengan berat 2,6 kg dan panjang 46 cm.

Proses melahirkan dilakukan dengan cara operasi Caesar.

Kasus kejahatan seksual yang menimpa siswi SD kelas enam ini pertama kali terkuak saat korban A ditanya guru kelasnya yang merasa curiga bahwa perut dari sang siswi semakin hari semakin membesar.

Sang guru pun bertanya kepada A dan kemudian sang guru yang curiga melaporkan hal ini ke pihak kepolisian.

Mengetahui hal itu, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan, dan menanyai korban, serta dilakukan tes kehamilan.

Maka terkuaklah seluruh perbuatan bejat dari sang paman yang mencabuli kedua keponakannya hingga satu di antaranya hamil, dan hari ini telah melahirkan.

"Kejadian ini terbukanya bulan 12 lalu, si siswi ini ditanyai oleh gurunya, yang merasa curiga karena perutnya korban ini semakin besar, setelah ditanya dan pihak guru melaporkan ke pihak Kepolisian atas kecurigaan ini, dan dibawa ke Puskesmas untuk di cek, ternyata benar, anak ini sedang hamil," ungkap Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar Devi Tiomana kepada Tribun Pontianak.

Ia mengungkapkan bahwa kedua korban tinggal bersama dengan sang ibu dan pamannya yang berinisial SD (23) serta keluarga yang lain di rumah warisan keluarga sang ayah.

"Ibunya ada juga tinggal di rumah itu, mereka ini tinggal di rumah warisan dari pihak ayah, lalu ada keluarga mereka yang lain juga. Jadi pelaku dan korban ini memang satu rumah," ungkapnya.

Devi mengungkapkan bahwa dirinya telah menemani korban di rumah sakit, saat korban hendak melahirkan.

"Kasihan si anak ini, kemarin dia di rumah sakit itu meraung-meraung kesakitan, karena anak usia 13 tahun kan masih belum sempurna organ reproduksi dan tubuhnya,"ungkapnya.

Tak Bayar Utang, Perempuan Dipukul, Dirudapaksa hingga Dibakar Pacarnya Sendiri, Ini Kronologisnya

Driver Ojek Online Rudapaksa Penumpang, Ajak Nongkrong di Kafe dan Berpura-pura Mandi

Gadis Berusia 14 Tahun Dirudapaksa Ayah Tiri, Sewa Hotel Melati Rp 200 Ribu Pakai Uang Istri

Iapun bersyukur, sang korban telah melahirkan sang anak dengan selamat.

Korban bercerita kepadanya, bahwa korban mengungkapkan bahwa korban masih tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

"Dia ini kemarin tidak paham kalau dirinya hamil, yang taunya perutnya ini kenapa semakin hari semakin besar, dia khawatir dengan perutnya yang besar bukan karena dia tau dia hamil, takut ada penyakit lain," ungkap nya.

Saat ini, korban masih dalam tahap pemulihan secara fisik dan mental.

Korban pun bercerita kepadanya bahwa korban sangat ingin tetap melanjutkan sekolahnya.

"Dia ada bilang, masih pengen melanjutkan sekolahnya," ungkapnya.

Tidak hanya A yang menjadi korban. SD (23) juga diduga melakukan tindakan tak manusiawi itu kepada ponakannya yang lain inisial B. (TribunPontianak)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved