Muin, Tukang Servis Payung Keliling di Jakarta Utara yang Pernah Jadi Bajing Loncat

Muin (67) sudah empat tahun belakangan mencari nafkah sebagai tukang servis payung keliling. Ia sempat menjadi bajing loncat.

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Muin (67) saat ditemui di rumah kontrakannya di Jalan Kompi Jenggot, RT 01/RW 007, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (1/2/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Muin (67) sudah empat tahun belakangan mencari nafkah sebagai tukang servis payung keliling.

Sebelum menjalani pekerjaannya saat ini, Muin pernah beberapa kali mencari untung lewat beberapa pekerjaan lainnya.

Pria yang akrab disapa Ngkong Muin itu pernah lama menjadi petugas kebersihan. Dia juga pernah belasan tahun menjadi anggota Kelompok Sadar Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Pokdarkamtibmas).

Terakhir, sebelum menjadi tukang servis payung keliling, Muin sempat menjadi tukang abu gosok keliling.

Adapun pekerjaannya sebagai tukang servis payung keliling dilakoninya tanpa pelatihan apapun. Semuanya ia lakukan berbekal keterampilan otodidak.

"Terus pernah lama jadi petugas kebersihan, hampir 30 tahun. Pernah jadi pokdar (kelompok sadar) juga, 15 tahun. Abis saya buta huruf. SD aja nggak lulus. Jadi belajar (servis payung) sendiri, bisa sendiri," beber pria kelahiran Jakarta, 12 Juli 1952 itu, mengawali pembincangan bersama wartawan, Jumat (1/2/2019).

Namun, jauh sebelum menjalani segelintir pekerjaan yang ia sebutkan di atas, Muin ternyata pernah menjadi berandalan.

Dia bercerita, tepatnya tahun 1971 atau ketika ia masih berusia 19 tahun, Muin sempat menjadi bajing loncat (bajilo). Hal itu dilakukannya selama 2 tahun.

Bajilo adalah penjarah yang mencuri barang muatan dari atas kendaraan, seperti truk atau bus yang sedang berjalan.

"Saya pernah jadi bajing loncat. Waktu itu tahun 71 itu," kata Muin sambil menampilkan senyum dari bibirnya.

Tak seperti bajilo yang terkenal belakangan ini, di tahun 1971 itu, bukan besi-besi dari truk trailer yang dicuri Muin.

Menurut Muin, yang waktu itu sering jadi bahan jarahan dia dan bajilo-bajilo lainnya adalah tepung terigu.

Pasalnya, di tahun itu truk-truk milik Bogasari pembawa tepung terigu kerap kali melewati jalanan Jakarta Utara.

Usai menjarah, Muin kemudian bakal menjual berkarung-karung tepung terigu itu supaya mendapatkan rupiah.

"Waktu itu kan sering truk Bogasari lewat. Saya ngambilin (tepung) terigunya dari truk yang lewat aja. Terus dijual," kata Muin di rumah kontrakannya di Jalan Kompi Jenggot, RT 01/RW 007, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.

Kisah Ngkong Muin Tukang Servis Payung Keliling di Jakarta Utara

Siapkan Payung dan Jas Hujan, BMKG Prediksi Sebagian Jabodetabek Hujan Disertai Kilat dan Angin

Hal itu diakui Muin sebagai aibnya. Sekarang, Muin sudah kadung tenggelam dalam usia senjanya dan sudah terlanjur menjalankan pekerjaannya.

Menjadi tukang servis payung keliling bagi Muin adalah satu-satunya jalan supaya dia bisa bertahan hidup.

Bersama istrinya yang mencari uang tambahan lewat berjualan nasi uduk, Muin hanya bisa menjadi laki-laki yang tak menyerah akan kehidupan.

"Mau gimana lagi. Yang penting ada aja pendapatan untuk bertahan hidup," ucapnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved