Waskita Beton Optimistis di Tahun Politik, Jarot Subana: Kita On The Track
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) optimistis di tahun 2019. Kendati disebut-sebut sebagai tahun politik, WSBP percaya diri mampu menggapai target
TRIBUNJAKARTA.COM, LABUAN BAJO - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) optimistis di tahun 2019.
Kendati disebut-sebut sebagai tahun politik, WSBP percaya diri mampu menggapai target 2019.
"2019, kita on the track, dan bahkan kita yakin hingga 2020 mendatang," kata Direktur Utama WSBP Jarot Subana saat berbicara di acara sharing session PT Waskita Beton Precast Tbk bertajuk Gather and be Thankful Together, Minggu (3/2/2019).
Berbekal kinerja 2018, WSBP menargetkan laba bersih 2019 sebesar Rp 1,31 triliun.
Sementara di sisi pendapatan usaha dipatok Rp 9,37 triliun, dan nilai kontrak baru 2019 sebesar Rp 10,39 triliun.
Di sisi lain untuk belanja modal, WSBP mematok angka Rp 922,96 miliar.
Ada lima strategi yang bakal dilakukan WSBP untuk menggapai target tersebut.
Pertama, penguasaan material bahan baku dan peralatan pendukung.
"Kalau mesti bersaing di infrastruktur, kita paling siap," ucapnya.
Menurutnya, WSBP memiliki ketersediaan truk mixer dan quarry.
Quarry merupakan lokasi pertambangan tanah atau batuan yang digunakan untuk keperluan proyek seperti tanah material timbunan dan batu.
Hingga saat ini quarry yang tersebar di Bojanegara (Cilegon), Pasuruan (Lumbang), Rumpin (Bogor), Salatiga (Boyolali) dan Talun (Pekalongan).
"Strategi kedua kita memiliki inovasi produk baru. Kita punya laboratorium beton untuk inovasi produk dan meningkatkan efisiensi," urainya.
Selain itu, ada upaya efisiensi operasional, memperluas pangsa pasar dan peningkatan sistem.

Untuk diketahui, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menutup akhir tahun 2018 dengan hasil yang memuaskan.
Arus kas (cashflow) operasional anak perusahaan Waskita Karya ini disebut meraih surplus Rp 1,1 triliun, dibandingkan 2017 yang minus Rp 2,4 triliun dan di 2016 yang minus Rp 3 triliun.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Keuangan WSBP Anton YT Nugroho mengungkapkan, akhir tahun lalu WSBP menerima pembayaran dari proyek turnkey jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) sebesar Rp1,6 triliun.
Pembayaran termin KBLM sudah terealisasi sebesar Rp 665 miliar, dan Rp 250 miliar di antaranya merupakan pembayaran turnkey.
"Pada 2018, arus kas dari operasional perusahaan surplus. Penerimaan termin yang sudah masuk mencapai Rp 9,8 triliun, lalu kami terima lagi sampai akhir 2018 sebesar Rp 1,6 triliun. Jadi, totalnya sekitar Rp 11,4 triliun," ujar Anton
• Pemkot Depok Tak Beri Bantuan, Warga Patungan Beli Bibit Ikan Buat Situ Pladen
• Angka Penderita DBD Meningkat, Anies Baswedan Sebut RS di Jakarta Siap Melayani
WSBP telah menuntaskan proyek Tol Becakayu yang merupakan proyek turnkey pertama perseroan. Proyek turnkey memiliki margin yang lebih besar dibandingkan non-turnkey. "Namun, sebagai kompensasi, kontraktor harus siap pendanaan sampai proyek selesai," jelasnya.
Saat ini, WSBP masih menyisakan proyek turnkey Cimanggis-Cibitung. Pembayaran termin untuk proyek ini akan terealisasi pada 2019 dengan pembayaran termin sebesar Rp 2,6 triliun.
Sementara itu, rasio posisi utang berbunga terhadap modal WSBP masih sebesar 0,77 kali, masih jauh dari batas yang ditentukan sebesar 2,5 kali. Dengan besaran ekuitas per kuartal III-2018 yang sebesar Rp 7,45 triliun, WSBP masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang besar.
Adapun hingga pertengahan Desember 2018, WSBP berhasil membukukan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp 6,51 triliun atau 99,2 persen dari target nilai kontrak baru sepanjang 2018 yang sebesar Rp 6,56 triliun.