Pilpres 2019
Ucapan Propaganda Rusia Tuai Polemik: Jokowi Dinilai Termakan Informasi Sesat dan Respon Sandiaga
Pernyataan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo yang menyebut adanya tim sukses memakai gaya politik “propaganda Rusia” menimbulkan polemik.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
Karena, menurut Andre, Jokowi dan tim pemenangannya menganggap seolah olah bahwa Pemilu Amerika 2016 lalu dipenuhi kecurangan.
Seakan akan Donald Trump mengalahkan Hilary Clinton menggunakan teknik Propaganda Rusia.
"Kalau kita mendengar pak Jokowi dan anggota TKN secara tidak langsung menjelek jelekan Donald Trump, bahwa ada teknik Propaganda Rusia dalam Pemilu AS. Jokowi bisa bisa merusak hubungan dengan Amerika dan Rusia," katanya.
Menurut Andre, Jokowi sebagai petahana seharusnya justru menjaga hubungan baik dengan negara lain.
Jangan sampai, karena takut kalah, lalu menyerang kubu lawan dengan segala cara tanpa memikirkan akibatnya.
"Jangan sampai karena takut kalah, lalu negara kita jelek, karena menyere-nyeret negara lain, mencari kambing hitam," pungkasnya.
Respon Sandiaga Uno

Calon Wakil Presiden nomor ururt 02, Sandiaga Uno enggan berkomentar banyak mengenai tudingan kubu Jokowi-Ma'ruf bahwa pihak Prabowo-Sandi ingin membenturkan Indonesia dengan Rusia.
Sandiaga enggan menanggapi tudingan terebut karena akan menambah kegaduhan.
"Saya tidak ingin menambah kegaduhan ini, bagi kami pernyataan presiden itu sudah disampaikan. Kita tidak ingin tanggapi," katanya di Kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Selasa, (5/1/2019).
Menurut Sandiaga, sekarang ini lebih baik fokus pada masalah ekonomi. Merancang solusi terhadap sejumlah masalah ekonomi yang terjadi pada masa pemerintahan Jokowi-Maruf.
"Kita ingin fokus pada propaganda ekonomi. Kita ingin bahwa ekonomi menjadi fokus utama pilar utama dari Pilpres ini," katanya.
Sandi mengaku ingin menghadirkan referenum ekonomi bila terpilih pada Pemilu Presiden nanti. Salah satunya yakni menggenjot perekonomian dengan memperluas lapangan kerja.
"Biaya hidup tetap terus stabil tidak membenani dan yang terpenting juga adalah bagaimana pemerintah hadir secara kuat dengan tegas membela rakyat, berjuang dengan rakyat," pungkasnya.
Dinilai Merujuk Fakta Sejarah
