Ribuan Santri Kudus Gelar Aksi Bela Kiai, Desak Fadli Zon Berpolitik Santun dan Beradab
Aliansi Santri Membela Kiai (Asmak) menggelar aksi bela kiai di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, menuntut Fadli Zon berpolitik santun dan beradab.
Ungkapan dalam puisi Fadli Zon telah melukai kaum santri dan para muhibbin dengan mengidentikkan derajat kealiman seorang ulama besar.
Seharusnya, sebagai politikus sekaligus publik figur Fadli Zon menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
“Entah mungkin politisi tersebut tidak pernah mengaji “al adab fauqa al ilm” (adab di atas ilmu), yang selama ini menjadi pedoman dasar bagi seorang santri ketika menimba ilmu di pesantren,” sindir dia.
Fadli Zon seharusnya mengedepankan etika atau adab dalam berpolitik, jika memang semua tujuan politik ini adalah demi membangun bangsa Indonesia lebih baik, lebih maju dan lebih beradab.
Bukan kemudian bermanuver dengan mengkesampingkan akhlak, etika, adab atau perilaku.
“Ketika politisi menghalalkan segala cara dalam rangka merebut kekuasan maka yang menjadi gerakannya bukan lagi nalar pikir yang sehat sesuai koridor agama melainkan nafsu politik yang berlandaskan emosi, sehingga yang muncul adalah hasud, dengki dan ujaran kebencian,” tegasnya.
Ia berharap para politikus mampu memberikan pendidikan politik yang cerdas dan beradab kepada masyarakat.
Agar benar-benar bangsa ini bersatu bukan membelah bangsa ini hanya demi sebuah kepentingan kekuasaan.
“Luka para santri tidak akan redam tanpa ada permintaan maaf dari politisi tersebut kepada syaikhona. Luka itu akan semakin lebar dan semakin dalam ketika Fadli Zon seolah tanpa dosa mencuitkan kata-kata yang selalu memperkeruh bangsa ini,” tegasnya.
Ia meminta Fadli Zon dan kelompoknya berpolitik santun dan beradab kepada masyarakat agar bangsa ini damai dan rukun dalam persatuan dan kebhinnekaan.
Jauhkan diri dari caci maki, hasutan dan ujaran kebencian yang dapat memprovokasi masyarakat.
“Jangan jadikan agama sebagai komoditas politik sehingga bisa terjadi pelecehan dalam beragama,” tegasnya.