Langkah Politik Ahok Masuk PDI Perjuangan: Kesaksian Sahabat, Kader Biasa, Enggan Jadi Menteri
Pilihan politik Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok setelah bebas sudah ditetapkan. Ia memilih menjadi kader PDI Perjuangan.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pilihan politik Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok setelah bebas sudah ditetapkan.
Mantan Bupati Belitung Timur itu memilih bergabung dan menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Sahabat Ahok yang pernah mendampinginya menjadi tatkala memimpin DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, membuat pengakuan.
Djarot membeberkan kenapa PDI Perjuangan menerima Ahok sebagai kader seperti dilansir Tribun Medan dalam artikel: Blak-blakan, Djarot Ungkap Alasan PDIP Langsung Terima Ahok BTP Jadi Kader, Padahal Baru Bebas.
"PDI P adalah partai nasionalis religius yang terbuka bagi setiap warga negara untuk bergabung menjadi anggota. Persyaratannya setia pada Pancasila, NKRI, UUD 45 dan memahami Bhineka Tunggal Ika," ujar Djarot melalui aplikasi whatssap, Sabtu (9/2/2019).
Djarot menjelaskan, Ahok memiliki hak-hak sipil dam politik yang sama dengan warga negara pada umumnya.
"Tenaga dan pikirannya bisa berguna dam bermanfaat untuk membangun bangsa," ungkap dia.
Djarot mengemukakan bergabungnya Ahok ke PDI Perjuangan merupakan keputusan tepat untuk bersama-sama membangun negeri melalui jalur partai politik.
"Beliau bisa berbagi pengalaman dan pengetahuannya untuk mewujudkan good and clean governance guna melayani warga serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Menurut Djarot sosok BTP di dalam PDI Perjuangan hanya anggota biasa dan niatnya bergabung ke partai atas kesadarannya sendiri.
Menurut dia Ahok menjelang perhelatan pemilu tidak aktif berkampanye.
"Beliau ingin jalan-jalan dulu. Refreshing setelah bebas dari kurungan penjara," ucap dia.
Diberitakan sebelumnya Ketua DPP PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, membenarkan Ahok sudah resmi menjadi kader partainya.
"Saya mendapat info, Ahok sudah punya KTA (Kartu Tanda Anggota). Jadi secara administratif sudah tak ada soal," kata Hendrawan melalui pesan singkat, Jumat (8/2/2019).
Sedianya Ahok sudah menjadi kader sejak lama jika ditinjau dari pemahaman ideologi.
Menurut dia, Ahok memiliki pemahaman ideologi Pancasila seperti yang ada di AD/ART PDI-P.
Saat ditanya apakah masuknya Ahok akan menambah dukungan kepada pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019, Hendrawan mengatakan hal itu masih perlu dilihat lagi ke depannya.
"Kami lihat nanti. Kami hanya minta yang bersangkutan sabar, tidak terjebak dalam ketergesa-gesaan dan tidak terburu nafsu," lanjut dia.
Ahok jadi kader PDI Perjuangan di Bali
Kedatangan Ahok membuat riuh Kantor DPD PDI Perjuangan Bali di Jalan Banteng Baru, Renon, Denpasar, Bali, Jumat (8/2/2019) sore.
Dalam kunjungannya Ahok mendeklarasikan dirinya sebagai kader PDI Perjuangan dengan mengenakan jaket warna merah.
Ahok didampingi stafnya Ima Mahdiah dan Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Adi Wijaya alias Aming.
Ia mengaku hanya ingin bersilaturahmi dengan para kader PDIP Bali.
"Main saja," kata Ahok singkat sembari tersenyum dilansir Tribun Bali.dalam judul Nunggu 2 Jam, Ahok Hanya 15 Menit Bertemu Koster di Kantor DPD PDIP Bali, Apa yang Dilakukannya?
Ahok harus menunggu hampir selama dua jam untuk bisa bertemu Ketua DPD PDI Perjuangan Bali yang juga Gubernur Bali, Wayan Koster.
Di saat bersamaan Koster sedang rapat dengan para bupati dan wakil wali kota yang berasal dari PDI Perjuangan.
Ahok ditemani oleh Sekretaris Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) PDIP Bali, Nyoman Adi Wiryatama.
Setelah menunggu, Ahok langsung bertemu dengan Koster dan para bupati dan wakil wali kota dari PDIP itu.
Pertemuan Ahok dengan Koster dan elite PDI Perjuangan Bali hanya kurang lebih sekitar 15 menit.
Setelah pertemuan, Koster yang keluar lebih dahulu menolak memberikan keterangan.
"Nggak, nggak, sama Pak Adi aja," katanya sembari berjalan meninggalkan lokasi.
Hal serupa juga diungkapkan Wakil Bupati Jembrana yang juga Ketua DPC PDIP Jembrana, Made Kembang Hartawan.
Ia mengaku pertemuan hanya diisi diskusi ringan.
"Cuma ngobrol-ngobrol saja, ke DPD ya statemennya," tandasnya.
Hanya kader biasa
Sementara itu, Ahok dalam kesempatan ini mengumumkan dirinya telah resmi masuk PDI Perjuangan.
Ia menjadi kader partai besutan Megawati Soekarnoputri itu sejak 26 Januari 2019 atau dua hari setelah bebas dari penjara.
Ia mengaku sudah lama ingin gabung PDIP.
"Oh sudah dong (dipikirkan secara matang). Saya memang sudah lama menjadi simpatisan di sana," terang Ahok yang terlihat memakai jaket merah.
Ia menyatakan bergabung ke PDI Perjuangan karena sesuai dengan garis ideologi perjuangannya.
"Memang (PDIP) sesuai garis ideologi perjuangan saya," tegasnya.
Hanya saja, Ahok tidak menduduki jabatan apapun di dalam struktur PDIP.
"Saya hanya pegang anggota saja. Saya nggak ambil jabatan,'' katanya.
Ahok tidak duduk dalam struktur dan memilih menjadi kader biasa karena kesibukan.
Hanya saja saat ditanya kesibukan yang dimaksud ia tak merinci.
"Karena saya sibuk," ujarnya.
Kabar Ahok masuk ke PDI Perjuangan sudah terdengar sejak ia masih menjalani hukuman di Rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
PDI Perjuangan partai keempat Ahok.
Ia sebelumnya merupakan kader Perhimpunan Indonesia Baru (PIB), Golkar, dan Gerindra.
Ia memutuskan keluar dari Partai Gerindra saat masih menjabat Wagub DKI, sebelum akhirnya menjadi Gubernur DKI menggantikan Jokowi yang terpilih di Pilpres 2014.
Perjalanan politik Ahok bermula dari Belitung Timur pada 2004.
Kala itu Ahok bergabung dengan PIB dan menjabat ketua DPC.
Dengan kendaraan PIB, ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota DPRD Belitung Timur periode 2004-2009.
Ahok tak lama duduk di DPRD Belitung Timur. Pada 2005, ia maju ke Pilkada Belitung Timur.
Ahok, yang berduet dengan Khairul Effendi, terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Belitung Timur.
Tak sampai menyelesaikan masa baktinya, pada 2007, Ahok mengundurkan diri dan maju dalam Pilgub Bangka Belitung, tapi gagal.
Gagal di Pilgub Bangka Belitung, Ahok kembali maju sebagai caleg dan terpilih jadi anggota DPR RI pada 2009.
Kali ini ia berkendaraan Partai Golkar.
Ia pun duduk di Komisi II DPR sampai kemudian mengundurkan diri menjelang Pilgub DKI 2012.
Menjelang Pilgub DKI 2012, dinamika politik yang sangat liar mengantar Ahok menjadi cawagub pendamping Jokowi.
Menjelang Pilgub DKI, Ahok mengundurkan diri dari Golkar dan maju diusung oleh PDIP dan Gerindra.
Pasangan Jokowi-Ahok lalu menang di Pilgub DKI.
Di kemudian hari, Jokowi maju di Pilpres 2014 berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Karier politik Ahok makin meroket dengan menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Ia kemudian didampingi Djarot Saiful Hidayat sebagai Wagub DKI.
Tunjukkan KTA
Sekretaris Deperda PDIP Bali, Nyoman Adi Wiryatama, pun menyatakan Ahok mendatangi Kantor DPD PDI Perjuangan Bali untuk mendeklarasikan diri bahwa sudah resmi menjadi anggota PDIP.
"Ahok datang mendeclare dirinya sebagai anggota PDIP. Dia sudah tunjukkan kartu anggotanya tadi. Dia sudah resmi anggota PDI Perjuangan," kata Adi setelah Ahok meninggalkan lokasi.
Ketua DPRD Provinsi Bali itu menjelaskan, Ahok sudah menjadi anggota PDIP mulai 26 Januari 2019.
Namun baru dideklarasikan di Bali, kemarin.
Sebagai anggota PDIP, kedatangannya untuk bersilaturahmi dan hal ini juga akan dilakukan ke kantor-kantor PDIP di seluruh Indonesia.
Kantor DPD PDI Perjuangan Bali secara kebetulan menjadi kantor DPD pertama yang dikunjungi Ahok.
Selain mendeklarasikan diri sebagai anggota PDIP, kata Adi Wiryatama, Ahok juga sharing pengalaman termasuk pengalamannya di penjara selama 600 hari.
Pengalaman itu juga telah dituliskan dalam sebuah buku yang berjudul " Kebijakan Ahok".
Buku ini diberikan kepada kader dan elite PDIP Bali sebagai oleh-oleh.
Politikus senior ini senang dengan bergabungnya Ahok ke PDI Perjuangan.
Pihaknya akan mengajak Ahok bersinergi dalam pemenangan PDI Perjuangan pada Pemilu Serentak 2019, khususnya di Bali.
"Tentunya sebagai kader PDI Perjuangan akan kami ajak sinergi dan kita tukar pikiran dengan kita yang sudah lebih lama di sana," katanya.
Dalam pertemuan dengan Ahok, Adi Wiryatama mengaku sempat meminta Ahok untuk menunjukkan Kartu Tanda Anggota (KTA).
Sontak, Ahok menunjukkannya kepada para elite partai yang hadir di ruangan Sekretaris DPD PDI Perjuangan itu.
Selain itu, dia juga yang menyematkan jaket kebesaran PDI Perjuangan kepada Ahok.
Jaket tersebut langsung dipakai Ahok hingga pergi meninggalkan Kantor PDI Perjuangan Bali.
"Yang ngasih jaket kawan dari Jakarta, yang masangkan saya," tutur mantan Bupati Tabanan ini semringah.
Ia juga menegaskan komitmen Ahok yang tidak ingin menjadi pejabat publik, termasuk menteri apabila Jokowi-Ma'ruf terpilih kembali di Pilpres 2019.
"Dia nggak mau jadi menteri," ungkapnya. (Tribun Medan/Fatah Baginda Gorby Siregar/Tribun Bali/Gil/Sui)