Soal Twitt Bos Bukalapak, Gerindra Minta Pendukung Jokowi Tak Perlu Panik Tanggapi Kritikan
Ketua DPP Gerindra Nizar Zahro meminta pendukung Jokowi tidak perlu panik menanggapi kritikan terkait twitter CEO Bukalapak Achmad Zaky.
TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua DPP Gerindra Nizar Zahro meminta pendukung Jokowi tidak perlu panik menanggapi kritikan.
Hal itu dikatakan Nizar menanggapi polemik pernyataan CEO Bukalapak Achmad Zaky.
"Negara demokrasi membuka pintu sebesar-besarnyanya bagi rakyat untuk menyampaikan kritik kepada presidennya," kata Nizar melalui pesan singkat, Senin (18/2/2019)
Menurut Nizar, kepanikan pendukung Jokowi yang menyerang Achmad Zaky dengan gerakan #UninstallBukalapak akhirnya dibalas dengan serangan balik yang dahsyat.
"Tidak butuh waktu yang lama, gerakan #UninstallJokowi dan #ShutdownJokowi dalam tempo sekejap sudah bertengger di posisi terpuncak trending topik dunia," kata Anggota Komisi X DPR itu.
Nizar melihat pendukung Jokowi bergerak menyerang tanpa strategi dan tidak berkoordinasi. Kali ini, katanya, pendukung Jokowi salah total.
"Kritik yg dicuit oleh Achmad Zaky adalah kritik konstruktif berdasarkan data dan fakta. Achmad Zaky adalah pelaku industri 4.0 sehingga sangat menguasai data-data yg terkait. Maka ketika kritik Achmad Zaky mendapatkan serangan dari kubu Jokowi, mayoritas publik lebih memilih membela Achmad Zaky," ujar Nizar.
Beruntung, lanjut Nizar, Jokowi buru-buru memanggil Achmad Zaky ke Istana sehingga ketegangan yang mulai memuncak dapat diredam.
"Perilaku pendukung Jokowi yang gelap mata dan selalu nyinyir terhadap kritik, bisa mempercepat kejatuhan Jokowi. Kubu sebelah terlalu sering membuat blunder. Membuat kesalahan yang diulang-ulang," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada masyarakat untuk menghentikan gerakan uninstall marketplace Bukalapak.
Hal tersebut disampaikan Jokowi setelah dirinya bertemu dengan CEO Bukalapak Achmad Zaky di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).
Jokowi meminta masyarakat untuk bersikap bijak dan matang dalam bersikap melihat peristiwa apapun, termasuk twit Zaky yang menyelipkan kata presiden baru dalam mengkritik rendahnya anggaran R&D di Indonesian.
"Sebab itu, saya ajak hari ini untuk hentikan, untuk setop uninstall Bukalapak," ujar Jokowi yang didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.
Menurut Jokowi, pemerintah dan masyarakat harus mendorong anak-anak muda yang memiliki inovasi dan kreativitas, seperti halnya Zaky yang mendirikan Bukalapak sebagai tempat untuk UMKM menjual produknya secara online.
"Kita juga ingin mendorong UMKM dari offline supaya masuk online sistem marketplace, online sistem. Sehingga kita harus juga mendorong unicorn Indonesia agar memiliki ruang untuk berkompetisi dengan negara-negara lain," paparnya.
Sementara, CEO Bukalapak, Achmad Zaky meminta maaf secara langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).
Achmad Zaky meminta maaf atas cuitannya soal presiden baru dalam mengkritik anggaran R&D yang kecil dibandingkan negara lainnya.
Zaky yang mengenakan batik coklat muda lengan panjang menyampaikan terimakasih kepada Presiden Jokowi karena telah meluangkan waktu untuk mendengarkan penjelasan soal twit tersebut.
"Secara pribadi saya sampaikan maaf kepada bapak dan luruskan juga yang kemarin," ujar Zaky di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).
Pertemuan yang berlangsung sekitar setengah jam, dari pukul 10.30 hingga pukul 11.00 WIB berlangsung secara tertutup di Istana Merdeka, dimana Zaky datang seorang diri.
Jokowi ditemani Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.
Menurut Zaky, pertemuan pada hari ini atas undangan dari Presiden Jokowi dan untuk mengklarifikasi twitnya yang menjadi kontroversi di dunia maya.
"Presiden yang ngundang, saya sudah klarifikasi, waktu nge-twit, saya sudah twit sebelumnya. Cuman di Twitter, kalau sudah viral susah dikendalikan," papar Zaky.
Beberapa hari kebelakang, Zaky menjadi pembicaraan di dunia maya sejak Kamis (14/2/2019), bahkan muncul tagar Uninstall Bukalapak.
Tagar UninstallBukaLapak ramai diperbincangkan di linimasa Twitter pasca CEO Bukalapak, Achmad Zaky mem-posting cuitan yang menyinggung soal "presiden baru".
• Sebut Achmad Zaky Salah, Gibran: Saya Cuma Bilang Bukalapak Udah Ngasih Makan ke Banyak Orang
• Tanggapi Warganet yang Menguninstall Bukalapak, Gibran Rakabuming: Achmad Zaky Memang Salah
Zaky mengkritik anggaran untuk riset dan pengembangan atau research and development (R&D) yang dinilainya masih kecil. Pria asal Solo itu juga memaparkan data pada tahun 2016 yang menunjukkan anggaran R&D Indonesia tertinggal dari negara lainnya.
"Di akhir tweet Zaki menyebutkan soal presiden baru. "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis Zaky dalam cuitan yang sudah dihapus itu.
Ia juga menyebut industri 4.0 itu omong kosong. "Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (merujuk hanya US$ 2 miliar)," tulisnya.
Zacky sendiri sudah meminta maaf atas pernyataan tersebut. Dia mengaku ingin menggarisbawahi pentingnya membangun Indonesia melalui penelitian dan pengembangan ilmiah.
Sedangkan, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin menilai pertemuan antara Jokowi dengan CEO Bukalapak Achmad Zaky, Sabtu (16/2/2019) kemarin, di Istana Merdeka untuk menyelesaikan masalah.
Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto berujar, Jokowi mengapresiasi karya pemuda visioner. Termasuk karya Zaky melalui bisnis startup, Bukalapak. Pertemuan antara Jokowi dan Zaky di Istana Negara, ucap Hasto, diyakini untuk menyelesaikan masalah yang sempat mencuat di sosial media.
"Justru menyelesaikan masalah. Tindakan emosional itu tidak diperlukan dalam memimpin Republik. Jadi Pak Jokowi menunjukkan dengan pertemuan, memimpin negara ini tidak boleh emosi," ujar Hasto di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/2/2019).
Pertemuan kemarin, untuk mengklarifikasi kicauan Zaky di Twitter terkait kicauan 'presiden baru'. Kicauan Zaky juga menyinggung soal anggaran riset dan pengembangan di Indonesia.
Media sosial pun ramai dengan tanda tagar 'uninstall Bukalapak'. Presiden khawatir kicauan itu membawa efek buruk terhadap bisnis e-commerce di Indonesia yang sedang tumbuh pesat.
"Bagi Pak Jokowi enggak ada yang ditakutkan sama sekali, justru semua dirangkul, diapreaiasi karya anak muda Indonesia bermula dari menjadi unicorn," tutup Hasto.