Digitalisasi Arsip Masih Minim, Mendikbud Ingin Studi Banding ke Iran

"Sudah (digitalisasi) tapi masih minim, karena tadi sudah saya sarankan mulai mengadopsi digitalisasi," kata Muhadjir di Bekasi.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
Mendibud Muhadjir Effendy saat meninjau gedung arsip di Bekasi, Senin, (25/2/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, menilai, digitalisasi arsip di instasinya masih minim. Hal itu diungkapkan saat ia meresmikan gedung arsip Kemendikbud di, Jalan Pangkalan 5, Bantar Gebang, Kota Bekasi, Senin, (25/2/2019).

"Sudah (digitalisasi) tapi masih minim, karena tadi sudah saya sarankan mulai mengadopsi digitalisasi," kata Muhadjir Effendy di Bekasi.

Tapi kata dia, kauntentikan arsip juga harus terus dijaga dengan baik, sebab, arsip dalam bentuk fisik juga masih sangat diperlukan guna keperluan hukum di Indonesia.

"Bahwa keautentikan arsip itu masih sangat dibutuhkan di Indonesia terutama yg terkait dengan masalah-masalah hukum, maslah pembuktian tentang perkara," ungkapnya.

Kedepan, pihaknya ingin konsen dalam pengenbangan kearsipan dengan cara melakukan studi banding ke negara-negara yang punya reputasi bagus dalam bidang tersebut.

"Yang saya tau misalnya iran. Iran sangat baik penanganan masalah kepustakaan dan kearsipan sangat canggih sekali," papar Muhadjir.

Dia ingin petugas arsip khususnya di Kemendikbud meningkatkan kemampuan kearsipan dengan memanfaatkan teknologi digital. Sebab, jika masih menerapkan proses pengarsipan yang terbilang konvensional dia khawatir akan ketinggalan jaman.

"Misalnya masalah penyimpanan, perawatan, dan kemudian pendistribusian, pemanfaatan dari arsip itu harus terukur dengan menggunakan piranti-piranti yang modern yang sekarang sudah sangat maju," jelas dia.

Adapun Kemendikbud hari ini baru saja meresmikan gedung arsip baru milik mereka, gedung tersebut merupakan lokasi yang dulunya merupakan gudang proyek buku nasional yang sudah tidak digunakan.

Untuk bagunan gedung arsip yang sudah difungsikan teridir dari dua bangunan, masing-masing luasnya 2100 meter persegi dan 5000 meter persegi. Adapun keseluruhan luas lahan yang ada di lokasi tersebut mencapai kurang lebih 4 hektar.

Mendikbud Resmikan Pusat Arsip yang Dulunya Bekas Gudang Buku Seluas 4 Hektar

Dinas Perpustakaan Pemkot Bekasi Akui Belum Maksimal Kelola Pengarsipan

Sudin Perpustakaan dan Arsip Jakarta Timur Gelar Hari Anak Jakarta Membaca 2018

"Saya ingin nantinya dengan luas lahan yang sangat besar ini tidak hanya digunakan untuk gedung arsip, tapi bisa dibangun untuk tempat-tempat lain," jelas dia.

Sementara itu, Kepala Arsip Nasional, Muatari Irawan, mengatakan, memasuki era digital sudah seharusnya arsip dialihmediakan. Tapi perlu dianalisa terlebih dahulu mana arsip yang layak dan pantas untuk dimusnahkan.

"Saya kira kita memang sudah memasuki zaman teknologi. Arsip harus dialih mediakan, Karna dalam kurun waktu tertentu ada yang bisa dimusnahkan. Karna tidak semuanya harus digitalisasi," jelas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved