Kisah Yeni, Nenek Tukang Sapu Tulang Punggung Keluarga Diupah Rp 30 Ribu Sehari

"Sudah gak dapat sekarang mah. Dulu waktu BLT ya sebutannya mah dapat. Sekarang gak dapat beberapa tahun ini," jelas Yeni.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Ega Alfreda
Yeni (55) seorang nenek yang rela banting tulang menjadi tukang sapu di kawasan elite The Green, BSD City, Tangerang Selatan, Sabtu (2/3/2019) 

Sebab, ada banyak faktor yang menjadikan beberapa warganya belum terdeteksi mempunyai hak mengikuti program PKH.

"Kita sedang minta kopi KTP dan NIK bisa kita lihat sudah masuk basis terpadu apa belum? Kalau sudah kenapa gak dapat? Bisa jadi ada yang tingkat kesejahteraannya lebih rendah dari mereka jadi belum masuk," jelas Wahyu.

Kunjungi Ani Yudhoyono, Anies Baswedan: Proses Penyembuhan yang Dijalani Bukanlah Ringan

Panasnya Liga Inggris Akhir Pekan: Tottenham Vs Arsenal, Prediksi dan Peluang City Salip Liverpool

Penyebab Kebakaran Kapal Muara Baru Akibat Kelalaian Tersangka Saat Mengelas

Faktor lainnya juga kata Wahyu, bisa saja saat rumah keluarga Prasejahtera tersebut disambangi petugas sedang dalam keadaan kosong.

Sedangkan, untuk kuota penerima PKH di Kota Tangerang Selatan sendiri, jelas Wahyu, berjumlah 15.009 kepala keluarga.

"Bantuan pangan non tunai itu Rp 110 ribu perbulan, kemudian ditukar beras dan telor. Lalu ada program keluarga harapan tadi diberi Rp 1.850.000 pertahun yang dibaginya pertriwulan empat kali'," ungkap Wahyu dalam acara sosialisasi program KIP, PKH, dan MeKaar oleh Komunitas Peduli Rakyat Prasejahtera.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved