Saat Presiden Jokowi, Cawapres Maruf Amin dan Menaker Hanif Memberikan Apresiasi Terhadap Sarung
Upaya penetapan 'Hari Sarung' itu akan dilakukan apabila Jokowi terpilih sebagai presiden Republik Indonesia untuk periode 2019-2024
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo akan menetapkan salah satu hari menjadi 'Hari Sarung'.
Pernyataan itu disampaikan pada saat Jokowi menghadiri acara 'Sarung Fest Festival Sarung Indonesia 2019' di Plaza Tenggara Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (3/3/2019).
"Kami akan tentukan setiap hari tertentu dalam satu bulan kita memakai sarung bersama-sama. Mau tidak? Setuju tidak? Bisa seminggu sekali, bisa dua minggu sekali, bisa sebulan sekali. Kita lihat nanti. Nanti lama-lama setiap hari pakai sarung," kata Jokowi.
Upaya penetapan 'Hari Sarung' itu akan dilakukan apabila Jokowi terpilih sebagai presiden Republik Indonesia untuk periode 2019-2024.
Menurut dia, sarung merupakan kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.
"Inilah kekayaan budaya kita yang kita harus tempatkan pada tempat yang paling baik sebagai penghargaan kita atas karya dan produksi setiap provinsi yang berbeda motif berbeda warna memiliki filosofi yang tinggi," kata dia.
Berdasarkan pemantauan, Jokowi menghadiri acara itu bersama dengan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani, dan Ketua Umum Panitia Pelaksana Festival Sarung Indonesia, IGK Manila.

Di kesempatan itu, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut memakai baju kemeja lengan panjang berwarna putih dan kain sarung berwarna merah dari salah satu daerah di Indonesia.
"Sore hari ini saya memakai sarung. Yang lain pakai sarung tidak?" kata dia.
Selama mengunjungi pameran itu, dia melihat, stand-stand yang memasang sarung-sarung dari berbagai daerah di Indonesia. Dia menambahkan, barang yang dijajakan itu menjadi kekayaan budaya.
"Saya tadi melihat dari beberapa provinsi yang kami miliki semuanya memiliki produksi sarung," tambahnya.
Menaker Persilakan Jajarannya Gunakan Sarung Tiap Jumat
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri mempersilakan kepada seluruh jajarannya untuk menggunakan sarung setiap hari Jumat.
Meski begitu, Hanif tidak mewajibkan aturan tersebut.
"Monggo kalau di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan hari Jumat pake sarung itu terserah, saya tidak mewajibkan bersarung tapi kalau mau pake saya persilakan," kata Hanif dalam acara Hari Sarung Nasional di Kemenaker RI, Jakarta Selatan, Jumat (1/3/2019).
Hanif berkelakar, sarung termasuk pakaian yang punya sifat demokratis cukup tinggi. Sebab agar bisa merasakan segar dan adem yang memakainya cukup mengibas-kibaskannya saja.
"Sarung ini termasuk pakaian yang demokratis lho, kan tinggal dikibas-kibas (contohin), seger sudah," kelakar dia.
Dia juga tidak merasa penggunaan sarung dalam kehidupan sehari-hari bisa mengganggu mobilitas pemakainya.
"Nggak lah, mau balapan lari sama aku apa?" kata Hanif sambil berlari untuk mencontohkan.
Menurutnya, sarung dulu identik dengan santri, alat perlengkapan ibadah dan punya citra "kampungan", kini tidak lagi berlaku.

Sebab sarung bisa dijadikan sebagai pilihan fashion dalam segala aktivitas. Sarung juga tidak lagi identik dengan orang tua, kaum milenial pun bisa menjadikan sarung sebagai opsi pakaian untuk tetap tampil keren.
Apalagi, Indonesia kaya dengan corak khas kain sarung dari berbagai macam budayanya. Hal ini bisa jadi potensi ekonomi sekaligus budaya yang membanggakan.
"Jadi artinya kita harus keluarkan dari citra yang negatif citra yang dianggap mewakili kelompok tertentu. Ini untuk semua orang karena budaya nasional kita," tegas dia.
Untuk itu Hanif berharap budaya memakai sarung dalam aktivitas sehari-hari bisa terus di jaga, sehingga secara tidak langsung bisa memberdayakan para perajin sarung, dan membuka lapangan kerja baru.
"Kita berharap budaya sarung ini makin tua di Indonesia dan tentu secara ekonomi dan lapangan kerja juga memberikan dampak positif," pungkasnya.
Ma'ruf Amin Identik dengan Sarung
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin bercerita mengenai sarung yang akrab dengan kesehariannya.
Ya, sarung bisa dikatakan setia menemani setiap penampilannya.
Sarung kerap dikenakan Ma'ruf Amin setiap beraktivitas sehari-hari.
Disampaikan Ma'ruf saat menghadiri Deklarasi Santri Ngariung (Sarung) dan silahturahmi para ulama se-Jawa Barat di Pondok Pesantren Baitul Arqom Pacet, Kabupaten Bandung, Sabtu (19/1/2019) malam.
Ma'ruf mengaku kerap ditanya kenapa kerap mengenakan sarung di acara-acara resmi yang dihadiri. Ia pun ditanya, jika terpilih jadi wakil presiden periode 2019-2014 apa tetap mengenakan sarung.
• Kawanan Begal Kembali Diringkus Polisi di Depok
• Masih Marak Pedagang yang Berjualan di Atas Trotoar Sekitar Stasiun Tanah Abang
• 5 Fakta Kecelakaan Bupati Demak di Tol Batang-Semarang: Sopir Truk Kabur, Muhammad Natsir Dirujuk
• Mikha Tambayong Setia Mendampingi Jenazah Sang Ibu

"Saya ditanya, Kiai, kalau jadi wakil presiden apa tetap pakai sarung?" tutur Ma'ruf mengawali ceritanya.
Di hadapan ribuan santri, ucap Ma'ruf, dirinya akan tetap menggunakan sarung.
"Sepanjang tidak dilarang, saya akan terus pakai sarung, sampai kapanpun," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengungkapkan, saat bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pun tetap menggunakan sarung. Ia tak ingin menghilangkan jati dirinya sebagai santri dan ulama.
"Santri itu harus punya optimistisme, semangat. Bahwa santri itu bisa jadi apa saja. Bisa jadi Kiai, bisa jadi saudagar, karena banyak saudagar dari santri yang sukses. Bisa jadi pejabat, bisa jadi Bupati, Wakil Bupati, Gubernur," katanya. (Tribunnews.com)