Ayah Siswa SMP yang Tersetrum Ungkap Kenangan Terakhir Bersama Sang Anak
Rafli Ramadhani Putra (14) yang tewas usai tersetrum dikuburkan Selasa (5/3/2019) sore di Blok A1, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper, Cilincing.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Rafli Ramadhani Putra (14) yang tewas usai tersetrum dikuburkan Selasa (5/3/2019) sore di Blok A1, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Semper, Cilincing, Jakarta Utara.
Sore ini, keluarga serta kerabat Rafli berkabung di pemakaman Rafli, begitu juga teman-temannya.
Beberapa anggota keluarga Rafli terutama ayahnya Jaenal mengikuti prosesi pemakaman dengan khusyuk.
Jaenal sengaja turun ke liang lahat untuk membopong jenazah anaknya ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Seusai pemakaman, Jaenal tampak murung ketika dihampiri wartawan. Dengan bajunya yang sudah dipenuhi tanah merah pemakaman, Jaenal menjawab dengan suara lirih lontaran pertanyaan yang diajukan.
Jaenal tak mau bicara panjang lebar, ia hanya menjawab sesingkat mungkin dan seadanya.
Bagi Jaenal, Rafli adalah sosok yang selalu mendengarkan pesan orang tua.
Rafli juga selama ini dikenal Jaenal sebagai anak yang rajin beribadah.
"Dia itu anaknya baik, rajin solat, suka baca Al-Quran," kata Jaenal singkat.
Jaenal mengaku tak menyangka anaknya itu bisa tewas lantaran tersetrum di dekat sekolahnya, SMP At-Taufiq, Jalan Kebantenan I, RT 07/RW 07, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara.
Yang Jaenal tahu, anaknya itu tadi pagi sedang jajan sebelum jam pelajaran dimulai.
"Saya nggak ada kepikiran sampe jauh-jauh itu nggak ada," ucap Jaenal.
Hal terakhir yang Jaenal ingat dari Rafli adalah bagaimana ketika tadi pagi anaknya itu pamit.
Dengan mengenggam tangan Jaenal dan mengayunkannya untuk ia cium, Rafli pamit berangkat sekolah.
Ternyata pamitnya Rafli untuk berangkat sekolah menjadi pamitnya Rafli untuk selama-lamanya.
"Saya terakhir komunikasi tadi pagi. Dia tadi pagi salim, pamitan sebelum dia berangkat sekolah," kata Jaenal.
Jaenal juga mengaku sudah ikhlas dengan kepergian Rafli untuk selamanya. Dirinya pun tak mau menempuh upaya hukum apapun atas kematian anaknya.
Diberitakan sebelumnya, insiden berawal saat korban Rafli dan temannya Heru sedang berangkat sekolah dan bermain banjir-banjiran.
Akibat bercanda di tengah banjir, Rafli tiba-tiba terjatuh ke saluran air di gang tersebut. Rafli yang kehilangan keseimbangan mencoba menggenggam pagar besi di rumah seorang warga.
Rafli tidak sadar bahwa di pagar rumah itu ternyata ada aliran listriknya.
Diduga, Rafli tersetrum aliran listrik yang berasal dari tiang lampu yang diikat dengan kawat besi di pagar tersebut.
Melihat temannya tersetrum, Heru pun berupaya membantunya. Heru mencoba menggenggam dan menarik tangan Rafli hingga keduanya tersetrum.
• Polisi Duga Penyebab Siswa SMP At-Taufiq Tersetrum Listrik Tiang Lampu Penerangan
• Sejumlah Titik di Ibu Kota Sempat Tergenang Air, Begini Respon Anies Baswedan
Warga yang melihat hal itu panik dan memberitahu pihak sekolah. Lalu, guru olahraga Cecep langsung bergegas menuju ke lokasi tempat dua siswanya tersetrum.
Nahas, ketiganya malah tersetrum dan terjatuh di dekat got tersebut. Mereka sempat tergeletak dan tak sadarkan diri beberapa saat di lokasi itu.
Warga sekitar pun bergegas mengevakuasi ketiganya. Satu per satu korban dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi tak sadarkan diri.
Ketiganya lantas dilarikan ke RSUD Cilincing untuk mendapatkan perawatan. Sayang, nyawa Rafli tak terselamatkan akibat insiden tersebut.