Tribun Wiki

Dugaan Pakai Narkoba hingga Diciduk Polisi, Ini Profil dan Kesaksian Aktivis 98 Terkait Andi Arief

Di balik penangkapan dramatis di Hotel Peninsula itu, siapa sebenarnya Andi Arief?

Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Ilusi Insiroh
Kolase TribunJakarta/Istimewa
Andi Arief ditangkap karena diduga konsumsi narkoba. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Siapa yang menyangka, sosok kritis yang aktif di jalur oposisi pemerintahan bisa terciduk polisi lantaran diduga mengonsumsi narkoba jenis sabu.

Andi Arief, Wasekjen Partai Demokrat digrebek polisi di Hotel Peninsula, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019) pukul 18.30 WIB.

Kabar pencidukan itu sontak mewarnai media massa dan daring.

Awalnya, kabar tersebut beredar pada foto diduga kamar yang digunakan Andi Arief untuk mengonsumsi sabu.

Terdapat sedikitnya tiga buah foto yang beredar memperlihatkan kondisi kamar hotel yang berantakan.

Kondisi kamar hotel yang diduga jadi lokasi penangkapan Andi Arief, pada Senin (4/3/2019).
Kondisi kamar hotel yang diduga jadi lokasi penangkapan Andi Arief, pada Senin (4/3/2019). (Istimewa)

Pada foto kedua tampak di sebuah meja kayu terdapat beberapa botol minuman, sebungkus rokok, sedotan, hingga plastik kecil yang diduga sebagai tempat bekas menyimpan narkoba.

Tak cuma itu tampak juga selembar uang Rp 20 ribu dan sekotak kondom.

agsga
 Kondisi kamar hotel yang diduga jadi lokasi penangkapan Andi Arief, pada Senin (4/3/2019) (Istimewa)

Pantauan TribunJakarta.com kondisi closet duduk yang ada di kamar hotel tersebut terlihat dibongkar.

bsdgdh
  Kondisi kamar hotel yang diduga jadi lokasi penangkapan Andi Arief, pada Senin (4/3/2019)(Istimewa)

Andi Arief Positif Konsumsi Sabu, Sandiaga Uno Beri Tanggapan Begini

Andi Arief Terpapar Narkoba, Dahnil Anzar Bicara Empati: Harus Dibantu Bukan Dimusuhi

Andi Arief Ditangkap, Fahri Hamzah Sindir Partai Sebelah Jadi Bandar, Fadli Zon Beri Reaksi Ini

Akhirnya, setelah kabar tersebut lalu lalang di media, pada Senin (4/3/2019) Humas Mabes Polri buka suara: Andi Arief positif gunakan sabu.

Hasil positif itu didapatkan dari tes urin terhadap Andi Arief. Urin politisi itu benar mengandung methamphetamine, atau jenis sabu.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol M Iqbal menyebutkan, pihaknya mengamankan alat hisap sabu (bong) yang diduga digunakan oleh aktivis reformasi itu.

"Kami melakukan penyitaan terhadap beberapa barang bukti yang diduga seperangkat alat untuk menggunakan narkotika," ujarnya di Divhumas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo No 3, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Namun sampai saat ini, pihak kepolisian sendiri masih melakukan pemeriksaan intensif dan belum menetapkan 'anak buah' SBY itu sebagai tersangka.

"Ada mekanismenya, dalam proses penegakkan hukum di narkoba ini 3x24 jam. Jadi sampai saat ini masih terus kami periksa," ucapnya.

Di balik penangkapan dramatis itu, siapa sebenarnya Andi Arief?

Profil Andi Arief

Diwartakan Tribun Makassar yang mengolah berbagai sumber, Andi Arief adalah seorang politikus Partai Demokrat sekaligus aktivis era 98.

Ia tercatat menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak 2015.

Pada masa kepemimpinan Presiden SBY, Andi Arief pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam dari tahun 2009 hingga 2014.

Semasa muda, ia dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi.

Ia aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada pertengahan dekade 1990-an.

Ia bahkan sempat tercatat senagai ketua SMID pada 1996.

Namun rupanya, tindak tanduk Andi Arief saat itu menjadi duri untuk rezim Orde Baru pada 1998.

Rezim Orde Baru pun meminta Prabowo Subianto, yang saat itu menjabat Danjen Kopassus, untuk melenyapkannya.

Andi Arief
Andi Arief (TRIBUNJATENG.COM)

Andi Arief tak sendiri. Kala itu ia masuk dalam deretan target lainnya, yakni Desmond Junaidi Mahesa, Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang, Faisol Reza, Rahardjo Walujo Djati, Nezar Patria, Aan Rusdianto, dan Mugianto.

Selain itu terdapat pula aktivis Herman Hendrawan, Petrus Bima, dan seniman teater rakyat Widji Thukul.

Total orang yang diculik kala itu mencapai sekira 13 orang. Hal itu diketahui melalui laman pribadi Prabowo Subianto, yang dikelola oleh Gerindra untuk pencalonan presiden tahun 2014.

Penculikan ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu menjelang pemilu Mei 1997, menjelang pelaksanaan sidang MPR pada bulan Maret 1998, serta tepat menjelang pengunduran diri Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.

Terkait penculikan ini, Prabowo Subianto sendiri mengaku bahwa ia memang memerintahkan Tim Mawar untuk menculik sembilan orang aktivis.

Dari Andi Arief dan delapan aktivis itu, menurut laman info Prabowo, sudah dilepaskan kembali seluruhnya.

Sebut Prabowo jenderal kardus

Meski sempat punya hubungan masa lalu yang suram, Andi Arief berkoalisi dengan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Namun, di tengah perjuangan bersama itu, ia sempat berkonflik dengan Prabowo Subianto.

Andi Arief dengan lantangnya menyebut bahwa Prabowo Subianto adalah jenderal kardus.

Kolase: Andi Arief, Prabowo dan Sandiaga Uno
Kolase: Andi Arief, Prabowo dan Sandiaga Uno (Kolase Tribunnews.com)

Pernyataan itu ia lontarkan melalui akun Twitternya, setelah batalnya pertemuan antara Prabowo dan Ketua Umum Partai Demokrat, SBY pada 8 Agustus 2018 lalu.

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghatgai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus," demikian ditulis Andi Arief melalui akun Twitter @AndiArief_, Kamis (8/8).

Kicauan itu sempat membuat kaget publik. Banyak pihak yang sontak menyoroti kondisi kubu 02.

Hoaks surat suara 7 kontainer tercoblos

Sebagai 'aktivis' media sosial, kontroversi yang dibuat Andi Arief tampaknya tak selesai dari penyematan Jenderal kardus saja.

Pada awal Januari 2019, ia sempat membuat heboh jagat Twitter setelah mengicaukan adanya 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos.

Namun, pesan yang tercantum bukan menjustifikasi. Ia justru meminta adanya pengecekan kabar tersebut.

"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar," demikian twit Andi Arief.

Dilansir dari Tribunnews, Andi Arief mengatakan, informasi yang diunggah melalui akun Twitter-nya hanya permintaan agar kabar yang beredar itu dicek kebenarannya.

"Saya mengimbau supaya dilakukan pengecekan," ujar Andi Arief ketika dikonfirmasi, Kamis (3/1/2019).

Menurut dia, hal tersebut sudah jelas tertulis dalam twit yang dia buat.

Dia menyayangkan ada pihak-pihak yang justru menudingnya sebagai penyebar hoaks.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri memastikan kebenaran kabar tersebut. 

Akhirnya KPU menegaskan, kabar tersebut adalah hoaks.

Kesaksian rekan seperjuangan tentang Andi Arief

Sementara itu, rekan seperjuangannya dulu sesama aktivis 1998, Budiman Sudjatmiko memberikan tanggapannya terkait kasus yang menjerat Andi Arief itu.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin itu bahkan membocorkan perilaku Andi Arif semasa kuliah bersamanya.

Awalnya Budiman Sudjatmiko mengaku merasa prihatin dengan tertangkapnya Andi Arief karena kasus narkoba.

 Andi Arief Ditangkap Terkait Narkoba, Polisi Beberkan Fakta Soal Kloset Terbalik di Kamar Hotel

 Rampung Dini Hari, Manajemen Menara Peninsula Sebut Penangkapan Andi Arief Berjalan Sekitar 5 jam

Andi Arief dan Budiman Sudjatmiko
Andi Arief dan Budiman Sudjatmiko (Istimewa/ Tribunnews)
Ia mempertanyakan apa nikmatnya narkoba kepada Andi Arief, ketimbang melakukan diskusi-diskusi yang biasa keduanya lakukan.

"Apa sih nikmatnya narkoba, ndi?

Bukankah lebih nikmat berdiskusi ide-ide besar buah pikir orang-orang besar & KITA SENDIRI serta mewujudkannya dalam masyarakat?

Kamu sudah memilih jalanmu dengan memilih jenis teman macam apa di sekitarmu. Sedih & moga-moga tuduhan itu tidak benar," tulis Budiman Sudjatmiko di Twitter, Senin (4/3/2019).

Selain itu dalam kicauannya di Twitter, Budiman Sudjatmiko juga membocorkan perilaku Andi Arief semasa kuliah.

Budiman Sudjatmiko mengatakan 25 tahun yang lalu dirinya dan Andi Arief kerap berdebat di indekost di wilayah Universitas Gadjah Mada.

Ia mengatakan saat itu Andi Arief merencanakan banyak hal besar demi masa depan Indonesia.

 Diciduk Polisi karena Pakai Narkoba, Arief Poyuono Sebut Andi Arief Korban Gagal Pemerintah Jokowi

 Respons Divisi Komunikasi Demokrat Terkait Penangkapan Andi Arief karena Diduga Pakai Narkoba

Budiman Sudjatmiko menjelaskan ia tetap berusaha berjuang, namun Andi Arief justru memilih teman yang salah.

"Bukan berujung begini saat 25 tahun lalu kita berdebat di kost-kostan di Sendowo UGM, saat kita merencanakan banyak hal besar untuk Indonesia kan?

Aku berusaha tetap di jalanku, tapi kamu memilih teman-teman yang tak pernah bertaruh nyawa bersamamu. Mereka datang saat nikmat," kata Budiman Sudjatmiko.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved