28 Tahun Setia Mengajar di Sekolah Rawan Banjir, Zaini: Kuncinya Hanya Keikhlasan Hati
Dirinya mengatakan jika pada tahun 1991 tidak digaji karena memang secara ikhlas membantu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - 28 tahun mengajar di MI Nurul Iman yang rawan banjir, Zaini mengungkapkan jika kuncinya hanya keikhlasan hati.
Zaini (52) adalah Kepala Sekolah di MI Nurul Iman, Cawang, Jakarta Timur sejak tahun 1991.
MI Nurul Iman merupakan sekolah dasar islam yang tahun ini hanya memiliki sekitar 53 siswa.
Sekolah tersebut berada tidak jauh dari aliran arus Kali Ciliwung.
Sehingga ketika air kali meluap, bagian bawah sekolah dengan bangunan 2 lantai tersebut akan terendam.
Awalnya, Zaini hanyalah guru yang secara sukarela mengajar di MI Nurul Iman.
Dirinya mengatakan jika pada tahun 1991 tidak digaji karena memang secara ikhlas membantu kegiatan belajar mengajar (KBM).
• Keluarga Sebut Agus Lihat Rekan Kerja Mencuri Sebelum Tewas Diduga Bunuh Diri
"Tahun 1991 saya masuk sini awalnya dari sukarela. Saya sudah lama dengar kalau sekolah ini kekurangan tenaga pengajar. Selang berapa lama akhirnya saya mengajar baru di gaji," kata Zaini kepada TribunJakarta.com, Rabu (13/3/2019).
Pada tahun 2016, akhirnya Zaini diangkat menjadi Kepala Sekolah.
Sehingga saat musim hujan tiba, lalu kawasan tersebut banjir, dirinya bertanggung jawab memikirkan cara agar para siswanya bisa tetap belajar.
Rumahnya yang terletak di Gang Karomah, Cililitan, Jakarta Timur sebagai tempat belajar semantara bagi para siswa kelas 4, 5 dan 6, sementara kelas 1, 2 dan 3 diliburkan.
Selain jumlah siswa yang hanya 53, MI Nurul Iman hanya memiliki 6 tenaga pengajar termasuk Zaini dan satu dari Guru Negeri.
Ia mengungkapkan jika di luar Guru Negeri tersebut, kelima guru lain termasuk dirinya hanya di gaji sebesar Rp 500-750 ribu.
Lebih lanjut, ia berkata jika gaji tersebut tidaklah cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Namun, dirinya tidak ingin pula meninggalkan para siswanya dengan mengajar di sekolah lain.
• Sering Libur Akibat Banjir, Murid MI Nurul Iman Cawang Tetap Semangat Belajar
"Guru di sini di luar yang PNS itu sekitar Rp 500-750 ribu. Saya kebantu dari dana sertifikasi guru untuk kehidupan setiap bulannya sekalipun dana tersebut keluarnya sekitar 3 sampai 4 bulan sekali. Saya juga cari sampingan dengan mengajar privat. Walaupun gaji di sini kecil, kuncinya cuma ikhlas yang bisa buat saya bertahan dari tahun 1991 itu. Ikhlas ngajar anak-anak di sini. Karena ikhlas kan tidak ada tolak ukurnya. Apalagi liat semangat anak-anak mau sekolah. Kalau di sini banjir, rumah mereka itu juga banjir tapi semangatnya luar biasa," jelasnya.
Saat ini, untuk bayaran SPP di MI Nurul Iman sebesar Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.
Semua biaya ini disesuaikan tergantung kondisi ekonomi keluarga dari tiap siswa.
Namun, bagi siswa penerima KJP akan dikenakan SPP sebesar Rp 130 ribu perbulannya.