Pilpres 2019
Jarak 01 dan 02 Menipis di Survei Kompas, Yunarto Ingatkan 2 Hal, Fahri Hamzah: Permainan Selesai
Dahnil Anzar dan Yunarto Wijaya mengomentari hasil survei terbaru Litbang Kompas melalui masing-masing akun Twitter pribadinya.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Ilusi Insiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak dan Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengomentari hasil survei Litbang Kompas soal elektablitas kontestan Pilpres 2019.
Tak hanya itu, Politikus senior, Fahri Hamzah juga turut menanggapi hasil survei Litbang Kompas.
Dahnil Anzar Simanjuntak dan Yunarto Wijaya mengomentari hasil survei terbaru Litbang Kompas melalui masing-masing akun Twitter pribadinya.
Yunarto Wijaya ikut berkomentar tentang hasil survei elektabilitas Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno setelah melihat kicauan Dahnil Anzar Simanjuntak.
Hasil survei terbaru Litbang Kompas pada 22 Februari 2019 sampai 5 Maret 2019 sendiri menunjukkan bahwa jarak elektabilitas pasangan Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno semakin tipis.
Berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas pasangan nomor urut 01, Jokowi-Maruf Amin berada di angka 49,2 persen.
Sedangkaan untuk pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga Uno berada di angka 37,4 persen.
• Garam Laut atau Garam Meja yang Lebih Sehat untuk Dikonsumsi? Simak Penjelasannya!
• Kabar Terbaru Transfer Persib Bandung, Rumor Pemain Asal Korea Selatan Bakal Isi Kuota Asia Menguat
Dikutip dari Kompas.com dalam artikel: Survei Litbang "Kompas": Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 37,4 Persen, survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.
Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.
Pada survei Litbang Kompas sebelumnya, Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Ma'ruf. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.

"Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen," tulis Bambang.
Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa meski penurunan angka elektabilitas Jokowi-Ma'ruf terlihat sedikit, tetapi memberikan pengaruh signifikan pada jarak keterpilihan.
Litbang Kompas juga melakukan survei pilihan capres dan cawapres berdasarkan usia pemilih, dengan hasil sebagai berikut:
Gen Z/pemilih pemula (<22):
Oktober 2018: Jokowi-Ma'ruf:39,3 persen
Prabowo-Sandiaga: 44,8 persen
Rahasia: 15,9 persen
Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf:42,2 persen
Prabowo-Sandiaga: 47,0 persen
Rahasia: 10,8 persen
Millenia muda (22-30):
Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf: 43,3 persen
Prabowo-Sandiaga: 42,4 persen
Rahasia: 14,49 persen
Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf: 49,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 41,0 persen
Rahasia: 9,9 persen
Millenia matang (31-40):
Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:39,3 persen
Prabowo-Sandiaga: 44,8 persen
Rahasia: 15,9 persen
Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf:46,6 persen
Prabowo-Sandiaga: 39,7 persen
Rahasia: 13,7 persen
Gen X (41-52):
Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:51,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 34,4 persen
Rahasia: 14,5 persen
Maret 2019: Jokowi-Ma'ruf: 51,4 persen
Prabowo-Sandiaga: 36,0 persen
Rahasia: 12,6 persen
• Survei Litbang Kompas Ibarat Petir Gundala untuk Jokowi-Maruf, Mantan Politikus Golkar Kasih Usulan
• Bangun Infrastruktur di Ibu Kota, Gubernur Anies Bakal Ubah Jalur Perlintasan Sebidang Kereta Api
• Jadwal Lengkap Timnas U-23 Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2020, Live RCTI
• Tokoh NU Sampaikan Kekhawatiran Jika Prabowo Menang, Sandiaga Jawab Begini
• Tsania Marwa Cekcok dengan Atalarik Syah: Kronologi hingga Persoalan Harta Gono Gini
Baby boomers (53-71)
Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:58,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 27,1 persen
Rahasia: 14,8 persen
Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf:48,9 persen
Prabowo-Sandiaga: 34,6 persen
Rahasia: 16,5 persen
Silent gen (71+)
Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:47,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 31,1 persen
Rahasia: 21,8 persen
Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf: 65,4 persen Prabowo-Sandiaga: 19,2 persen
Rahasia: 15,4 persen
• Serunya Main di Taman Potret di Tengah Hiruk Pikuk Tangerang, Ada Wifi dan Patung Instagramable
• Link Live Streaming Super Soccer TV Garuda Select vs Huddersfield U-18, Tayang Pukul 20.00 WIB
• Beberkan Kesan Lihat Sosok Syahrini, Penyanyi Hollywood Austin Mahone Alami Kekecewaan Karena Ini
Melalui akun Twitternya, Dahnil Anzah menanggapi hasil survei Litbang Kompas.
Dalam kicauannya, Dahnil Anzar mengajak relawan Prabowo-Sandiaga uno untuk tidak lengah.
Dahnil Anzar juga mengajak relawan Prabowo-Sandiaga Uno untuk menebar kampanye positif.
Selain itu, Dahnil Anzar juga menyebut bahwa ada kepanikan dikubu lain terkait hasil survei tersebut.
"Dengan trend Survey sprt ini pantas kepanikan menyeruak diruangan sana, sehingga semua upaya dilakukan. Sobat relawan jangan lengah, tetap tebar kampanye positif. Jagain TPS sampai kecamatan dst. Gelombang perubahan tdk bisa dibendung," tulis Dahnil Anzar, Selasa (20/3/2019).
Kicauan Dahnil Anzar itu lantas mendapat tangapan dari Yunarto Wijaya.
Lewat kicauannya, Yunarto Wijaya menyinggung soal hasil survei internal kubu Prabowo-Sandiaga Uno.
"Bukannya menurutmu survei internal prabowo dan nyalip? " tulis Yunarto Wijaya membalas cuitan Dahnil Anzar.
Dahnil Anzar pun menanggapi cuitan Yunarto wijaya.
"Betul survey Internal sudah nyalib," cuit Dahnil Anzar.
Rupanya, Yunarto Wijaya tak berhenti mencuitkan soal hasil survei tersebut.
Yunarto Wijaya seolah menyindir kubu yang mendadak percaya dengan hasil survei Litbang Kompas.
"Mendadak timsesnya percaya sama hasil survei kompas... :)))" tulis Yunarto Wijaya.

"Buat yg ngerasa jagoannya bahaya berdasar survei litbang @hariankompas ya kerja lbh giat, bukan cari2 kesalahan survei.. Buat yg ngerasa jagoannya naik di survei kompas n bakal menang, jagoan anda itu masih kalah dua digit n waktu hanya 1 bulan... Ayo ilmiah dikit," tambahnya.
Di sisi lain, Fahri Hamzah juga turut mengomentari hasil survei Litbang Kompas.
Dalam tanggapannya, Fahri Hamzah menyinggung soal silent majority, istilah yang disematkan kepada orang-orang pasif dalam menyuarakan pendapat.
"Permainan sudah selesai.... Silent Majority sudah memutuskan," tulis Fahri Hamzah.
