Kamsari Hampir 50 Tahun Jual Air Bersih Keliling di Jakarta: dari Harga Rp 150 hingga Rp 3.000

Menjadi penjual air bersih keliling di Jakarta sudah dilakoni Kamsari hampir selama 50 tahun. Dia sudah keliling kawasan Kapuk

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Elga Hikari Putra
Kamsari (70) yang telah hampir 50 tahun berjualan air keliling di Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (22/3/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM‎, CENGKARENG - Kamsari (70) tengah mengisi air bersih ke jerigen-jerigen berwarna biru yang ada di gerobaknya.

Kerutan di wajahnya sama sekali tak membuatnya lelah kendati telah berusia lanjut. 

Menjadi penjual air bersih keliling di Jakarta sudah dilakoni Kamsari hampir selama 50 tahun.

Selama periode itu, ia setiap harinya selalu berkeliling di kawasan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

"Saya sudah dari belum nikah jadi tukang air. Sekarang umur saya sudah 70 tahun, ya kira-kira 45 tahunan lah saya jadi tukang air keliling," kata Kamsari memulai perbincangan dengan TribunJakarta.com, Jumat (22/3/2019).

Kamsari bercerita saat awal menjadi tukang air keliling, seingatnya satu jerigen air masih seharga Rp 150 perak. 

Kini, harga satu jerigen air bersih sudah mencapai Rp 3.000‎.

Setiap harinya, Kamsari berkeliling ‎dari tempat pengisian di Jalan Peternakan menuju kawasan Jembatan Genit, Jakarta Barat.

Dalam sehari, Kamsari mampu menjual lebih dari 50 jerigen air.

Ia pun telah memiliki banyak langganan yang menunggu kedatangannya untuk mengisikan air bersih di rumah mereka.

Biasanya ia berkeliling pada pagi dan sore hari. Sedangkan pada siang hari ia memilih beristirahat di pangkalan pengisian air bersama beberapa rekan seprofesinya.

"Kalau siang itu panas, mending istirahat dulu. Nanti pas sore abis Ashar baru keliling lagi," kata Kamsari.

Kendati usianya sudah tak muda, Kamsari masih kuat memikul dua jerigen air yang ia bawa didalam gerobaknya.

Para penjual air bersih memang membawa pikulan kecil di dalam gerobaknya untuk mengangkut air  menuju rumah warga yang mayoritas berada di gang sempit.

"Kadang ada juga yang minta diangkatin ke lantai dua rumah mereka, namanya pembeli ya mau enggak mau saya angkatin," kata pria asal Kuningan, Jawa Barat ini.

‎Namun, Kamsari saat ini telah membatasi jumlah jerigen air yang dibawa di gerobaknya.

Ia kini hanya membawa maksimal 10 jerigen dalam satu gerobaknya atau setengahnya dibanding kapasitas gerobak.

Greg Nwokolo Puji Kualitas Simon McMenemy yang Usung Cara Sepakbola Modern

Kronologis Guru Honorer Tangerang Dipecat Karena Pose Ala Prabowo-Sandi: Niat Pamer Karena HP Baru

Mobil Dinas TNI Angkut Logistik Kampanye, Danpom: 3005-00 Milik TNI Namun Kendaraannya Bukan

"Kalau angkatnya masih kuat, tapi karena dorongnya lumayan jauh dan ada tanjakan makanya saya kurangin isinya. Capek kalau dorong di tanjakan, tenaganya sudah enggak kayak dulu," tuturnya.

Di Jakarta, Kamsari tinggal seorang diri mengontrak di kawasan Kapuk. Sedangkan anak dan cucunya tinggal di kampung halaman.

Kamsari menuturkan akan terus menjadi penjual air bersih keliling selama kondisinya masih sehat.

"Ya namanya untuk hidup di Jakarta, selagi halal ya saya lakonin," kata Kamsari.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved