Sebelum Skimming dan Bobol ATM, Ramyadjie Priambodo Dapat Data hingga PIN Nasabah dari Deep Web
Setelah data nasabah bank dari Deep Web itu diolah dan disimpan di dalam kartu putih, barulah Ramyadjie Priambodo beraksi untuk melakukan skimming.
Selain mendapat data nasabah dari Deep Web kata Argo Yuwono, Ramyadjie juga diketahui memiliki satu mesin ATM BCA di kamar apartemennya diJalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.

Mesin ATM BCA itu disita polisi saat Ramyadjie dibekuk dari kamar apartemennya itu 26 Februari lalu.
Argo Yuwono menjelaskan Ramyadjie mengaku membeli mesin ATM itu dari seorang temannya.
"Tujuannya untuk dipelajari kelemahannya sehingga mempermudah dirinya saat beraksi," kata Argo Yuwono.
Diketahui sejak 2018, Ramyadjie sudah 91 kali beraksi di sejumlah gerai ATM di Tangerang dan Jakarta Selatan.
Total kerugian yang dialami pihak bank akibat aksinya sekitar Rp 300 Juta.
Saat ini kata Argo Yuwono penyidik coba mengembangkan kasus ini dengan mendalami siapa rekan Ramyadjie yang menjual mesin ATM ke dirinya itu.
"Dia mengaku mesin ATM nya beli dari temannya. Tapi sampai sekarang dia belum menyebutkan dari siapa. Kita masih ingin tetap menggali terus dari siapa dia membeli, alamatnya dimana, di kota apa. Sementara ini masih kita dalami," kata Argo Yuwono.
Selain itu kata Argo Yuwono pihaknya juga menggali informasi mengenai harga berapa Ramyadjie membeli mesin ATM itu dari rekannya.
Argo Yuwono menjelaskan Ramyadjie menggunakan Deep Web atau black market, untuk tukar menukar informasi berkaitan dengan nomor rekening nasabah, password, juga pin.
"Jadi saat melakukan pembobolan ATM dengan sistem skimming, ia dapat informasi dari Deep Web itu. Kemudian dia mendapatkan data yang diperlukan hingga berhasil dan mampu melakukan kegiatan pengambilan uang nasabah yang sudah terdata di dalam kartu putih yang dia punya," papar Argo.
Tentunya itu kata Argo Yuwono, masa pengambilan uang berdasar data yang didapat Ramyadjie, ada batas jumlah besaran uang yang bisa diambil dan waktu tertentu.
"Untuk pengambilan lewat atm, ada batas-batasnya, baik besarnya uang dan batas waktu," kata Argo Yuwono.
Sehingga kata Argo Yuwono, uang yang diambil Ramyadjie lewat ATM berbeda besarannya pada setiap nasabah yang datanya berhasil ia dapat.
"Karena ada batas-batasnya, artinya uang nasabah yang dia ambil lewat skimming berbeda-beda, tidak sama semua. Ada yang bisa digunakannya untuk mengambil Rp 10 Juta, atau dibawah dan diatasnya," kata Argo Yuwono.