Cerita Indar, 20 Tahun Jadi Pengajar Anak Jalanan di Kolong Fly Over Tomang

hati nuraninya terketuk ketika melihat anak-anak ‎yang seharusnya mendapatkan pendidikan justru terjun ke jalanan karena terhimpit masalah ekonomi.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Anak-anak jalanan belajar di kolong flyover Tomang, Jakarta Barat. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM‎, GROGOL PETAMBURAN - Kolong flyover Tomang, Jakarta Barat menjadi tempat bagi para anak jalanan untuk belajar setiap hari Minggu siang.

Beralaskan terpal dan beratap flyover yang membentang di atasnya, mereka menambah ilmu setiap pekannya.

Sekitar 20 anak jalanan, mulai dari tingkat SD sampai SMA terlihat belajar di tempat ini.

Adalah Indar (45) yang menjadi penggerak kegiatan belajar di tempat ini. 

Sudah sekitar 20 tahun, Indar mengadakan kegiatan belajar di tempat ini untuk anak-anak kurang mampu yang tinggal di sekitar fly over Tomang.

"Kita adakan kegiatan belajar ini setiap hari Minggu dari jam 1 siang sampai jam 4 sore," kata Indar saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Minggu (24/3/2019).

Dalam mengajar anak-anak ini, Indar dibantu oleh beberapa relawan yang secara sukarela membantu anak-anak disini.

Mereka mengajarkan berbagai mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah. Seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, bahasa Inggris hingga bahasa Mandarin.

Terkait alasannya memilih mengajar anak-anak di tempat ini lantaran kawasan tersebut merupakan rute yang setiap hari dilaluinya dari rumah menuju kantornya.

Adapun latar belakang Indar ini memang merupakan seorang karyawan swasta.

Kala itu, hati nuraninya terketuk ketika melihat anak-anak ‎yang seharusnya mendapatkan pendidikan justru terjun ke jalanan karena terhimpit masalah ekonomi.

Dari situ, ia mulai mengajak anak-anak itu untuk belajar dan mendirikan komunitas Street Kids Ministry.

Ia pun melakukan pendekatan kepada para orang tua anak-anak tersebut agar memperbolehkan anaknya belajar bersamanya tiap hari Minggu.

"Karena saat itu banyak anak-anak yang memang disuruh kerja sama orangtuanya seperti jadi pengamen atau pun berjualan tisu di lampu merah," ‎kata Indar.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved