Jelang Isra Miraj 27 Rajab, Ini Zikir Nabi Muhammad SAW yang Diajarkan Nabi Ibrahim
Isra Miraj merupakan peristiwa besar bagi umat islam dan diperingati setiap tanggal 27 Rajab.
TRIBUNJAKARTA.COM - Jelang 27 Rajab 2019, simak zikir Nabi Muhammad SAW yang diajarkan Nabi Ibrahim saat peristiwa Isra Miraj.
Isra Miraj merupakan peristiwa besar bagi umat islam dan diperingati setiap tanggal 27 Rajab.
Isra Miraj adalah perjalanan agung Nabi Muhammad SAW yang ditempuh dalam waktu semalam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsho di Yerussalem.
Tak hanya itu, Nabi Muhammad juga mengalami perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi menuju langit ketujuh, lalu dilanjutkan ke Sidratul Muntaha.
Sidaratul Muntaha menjadi akhir perjalanan untuk menerima perintah salat lima waktu.
Ketika Nabi Muhammad sampai di langit ketujuh. Nabi Ibrahim mengajarkan zikir yang nantinya menjadi tanaman subur di surga.
Rupanya dalam peristiwa itu, Nabi Muhammad diajarkan Nabi Ibrahim satu zikir seperti dikutip Banjarmasinpost.co.id dari laman Tribun Jateng.
Berikut ini zikir yang diajarkan Nabi Ibrahim kepada Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra Miraj yang dianjurkan dibaca oleh umat Rasulullah:
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ
Laa haula walaa quwwata illa billah
"Tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah."
Zikir tersebut bisa dilihat dari yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al Anshari ra.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِهِ مَرَّ عَلَى إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ مَنْ مَعَكَ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَذَا مُحَمَّدٌ.فَقَالَ لَهُ إِبْرَاهِيمُ مُرْ أُمَّتَكَ فَلْيُكْثِرُوا مِنْ غِرَاسِ الْجَنَّةِ فَإِنَّ تُرْبَتَهَا طَيِّبَةٌ وَأَرْضَهَا وَاسِعَةٌ. قَالَ « وَمَا غِرَاسُ الْجَنَّةِ ». قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam Isra’, pernah melewati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Nabi Ibrahim ketika itu bertanya pada malaikat Jibril, “Siapa yang bersamamu wahai Jibril?” Ia menjawab, “Muhammad.” Ibrahim pun mengatakan pada Muhammad, “Perintahkanlah pada umatmu untuk membiasakan memperbanyak (bacaan dzikir) yang nantinya akan menjadi tanaman surga, tanahnya begitu subur, juga lahannya begitu luas.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa itu ghirosul jannah (tanaman surga)?” Ia menjawab, “Laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah).” (HR. Ahmad, 5: 418)
Hadis ini secara sanad dhaif.
Namun, Syaikh Al-Albani berujar isi hadis itu shahih karena punya berbagai macam penguat.
Meski begitu, mayoritas ulama tidak mewajibkan agar zikir itu dibaca pada malam Isra Miraj.
Zikir itu bisa dibaca kapan saja dan dalam keadaan apa pun.
Demikian zikir penyubur tanaman di surga yang diajarkan Nabi Ibrahim kepada Nabi Muhammad.
* Shalat Yang dilakukan Nabi Muhammad Sebelum Peristiwa Isra Miraj
Begini salat Nabi Muhammad SAW sebelum adanya peristiwa Isra Miraj pada tanggal 27 Rajab.
Shalat wajib 5 waktu diketahui menjadi ibadah wajib umat islam ketika Nabi Muhammad SAW mengalami Isra Miraj pada 27 Rajab.
Artinya, kewajiban salat baru ada setelah peristiwa Isra Miraj tersebut.
Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama Online (NU Online) yang tayang pada 19 April 2018, kewajiban salat ini disekapati oleh mayoritas ulama, meskipun mereka berbeda pendapat kapan waktu terjadi Isra Miraj.
Perlu diketahui, kewajiban salat lima waktu memang baru muncul setelah Isra Miraj, tapi bukan berarti sebelum itu Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengerjakan salat.
Sebetulnya kewajiban salat sudah ada sebelum peristiwa Isra Miraj.
Shalat diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW sejak awal ia diangkat sebagai nabi dan menerima wahyu pertama.
Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadis riwayat Ahmad dan Ad-Daraquthni bahwa:
أن جبريل أتاه في أول ما أوحي إليه فعلمه الوضوء والصلاة
Artinya, “Jibril datang kepada Rasul ketika menyampaikan wahyu pertama dan mengajarkan Rasul wudhu’ dan salat,” (HR Ahmad dan Ad-Daraquthni).
Menurut Ibnu Ishaq, kewajiban salat dimulai sejak Rasulullah menerima wahyu pertama.
Bahkan, Rasul dan Khadijah sudah salat sebelum salat lima waktu diwajibkan.
Tidak hanya itu, para sahabat juga diperintahkan oleh Rasulullah untuk mengerjakan salat dan berbuat baik.
Ini dipahami dari hadits yang dikutip oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Kitab Fathul Bari Syarah Shahih Al-Bukhari. Dalam kitab itu, Ibnu Rajab menulis:
وقال ابن عباس: حدثني أبو سفيان في حديث هرقل، فقال يأمرنا، يعني النبي صلى الله عليه وسلم، بالصلاة والصدق والعفاف
Artinya, “Ibnu Abbas berkata, dari Abu Sufyan tentang hadits Herakilius, bahwa Nabi SAW memerintahkan kami salat, jujur, dan menjaga harga diri.”
Riwayat ini terdapat dalam Shahih Al-Bukhari. Menurut Ibnu Rajab, adanya riwayat ini menunjukkan Rasulullah sejak awal sudah memerintahkan umatnya untuk salat, berkata jujur, dan menjaga harga diri.
Bahkan ia sendiri juga melakukan hal yang sama sebelum adanya kewajiban salat lima waktu. Ibnu Rajab menegaskan:
والأحاديث الدالة على أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصلي بمكة قبل الإسراء كثيرة
Artinya, “Hadits yang menunjukkan Nabi mengerjakan salat sebelum isra’ sangatlah banyak.”
Berapa Raka’at Shalat sebelum Isra Miraj?
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa perintah mengerjakan salat sudah ada sebelum peristiwa isra’.
Namun pertanyaannya, bagaimana bentuk salat yang dikerjakan Rasulullah, berapa rakaat, dan kapan saja waktunya.
Merujuk pada penjelasan Ibnu Rajab dalam Fathul Bari, ulama berbeda pendapat terkait bagaimana salat Rasul sebelum isra’. Tetapi yang paling penting, seluruh ulama ingin membuktikan bahwa kewajiban salat sudah ada sebelum Isra Miraj.
Ibnu Rajab menjelaskan:
لكن قد قيل: إنه كان قد فرض عليه ركعتان في أول النهار وركعتان في أخره فقط...وقال قتادة: كان بدء الصلاة ركعتين بالغداة وركعتين بالعشي
Artinya, “Tetapi, ada yang mengatakan bahwa salat yang diwajibkan pada Rasul pada awalnya adalah dua raka’at shubuh dan dua raka’at waktu malam… Qatadah mengatakan, ‘Shalat pertama kali adalah dua raka’at shubuh dan dua raka’at isya.’”
Dengan demikian, perintah salat pertama kali tidak langsung lima waktu, tetapi hanya dua kali sehari, yaitu dua raka’at di waktu shubuh dan dua raka’at di waktu isya’.
*Shalat Nabi sebelum Mi’raj
Kemudian masih timbul pertanyaan, kira-kira salat apa yang dikerjakan Nabi sebelum mi’raj.
Sebagaimana diketahui, sebelum mi’raj, Rasulullah berhenti di Baitul Maqdis untuk mengerjakan salat.
Hal ini seperti dikisahkan dalam banyak hadits Isra Miraj. Salah satu penggalan hadits tersebut adalah:
ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْن
Artinya, “Kemudian Rasul masuk masjid dan salat dua rakaat.”
Ali Mula Al-Qari dalam Mirqatul Mafatih pada saat menjelaskan hadits ini mengatakan:
أي: تحية المسجد، والظاهر أن هذه في الصلاة التي اقتدى به الأنبياء وصار فيها إمام الأصفياء
Artinya, “Maksudnya, salat tahiyatul masjid. Secara lahir, inilah salat yang diikuti oleh para Nabi, sehingga Nabi Muhammad menjadi imamnya para Nabi.”
Merujuk pendapat Mula Al-Qari, salat yang dikerjakan Nabi di Baitul Maqdis adalah salat tahiyatul masjid dan jumlah raka’atnya dua raka’at.
Dengan demikian, kewajiban salat sudah ada sebelum Isra Miraj, meskipun jumlahnya tidak seperti salat lima waktu.
Begitu pula kewajiban wudhu. Cara wudhu dan salat ini diajarkan langsung oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.