Pilpres 2019

Kapolres Pamekasan Bantah Ada Pengadangan Terhadap Maruf Amin

Teguh menegaskan, massa pendukung 02 hanya berdiri di pinggir jalan sambil membentangkan poster.

Editor: Erik Sinaga
Kompas TV
Maruf Amin dalam debat cawapres tadi malam, Minggu (17/3/2019). 

Akhirnya, polisi membantah adanya kejadian massa pendukung capres-cawapres urutan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mencegat rombongan cawapres nomor urut 01 yakni Maruf Amin dihadang, saat berkunjung ke Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin (1/4/2019).

TRIBUNJAKARTA.COM- Sebagaimana diungkap Kompas.com, saat itu, Maruf Amin sedang dalam perjalanan hendak berziarah ke makam leluhurnya di Desa Jambringin, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.

"Tidak ada penghadangan. Anggota Polri melakukan pengamanan, sehingga jalur bisa dilalui Ma'ruf Amin dengan lancar," kata Kapolres Pamekasan AKBP Teguh Wibowo melalui pesan WhatsApp, Senin malam.

Teguh menegaskan, massa pendukung 02 hanya berdiri di pinggir jalan sambil membentangkan poster.

Mereka tidak sampai melakukan penghadangan.

Sementara itu, pantauan Kompas.com, Ma'ruf bersama isterinya, Wury Estu Handayani, beserta rombongan batal berziarah dan tiba di rumah kerabatnya, KH Lukman Hikam, pada Senin.

KH Lukman Hikam masih keturunanan Pangeran Suhra atau akrab disapa dengan Pangeran Langgar atau Siding Langgar.

Sebelum mantan Rais Aam PBNU ini tiba di tujuan, dari jarak satu kilometer dari tempat tujuan, terdapat puluhan orang meneriakkan nama Prabowo sambil membentangkan poster bergambar Prabowo-Sandi.

Sementara itu, Jakfar Sodiq, panitia penyambutan Ma'ruf Amin, menuding, massa pendukung Prabowo itu bukan berasal dari Desa Jambringin.

Mereka berasal dari desa-desa lain yang sengaja diorganisasi untuk menyambut kedatangan Ma'ruf Amin.

"Saya lihat mereka dari luar desa Jambringin."

"Ada yang saya kenal. Setelah saya suruh pulang, mereka malu dan langsung pulang," kata Jakfar. (Taufiqurrahman)

Tautan asal

Sementara itu, diungkap sebelumnya, Jokowi kembali berkeluh kesah soal dirinya yang selama 4,5 tahun terakhir selalu dihadapkan dengan hinaan, cacian, hingga celaan.

Menurutnya, menghadapi hinaan, celaan, serta beragam fitnah yang ditujukan kepadanya,‎ termasuk melalui media sosial, sudah menjadi makanan sehari-hari.

"Saya 4,5 tahun namanya dihina-dina, dijelekin, dicela, itu makanan sehari-hari. Saya ingin marah tapi saya selalu sabar, sabar, sabar," tutur Jokowi dalam sambutannya di acara Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) X Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Tahun 2019, di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara‎, Minggu (31/3/2019) malam.

Pun, Jokowi curhat soal tuduhan dirinya sebagai seorang Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga antek asing.

Menyikapi itu, Jokowi sangat sedih karena cara berpolitik di Indonesia jauh dari nilai-nilai kesantunan.

"Saya dituduh antek asing, antek aseng. Untung saya sabar. Kalau saya orangnya temperamental, saya apakah? Huh. Sedih melihat cara berpolitik kita. Yang terpenting kita semua harus saling mengingatkan mana yang salah dan benar," paparnya.

Jokowi mengaku sangat berbahagia dan bersukacita disambut oleh masyarakat Manado, Sulawesi Utara (Sulut) dalam kunjungan kerjanya, Minggu (31/3/2019).

"‎Malam ini saya sangat senang, sangat bahagia sekali bisa hadir di Manado. Saya tadi sampai Bandara Sam Ratulangi jam 18.00 WITA kurang. Katanya dari bandara ke sini hanya 15 menit, ternyata sampai sini 1,5 jam," ungkap Jokowi.

"Apa yang terjadi? Di jalan saya di cegat 9 kali. Saya dipanggil warga, Pak, Pak. Ya saya turun mobil, bersalaman. Sudah salaman minta selfie juga. ‎Inilah kenapa tadi kami terlambat," jelas Jokowi.

Lantas bagaimana Jokowi merespons sambutan warga Manado hingga dirinya dicegat 9 kali di jalan?

Jokowi menuturkan setiap daerah memang penyambutannya berbeda-beda. Mantan Wali Kota Solo ini tidak bisa berkata-kata ditanya soal penyambutan terhadap dirinya.

"Di Manado ini memang luar biasa. Saya mau ngomong apa ya. Padahal saya juga sering ke sini, tapi malam hari ini betul-betul masyarakat Manado memberikan kejutan, nyegat di jalan 9 kali," paparnya.

"Namanya masyarakat ya harus dilayani, kalau tidak dilayani saya tidak dibukakan jalan," tambah Jokowi sambil tersenyum.

Sambutan luar biasa memang diberikan para pendukung Jokowi di Sulawesi Utara (Sulut) pada Minggu (31/3/2019) malam, utamanya ketika ribuan warga tumpah ruah menyambut dirinya ngopi di Warkop Warna-Warni di Jalan Roda (Jarod), Pinaesaan, Wenang, K‎ota Manado, Sulut.

Hal itu membuat calon presiden nomor urut 01 tersebut ‎menargetkan di Sulawesi Utara bisa meraih suara minimal 80 persen kemenangan saat Pilpres 2019.

"‎Nanti dilihat 17 hari lagi, Sulut dapatnya berapa. Hitungan saya kalau melihat seperti ini, minimal dapat 80 persen. Ini sudah pakai hitung-hitungan realistis pake kalkulasi loh. Ingat, minimal ya," papar Jokowi seusai ngopi‎.

Ketika ngopi, Jokowi mengaku dia juga sempat berbincang dengan warga. Beberapa warga meminta agar pembangunan Tol Manado-Bitung segera dioperasionalkan.

"Tadi ada warga yang minta supaya tolnya segera diselesaikan. Tol Manado-Bitung perkiraan dioperasionalkan September. Kalau mundur ya akhir tahun," bebernya.

Saat Pilpres 2014 lalu di mana Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla, mereka memenangkan 724.553 ‎suara atau 53,88 persen di provinsi Sulut. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 620.095 suara atau 46,12 persen.

Sebelumnya, Jokowi sangat berapi-api ketika memberikan sambutan di hadapan ribuan pendukungnya, dalam acara deklarasi dukungan Alumni Jogja Satukan Indonesia di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (23/3/2019).

Jokowi juga sempat curhat soal dirinya yang kerap difitnah selama 4,5 tahun terakhir.

Beragam fitnah itu di antaranya menyebut dirinya sebagai anggota Partai Komunis Indonesia, hingga menjadi antek asing.

Kali ini di hadapan ribuan Alumni Jogja Satukan Indonesia, dia menegaskan tidak akan diam. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan bakal melawan fitnah atau hoaks yang dituduhkan padanya.

"Saya sebetulnya sudah diam 4,5 tahun. Difitnah-fitnah saya diam, dihujat saya diam, dijelekin saya juga diam, dicela, direndahkan saya juga diam. Dihujat, dihina dina, saya diam. Tapi hari ini di Yogya saya sampaikan saya akan lawan," tegas Jokowi.

Mendengar hal tersebut, ribuan pendukungnya meminta Jokowi melawan hoaks dan fitnah-fitnah.

"Lawan, lawan, lawan. Lawan saja, pak!" teriak ribuan pendukungnya.

Dengan suara lantang Jokowi menegaskan dirinya akan melawan hoaks dan fitnah bukan untuk dirinya, melainkan untuk Bangsa Indonesia.

"Ingat sekali lagi akan saya lawan, bukan untuk diri saya, tapi ini untuk negara," ucap Jokowi.

Jokowi juga menegaskan Indonesia adalah negara besar yang harus dipimpin pula oleh nakhoda yang punya pengalaman.

"Saya beruntung, lulus kuliah saya kerja lalu masuk dunia usaha. Lanjut saya masuk dunia pemerintahan sebagai Wali Kota Solo dua kali, Gubernur DKI dan sekarang Presiden 4,5 tahun," katanya.

"Apa yang mau saya sampaikan? Menakhodai kapal sebesar Indonesia dengan 269 juta penduduk ini perlu nakhoda berpengalaman. Jangan coba berikan ke pemimpin yang coba-coba," sambung Jokowi.

Jangan dipikir, kata Jokowi, mengelola negara besar seperti Indonesia merupakan hal gampang dan mudah.

‎Dia juga menegaskan, yang paling penting, seorang pemimpin bangsa harus memberikan aura optimis ke rakyat.

"Pemimpin negara itu harus bisa memberikan aura optimisme ke rakyatnya. Jangan sampai pemimpin justru bawa pesimisme, atau malah menakut-nakuti Indonesia akan bubar 2030," beber Jokowi.

‎"Katanya indonesia akan punah, loh, loh, loh. Namanya pemimpin itu ada tantangan sebesar apa pun dia harus di depan. Ada rintangan dia di depan, jangan ajak rakyat untuk pesimis. Jangan menakut-nakuti, apalagi menakuti rakyat," tambahnya.

Jokowi lantas meminta warga Yogyakarta bisa meraup suara sebesar 70 persen di Pilpres 2019, melalui pencoblosan pada 17 April 2019.

4 Fakta Bocah SMP Pembobol Situs NASA: Sebut Situs KPU Level Menengah dan Pemerintah Rentan

Wawancara Khusus dengan Putra Bocah 15 Tahun Asal Tangerang Berhasil Bobol Situs NASA

Jangan Bingung! Ini Jenis Kartu yang Bisa Dipakai untuk Membayar MRT Jakarta

"Pertanyaan saya, di Yogyakarta nanti, 17 April mau dapat berapa persen?" Tanya Jokowi dari atas panggung.

Para pendukung, ada yang berteriak 80 persen dan 90 persen.

"Awas ya kalau tidak dapat 80 atau 90 persen," cetusnya.

Ribuan pendukung langsung tertawa.

"‎Saya tidak ingin berikan target yang besar. Catatan saya di tahun 2014 di Yogyakarta kita hanya dapat 56 persen. Di 2019 ini, kita harus dapat di atas 70 persen. Sanggup bapak, ibu?" Tanya Jokowi lagi.

"Sanggup!" jawab para simpatisan.

Jokowi melanjutkan dirinya memberi target selalu realistis atas dasar kalkulasi dan perhitungan yang matang, bukan asal-asalan.

Terakhir, Jokowi meminta para pendukungnya untuk kerja keras mengajak tetangga dan handai taulan, agar menggunakan hak pilihnyam karena waktunya tinggal 24 hari lagi.

"Saya hargai pertemuan siang yang panas ini. Saya hargai dukungan ini. Semoga kerja kita bisa berikan angka lebih baik untuk elektabilitas nasional, terutama di Yogyakarta," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Polisi Membantah Kabar Ada yang Mencegat Ma'ruf Amin di Pamekasan

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved