Makna Ekspresi Diorama di Museum Sasmitaloka Jenderal Besar A.H Nasution
Ekspresi bengis digambarkan pada diorama pasukan Cakrabirawa yang tengah berada tepat di depan pintu kamar sang Jenderal.
Penulis: Lita Febriani | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Lita Febriani
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Museum Sasmitaloka Jenderal A.H Nasution memamerkan diorama mengenai penyerangan oleh Cakrabirawa kepada Jenderal Besar A.H Nasution.
Diorama dalam museum berukuran sebesar orang dewasa dengan berbagai gestur.
Ekspresi bengis digambarkan pada diorama pasukan Cakrabirawa yang tengah berada tepat di depan pintu kamar sang Jenderal.
Ekspresi-ekspresi yang dikeluarkan dari berbagai diorama juga digambarkan berdasarkan kesaksian seseorang yang ada ditempat tersebut.

Jumlah diorama pasukan Cakrabirawa tersebut sesuai jumlah orang yang masuk ke rumah Jenderal Besar A.H Nasution.
"Orang-orang yang masuk ya jumlahnya segitu, ekspresi wajahnya seperti itu. Kan yang menyerahkan ini orang yang menyaksikkan langsung kejadian tahun 65. Atas nama ibu Yohana Sunarti Nasution. Ini ngga direkayasa penggambarannya, wajah diorama itu aslinya seperti yang disaksikan ibu Nasution," kata Sersan Mayor Royen Suryanto, petugas museum kepada TribunJakarta.com, Jumat (5/4/2019).
Diorama Ade Irma Suryani yang berlumuran darah usai ditembak pasukan Cakrabirawa dan digendong sang ibu, Johanna Sunarti Nasution juga digambarkan sesuai kejadian saat itu.

Semua isi dalam Museum Sasmitaloka Jenderal Besar A.H Nasution sendiri masih asli seperti saat keluarga A.H Nasution tinggal disana.
Rumah A.H Nasution ini resmi dijadikan museum pada 3 Desember 2008.