Pilpres 2019
VIDEO Tukang Urut Keliling Ini Berharap Diperhatikan dan Punya Rumah Jika Prabowo-Sandi Terpilih
Mulyono hanya memiliki sepeda ontel yang dihias dengan boneka, bendera merah-putih, dan pernak-pernik lainnya.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, SENAYAN - "Jangan tanya saya soal di mana rumahnya, sedih, saya tidak punya rumah sama sekali".
Kalimat di atas merupakan jawaban Mulyono, pendukung capres dan cawapres Prabowo-Sandi, saat ditanya TribunJakarta.com, di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2019).
Usai memberikan pernyataan tersebut, perlahan nada bicaranya serak.
Air kesedihan, seketika keluar dari kedua matanya secara perlahan.
Air matanya menetes, lalu dia mengelap dengan jemarinya. Berusaha kuat.
• Berharap Punya Rumah dan Hidup Lebih Baik, Pendukung Prabowo-Sandi Ini Gowes ke GBK dari Subuh
Mulyono hanya memiliki sepeda ontel yang dihias dengan boneka, bendera merah-putih, dan pernak-pernik lainnya.
Mengayuh sepeda dari daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menuju area Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) demi mendukung capres-cawapres jagoannya.
"Saya gowes sepeda dari Kebayoran Baru sejak habis subuh, buat dukung bapak Prabowo-Sandi," kata Mulyono sambil duduk.
Mulyono bekerja sebagai tukang urut tradisional.
Dia menjajakan jasa ke rumah-rumah orang yang tak dikenalnya.
"Alhamdulillah, sekarang saya punya pasien. Setiap Senin sampai Jumat, saya merawat pasien saya yang punya penyakit strok," ujar Mulyono.
"Full Senin sampai Jumat," lanjutnya.
Sabtu-Minggu, Mulyono berkeliling kembali dengan sepedanya. Mencari pasien yang ingin merasakan pijatan tangannya.
Menyoal tarif pijit, dia memberi kebebasan kepada orang yang membutuhkan kelihaiannya dalam mengurut.
"Saya tidak mematok harga, se-ikhlasnya saja," tegas Mulyono yang memakai kemeja hitam.
Dari pasien tetapnya yang terkena penyakit strok tersebut, Senin sampai Jumat, Mulyono diberi bayaran Rp100 ribu.
"Uang segitu hanya cukup untuk makan, mandi, dan buang air di tempat umum, saya tidak sanggup kalau mengontrak," imbuhnya.
Mulyono berharap, kehidupannya bisa berubah jika kelak capres-cawapres jagoannya terpilih untuk memimpin.
Kata Mulyono, dirinya sudah sangat lama berselimut dengan kemiskinan dan penderitaan.
"Saya cuma pengin hidup tenang, tidak kehujanan pun sudah cukup," kata Mulyono, yang air matanya kembali mengalir.
"Buat bapak Presiden atau calon presiden, tolong perhatikan rakyat kecil, dia harus melihat orang seperti saya," katanya.