Pilpres 2019
Prabowo Subianto Tawarkan Dana Pensiun untuk Koruptor, Reaksi KPK Hingga Tanggapan Demokrat
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang menyebut korupsi adalah kejahatan luar biasa.
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan bakal memberikan dana pensiun kepada para koruptor jika benar-benar sudah bertobat dan mengembalikan uang korupsinya.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang menyebut korupsi adalah kejahatan luar biasa.
"Semua kita sadar bahwa korupsi itu extra ordinary crime," kata Saut Situmorang di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2019).
Saut Situmorang menyebut penanganan korupsi masih terbilang normatif biasa.
Saut Situmorang berharap ada inovasi dalam penanganan yang tegas dari sisi penegakan hukum.
"Yang diperlukan ialah extra inovatif efforts baik dari sisi law and order-nya sambil memahami kompleksitasnya guna kemudian di create values yang sustain tumbuh di masyarakat. Jadi bukan hit and run," tutur Saut.
Menurut Saut Situmorang, usul Prabowo adalah bagian dari hit and run.
"Itu bagian dari hit and run," tutur Saut Situmorang.

Sebelumnya, Prabowo mengatakan koruptor akan diminta tobat dan mengembalikan uang korupsinya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menawarkan dana pensiun tetapi massa menolak.
"Kita akan panggil koruptor-koruptor itu kita kan minta mereka tobat dan sadar. Kembalikanlah uang yang kau ciri, ya boleh kita sisihkan dikit, bolehlah, boleh enggak ya buat dia pensiun," kata Prabowo dalam pidatonya saat kampanye akbar di GBK, Jakarta, Minggu (7/4/2019) kemarin.
Tanggapan Demokrat
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto sempat mengutarakan pemikiran koruptor diberi uang pensiun agar tidak mengulangi perbuatannya dalam kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Minggu (7/4/2019) kemarin.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Hinca Panjaitan menegaskan komitmen awal Partai Demokrat agar KPK diperkuat sebagai instrumen utama pencegahan dan pemberantasan korupsi.
“Sejak awal Demokrat ingin KPK diperkuat,” tegas Hinca Panjaitan ditemui di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).
• Unggah Potret Kenakan Baju Putih Bareng Megawati, Ahok : Tapi Saya Tak Termasuk Golput
• Diduga Konsumsi Obat Keras Sebelum Beraksi, Pelaku Curanmor di Tanah Abang Belum Sadarkan Diri
• Tanggapi SBY Sebut Kampanye Prabowo-Sandi Tak Lazim, BPN Singgung Soal Tradisi Politik Ikhlas
• Rafathar Merengek Minta Beli Bubble Tea & Ditinggal Ibunda di Mal, Nagita Slavina Kena Omel Putranya
Hinca Panjaitan mengatakan semua pihak perlu mendukung komitmen Prabowo yang menurutnya sejak lama menentang keras korupsi sebagai penyakit kronis bangsa.
Mengenai teknis pelaksanaannya, Hinca Panjaitan menyatakan hal tersebut bisa dilihat nanti setelah Prabowo menjabat sebagai presiden.

“Posisi beliau melawan sungguh-sungguh korupsi memang sangat keras, teknisnya nanti kita lihat setelah beliau terpilih sebagai presiden, yang penting spiritnya melawan koruptor,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam kampanye akbar kemarin Prabowo menyatakan gagasannya untuk memberi uang pensiun kepada koruptor agar bertobat dan tak mengulangi perbuatannya.
Namun, gagasan Prabowo itu terlihat tak didukung sepenuhnya oleh para pendukungnya yang hadir.
Muak Terhadap Korupsi
Calon Presiden Nomor urut 02 Prabowo Subianto bercerita bahwa dirinya pernah ditanya oleh salah seorang wartawan asing, soal pencalonannya di Pilpres 2019.
Wartawan asing itu bertanya mengapa masih mau menjadi Capres padahal sudah mapan.
Hal itu dikemukakan Prabowo saat pidato dalam kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu, (7/4/2019).
"Saudara-saudura saya katakan ke wartawan asing itu, dia tanya kenapa mau maju ke politik, anda kan sudah mapan, bagian dari elite ngapain masih berjuang di politik. saya jawab, saya jawab dalam bahasa inggris i am digusted. Saya muak," kata Prabowo.
Prabowo Subianto mengaku muak karena korupsi di Indonesia sudah parah. Korupsi tersebut menyebabkan sumber daya Indonesia terus digerogoti. Oleh karena itu, tidak heran bila di Indonesia masih ada krisis air bersih, dan orang kelaparan.
• Reaksi Vanessa Angel Saat Dipanggil Penggemar di Pengadilan Negeri Surabaya
• Temuan Anies Pembangunan LRT Sebabkan Genangan hingga Sindiran Luhut: Jangan Nyalahin Orang
• Terciduk Ruben Onsu Simpan Foto Mesra Bareng Dipo Latief, Nikita Mirzani: Dulu Lagi Cinta-cintanya
• Bermain Lagi Usai Tinggalkan Persib Bandung, Michael Essien Rasakan Kekalahan
• Jelang Pemilu 2019, Patroli Gabungan Bakal Digencarkan di Jakarta Barat
"Korupsi ini menghilangkan sumber daya ekonomi yang seharusnya untuk rakyat. Rakyat kita banyak yang air bersih aja enggak bisa punya. Republik apa yang enggak bisa beli air bersih untuk rakyatnya. Banyak rakyat kita yang kelaparan enggak bisa makan. Republik apa 73 tahun merdeka rakyatnya ada yang gantung diri tidak bisa kasih makan untuk anak-anaknya," kata Prabowo.
Menurut Prabowo, kondisi Indonesia sekarang ini, bukan lah negara yang dicita-citakan, Soekarno-Hatta. Para pendiri bangsa tidak rela melihat kekayaan negaranya lari ke luar negeri.
"Saya muak dengan keadaan ini. ini bukan republik yang saya bela, ini bukan republik yang saya pertaruhkan nyawa saya ini bukan republiknya bung Karno, bukan republiknya bung Hatta, bukan republiknya pendiri bangsa-bangsa kita. ini adalah republik yang sudah dirampok dari rakyat Indonesia," pungkasnya. (Tribunnews.com)