Pilpres 2019

Tanggapi Kekesalan Netizen Soal Sexy Killers, Putri Gus Dur Ungkap Kesaksiannya Terkait Pertambangan

Disinggung soal nasibnya setelah Pilpres 2019, Alissa Wahid singgung soal warga Papua hingga tambang.

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Rr Dewi Kartika H
ISTIMEWA/Website NU.OR.iD
Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Putri Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid singgung soal warga Papua hingga tambang saat menanggapi kekesalan satu pengguna Twitter.

Baru-baru ini Alissa Wahid mencuitkan hal yang berkaitan dengan Pemilu 2019.

Dalam kicauannya, Alissa Wahid menyebut bahwa momen Pemilu 2019 ini adalah waktu untuk menentukan nasib bangsa Indonesia.

Kicauan Alissa Wahid itu sekaligus memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

"Saatnya ikut menentukan nasib bangsa, twips. Masa sih? Iya. Kalau dulu #GusDur tidak jadi Presiden, jatidiri warga Papua tidak dikembalikan kepada saudara2 kita di sana. Begitulah. Jarimu hari ini : wajah bangsa ini nanti. #IndonesiaMemilih," tulis Alissa Wahid, Rabu (17/4/2019).

Kicauannya itu lantas mendapat tanggapan dari satu pengguna Twitter.

Pengguna Twitter itu mempertanyakan nasib Alissa Wahid dalam kicauannya.

Tak hanya itu, pengguna Twitter tersebut juga menyinggung soal Film Dokumenter yang belakangan ini ramai diperbincangkan.

Film yang berdurasi 88 menit itu mengungkap perjalanan batu bara dari hulu ke hilir serta dampak yang ditimbulkannya selama proses tersebut yang berakibat kepada masyarakat.

Sexy Killers juga mengungkap keadaan lokasi penambangan batu bara di kawasan Kutai, Kalimantan Timur, dimana para petani transmigran yang telah menempati lokasi sejak era Orde Baru kini harus pasrah menanggung kerusakan lahan yang ditenggarai disebabkan oleh aktivitas tambang.

"Nasib bangsa atau nasib anda di jawa mbak? Duh maaf mba lagi kesel abis nonton #sexykillers," tulisnya membalas kicauan Alissa Wahid.

Cukup Tunjukan Jari Bertinta Biru, Masuk Lokasi WIsata di Ibu Kota Ini Gratis

Usai Mencoblos, Wiranto Bersama Kapolri dan Mendagri Bakal Keliling Lakukan Monitoring Pemilu 2019

Alissa Wahid pun lantas menjawab kicauan pengguna Twitter itu.

Alissa Wahid menyebut bahwa dirinya berkicau tentang warga Papua dan Gus Dur.

"Contoh saya tadi bukannya soal #GusDur dan warga Papua? Bukan orang jawa tho?" tulis Alissa Wahid.

Alissa Wahid juga sedikit menjelaskan soal pertambangan yang turut menjadi pembahasan dalam film sexy killers.

"Soal tambang, memang PR besar. Zaman pak SBY, saya sdh bertemu dg keluarga yg anaknya mati di lubang tambang yg tak direklamasi. Juga bertemu dg aktivis2 anti tambang yg dikriminalisasi," tambahnya.

Lantas, kicauannya itu kembali dipertanyaakan pengguna Twitter lainnya.

"knp ngomong zaman SBY dek??"

Alissa Wahid menuturkan bahwa dirinya memang sempat bertemu dengan keluarga korban pada zaman SBY.

Ditemani Ajudan Pribadi Saat Nyoblos Pilpres 2019, Veronica Tan: Si Ganteng Selalu Jagain Saya

Tepati Janji Foto Ini Seusai Nyoblos, Nicholas Saputra Buat Heboh & Jadi Trending Twitter

Menurutnya, persoalan tambang tersebut sudah berlangsung sejak lama.

"Krn saya memang bertemu keluarga korban di zaman pak SBY. Krn saya ingin sampaikan bahwa problem tambang ini sudah lama, tidak melekat hanya pada pilpres kali ini. Spt pesan film sexykillers, kita harus melawan oligarki," jawabnya.

Pengakuan Putri Gus Dur Soal Gemerlap Politisi Jelang Pilpres 2019

Alissa Wahid membahas gemerlap politisi jelang Pemilu 2019 yang jatuh pada Rabu (17/4/2019).

Hal itu disampaikan oleh Alissa Wahid di akun Twitternya, @AlissaWahid, Senin (15/4/2018).

Alissa Wahid menyoroti mengenai musim kontes politik yang memanas menjelang Pemilu 2019.

Bahkan, kontes politik di Pilpres 2019 melibatkan banyak partai politik yang berkompetisi untuk merebut suara rakyat. 

Putri Gus Dur menuturkan agar warga Indonesia tak mudah terpengaruh dengan gemerlap politisi di musim kontes politik saat ini.

Menurut Alissa Wahid, hal yang baik jangan dianggap satu-satunya dan istimewa.

Begitu pun sebaliknya jika ada hal yang buruk maka jangan dianggap seutuhnya nista.

Jelang Pilpres 2019, Intip Perbedaan Exit Poll dan Quick Count dalam Hitung Cepat Hasil Pencoblosan

Prabowo Dipeluk Erat Ustaz Abdul Somad, Gamal Albinsaid: Anda Getarkan Hati-hati kami

Jokowi & Keluarga Dikawal Puluhan Petugas saat Hendak Masuk ke Kabah, Ini Videonya

Alissa Wahid menuturkan, para politisi merupakan manusia biasa, punya kebaikan dan kelemahan.

Untuk itu, Alissa Wahid mengungkapkan agar warga bersikap sedang-sedang saja.

"Di musim kontes politik, jangan mudah terpengaruh gemerlap politisi. Hal yang baik, jangan dianggap satu2nya dan istimewa. Hal yang buruk, jangan dianggap seutuhnya nista. Para politisi itu manusia biasa, punya kebaikan dan kelemahan.

Yang sedang-sedang saja," tulis @AlissaWahid dilansir TribunJakarta.com.

Tak hanya itu, lebih lanjut Alissa Wahid menegaskan, pilihan seseorang itu bukanlah manusia sempurna karena tak ada yang tanpa cacat cela,

Untuk itu, Alissa Wahid menyarankan agar jangan mendewakan junjungan pilihan dan mengerdilkan lawan kita.

Link Pendaftaran Sekolah Kedinasan, Simak Mekanisme dan Persyaratannya, Jangan Sampai Ketinggalan!

Jokowi Turut Ajak Guru Ngaji Umrah ke Makkah, Yusuf Mansur Bocorkan Sosoknya

Tangis Annisa Pohan Soal Kehidupan Keluarga Bak Roller Coaster, Ani Yudhoyono Diharap Tak Nonton

"Pilihan kita bukan manusia sempurna, karena tidak ada yang tanpa cacat cela. Karena itu, jangan mendewakan junjungan kita, dan jangan mengerdilkan lawan kita.

Jadilah arif. Dukung laku yang baik, tolak laku yang tidak. Agar kita tidak terlalu kecewa di kemudian hari," tulis @AlissaWahid. 

Alissa Wahid bahkan sempat membahas mengenai kebimbangan dalam memilih capres bukan merupakan sebuah masalah.

Putri Gus Dur itu justru menyoroti mengenai sosok pemenang Pilpres 2019.

"Ndakpapa bimbang, ndakpapa juga memilih dalam bimbang. Siapapun yang terpilih, semua warganegara tetap berhak atas kepemimpinan Beliau. Pemilu hanya langkah pertama kita mengawal Negara melayani warganya," tulis @AlissaWahid.

Annisa Pohan Ungkap Perilaku SBY Saat Temani Ani Yudhoyono Dirawat, Pembawa Acara Sampai Merinding

Beberkan Rumah Tangga Raffi Ahmad & Syahnaz, Mama Amy Tertawa Dikomentari Pedas Nia Ramadhani

Ketua ICMI Harapkan Pemenang Pilpres Langsung Lakukan Rekonsiliasi

 Ketua Umum Ikatan Cendiakiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie berharap pasangan calon presiden yang memenangkan pemilihan presiden merangkul pasangan calon presiden yang kalah.

Usai Pilpres harus ada upaya rekonsiliasi. Menurut Jimly, hal itu penting dilakukan agar antar sesama masyarakat tidak saling berbenturan. Para pasangan calon presiden yang berkontestasi, diharapkan memberi contoh kepada masyarakat.

"Siapa yang tidak berhasil (kalah di Pilpres) harus segera mengucapkan selamat. Saling berkunjung. Presiden yang terpilih berkunjung ke yang tidak berhasil," kata Jimly di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2019).

Daftar Situs untuk Cek Rekam Jejak Caleg di Pemilu 2019 Tanggal 17 April, Segera Tentukan Pilihanmu!

Lowongan Kerja BUMN PT Wika Realty untuk Lulusan S1, Gaji Rp 9 Juta, Cek Persyaratannya di Sini!

Kemlu RI Buka Pendaftaran Duta Muda Asean-Indonesia 2019, Catat Syarat & Klik Info Resminya Di Sini!

Rekonsiliasi pun diharapkan Jimly dapat diikuti oleh tokoh-tokoh masyarakat yang berbeda pilihan di Pilpres. Sebab, ucap Jimly, Pemilu merupakan cara mengambil keputusan dengan mekanisme musyawarah dan mufakat. 

"Salah satu cara membuat keputusan siapa yang memimpin negara di eksekutif dan legislatif. Masih banyak urusan kita di depan, dalam menjamin kebebasan, keadilan, kesejahteraan, kerukunan," imbuh Jimly.

"Maka, urusan visi-misi jangka panjang, banyak pemilu ini urusan sampingan, yang utama banyak sekali yang mesti kita selesaikan," kata Jimly.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved