Cerita PPS Saat Pemilu: Siapkan Logistik di TPS, Cek Data Hingga Kurang Tidur Berhari-Hari

"Kemarin itu banyak yang datang cuma bawa e-KTP disangkanya bisa nyoblos, padahal kan enggak begitu prosedurnya," kata Indra

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Elga Hikari Putra
Indra, PPS Kelurahan Wijaya Kusuma sedang mengecak salinan C1 di GOR Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (18/4/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

 

TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN - Pemungutan suara di Pemilu 2019 sudah berlangsung pada Rabu (17/4/2019) kemarin.

Kini, seluruh warga Indonesia tengah menunggu siapakah pemenang resmi yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Baik untuk pemilihan presiden, anggota DPR, DPRD, dan DPD.

Namun, di balik hiruk pikuk Pemilu 2019, terdapat beberapa pihak yang bekerja sangat keras demi suksesnya penyelenggaraan pesta demokrasi.

Tak hanya di tingkat atas, namun sampai ke tingkat terbawah guna memastikan tak ada kesalahan dalam Pemilu.

Beragam cerita menarik terselip dari mereka yang mungkin terkesan tak dianggap penting namun peran dan tugasnya ternyata sangat menentukan demi terciptanya pemilu yang sukses.

Satu diantaranya yakni para Panitia Pemungutan Suara (PPS) tingkat kelurahan atau desa yang perannya tak bisa dianggap kecil.

Mereka yang direkrut dari tiap kelurahan adalah orang yang bertanggungjawab dari tersedianya seluruh kebutuhan logistik pemilu di tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Indra (50) adalah satu dari sekian PPS yang bekerja sangat keras dalam beberapa hari terakhir.

Setidaknya, PPS dari Kelurahan Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan, Jakarta Barat ini mengatakan sudah empat hari terakhir kurang tidur. 

Bahkan, sejak kemarin hingga sore ini, ia sama sekali belum memejamkan matanya.

"Kemarin itu kan kita itu keliling di TPS sampai penghitungan selesai. Setelah itu kita di kelurahan nerima dan ngecek salinan C1 yang dikirim KPPS dari tiap TPS," kata Indra saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Kamis (18/4/2019).

Untuk Pemilu 2019 ini, Indra menyebut ada 128 TPS di Kelurahan Wijaya Kusuma yang menjadi bagian tanggung jawabnya.

Ia harus memastikan seluruh logistik pemilu, mulai dari surat suara, kotak, hingga bilik harus tersedia sesuai data yang ada di tiap TPS. 

Termasuk, berkas-berkas yang perlu diberikan kepada para KPPS di tiap TPS.

"Kita juga yang ngerakit kotak suara terus ngecek surat suara sesuai DPT sebelum dimasukan ke kotak suara dan dikirim ke kelurahan dan TPS," kata Indra.

Kerja Keras Saat Pemilu

Meski telah melakukan persiapan sejak cukup lama, Indra menyebut hari pencoblosan merupakan momen yang begitu melelahkan bagi para PPS.

Selain memastikan seluruh logistik tersedia dengan benar, PPS juga yang bertugas menjelaskan kepada pemilih yang merasa kurang puas dengan jalannya pemungutan suara.

Kemarin, ia mengaku lebih dari 10 kali datang ke TPS untuk menjelaskan kepada pemilih yang protes karena tak bisa mencoblos.

"Kemarin itu banyak yang datang cuma bawa e-KTP disangkanya bisa nyoblos, padahal kan enggak begitu prosedurnya. Jadi saya harus kasih penjelasan ke mereka pelan-pelan agar tidak terjadi keributan," kata Indra.

Beralih dari soal protes warga dan selesainya waktu pencoblosan hingga penghitungan di TPS bukan berarti pekerjaan dia selesai.

Mulai tengah malam tadi, ia bersama PPS lainnya menerima salinan C1 dari para KPPS.

Di tengah fisik yang lelah dan mata yang ngantuk, ia harus memastikan berkas di C1 tersebut lengkap dan tak ada data yang salah.

Mulai dari berita acara, formulir hasil suara presiden, DPR, DPD dan DPRD harus diperiksanya kembali agar jangan sampai ada yang kurang.

"Semalam itu begadang semua di kelurahan. Paling istirahatnya pas ngerokok sama ngopi aja sambil ngelurusin badan," ujarnya.

Selesai mengecek salinan C1 di kelurahan, kini Indra sudah berada di GOR Grogol Petamburan untuk menyerahkan salinan tersebut kepada PPK Grogol Petamburan sebelum dilakukan penghitungan di tingkat Kecamatan mulai Jumat (19/4/2019) besok.

"Disini pun saya masih ngecek lagi apakah ada data yang kurang karena kalau salah sedikit aja bisa fatal," ujarnya.

Indra mengatakan setidaknya ia masih akan menjalani hari-hari melelahkan sampai 17 hari ke depan sesuai tenggat waktu penghitungan yang diberikan.

Bonet Bangga Jadi Petugas TPS, Bisa Layani Warga dan Berkontribusi Untuk Negara

Permasalahan Logistik Masih Jadi Kendala Penyelenggaran Pemilu di Kota Depok

Pemain Baru Persib Bandung: Artur Janji Kerja Keras Tapi Tidak Targetkan Gol, Jupe Siap Bersaing

Kendati demikian, kecintaannya terhadap organisasi membuatnya ngaman menjalani pekerjaan ini meski honor yang ia terima mungkin tak sebanding dengan tugas dan tanggungjawabnya.

Dalam sebulan sejak direkrut pada Maret 2018, Indra dan para PPS lainnya mendapat honor Rp 850 ribu.

Angka tersebut tentunya relatif kecil dibanding tugas dan tanggung jawab yang dijalaninya, apalagi bila dibandingkan dengan pekerjaannya sebagai penulis naskah lepas.

"Tapi namanya memang udah hobi sama organisasi dan suka punya banyak teman, saya enjoy aja," ucapnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved