Paskah 2019

Salat Jumat di Istiqlal Bersamaan Misa Jumat Agung di Katedral, Jadi Simbol Toleransi Umat Beragama

Humas keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Katedral, Susyana Suwadie, mengatakan hal ini merupakan simbol toleransi umat beragama.

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Aji
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO - RODERICK ADRIAN MOZES
Lanskap Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, dan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2014). Editor: Anita K Wardhani 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Suara kumandang azan Salat Jumat terdengar sekira pukul 12.00 dari Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

Usai azan selesai, pembacaan pasio atau kisah sengsara tuhan Yesus Kristus terdengar dari dalam Gereja Katedral, Jakarta Pusat.

Ya, lokasi dua tempat ibadah tersebut saling berhadapan namun menjunjung toleransi dan nilai Pancasila.

Humas keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Katedral, Susyana Suwadie, mengatakan hal ini merupakan simbol toleransi umat beragama.

"Ya, ini adalah simbol toleransi umat beragama, kami menjunjung nilai pancasila, dan juga arti pluralisme," kata Susyana, sapaannya, dalam acara Paskah 2019 bertajuk 'Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat', di area Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019).

VIDEO Jemaat Khusyuk Jalani Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral

"Jumatan dan Jumat Agung di hari paskah, penuh kedamaian. Kami saling menghormati," lanjutnya.

Tak ayal, hidup saling berdampingan meski berbeda keyakinan ini menjadi inspiratif bagi banyak orang. Bahkan pemimpin negara-negara lain.

"Makanya, banyak pemimpin-pemimpin yang datang dari negara lain pada takjub melihat suasana damai mesti berbeda keyakinan di Indonesia, khususnya di Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal," ujar Susyana.

Susyana mengatakan, hidup saling menghormati dan menghargai inilah yang mestinya dicontoh bagi masyarakat dan warga dunia.

"Saya berkawan baik dengan humas masjid Istiqlal, Abu Fakri," kata Susyana.

"Dan setiap dalam acara Paskah, Natal, Lebaran, Idul Fitri, dan sebagainya, kami saling bergotong royong dan saling membantu satu sama lain. Karena kita Indonesia," lanjutnya.

Susyana menuturkan, kedamaian jiwa dan tali persaudaraan antar umat beragama harus ditanam oleh setiap individu.

Sebab, hidup penuh kedamaian merupakan hikmat yang tiada tara.

3 Hotel di Jakarta Ini Tawarkan Hidangan Spesial Paskah, Intip Menunya

"Alangkah indahnya ya kalau hidup itu penuh damai, tidak saling benci, ini ya kalau menurut saya yang harus ditanam oleh setiap orang," ucap Susyana.

Dia pun berharap, agar nilai toleransi, nilai, Pancasila, dan definisi pluralisme dapat dipahami dan dipraktikan oleh setiap khalayak.

"Harapan saya, semoga kedamaian ini terus dan selalu terjaga sampai kapan pun," kata dia.

"Agar dunia tersenyum dan manusia penuh rasa kasih dan sayang," kata Susyana.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved