Pilpres 2019

Massa Pendukung Kedua Capres Geruduk GOR Tanah Abang, Begini Kronologinya

Massa mendatangi tempat menyimpanan kotak suara Kecamatan Tanah Abang di Gelanggang Olahraga (GOR) Tanah Abang, Jakarta Pusat.

TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Proses mediasi antara massa pendukung paslon 01 dan 02 dengan Ketua PPK Tanah Abang Ahmad Syahrizal di GOR Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Massa mendatangi tempat menyimpanan kotak suara Kecamatan Tanah Abang di Gelanggang Olahraga (GOR) Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Maksud kedatangan mereka untuk mempertanyakan sebuah foto yang memperlihatkan seseorang berada di dalam ruang penyimpanan kotak suara.

Massa menduga, tempat penyimpanan kotak suara tidak steril dan sempat menuduh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tanah Abang tidak netral.

Mediasi pun dilakukan, Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Arie Ardian bersama dengan Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono menjadi penengah antara massa tersebut dengan Ketua PPK Tanah Abang Ahmad Syahrizal.

Massa tersebut diwakili oleh seorang wanita berpakaian serba krem yang mengadukan masalah tersebut kepada pihak PPK Kecamatan Tanah Abang dan aparat kepolisian.

Sambil merekam proses mediasi menggunkan ponsel pribadi, wanita tersebut menyebut ada sejumlah oknum yang secara bebas bisa memasuki area GOR Tanah Abang yang seharusnya steril sebelum rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara dilakukan.

Ia menduga, oknum tersebut masuk melalui pintu belakang GOR Tanah Abang.

"Tadi siang jam setengah tiga, teman kami melihat ada seseorang masuk dari situ (pintu belakang GOR) bawa-bawa plastik merah," ucapnya, Jumat (19/4/2019).

"Dari luar masuk ke dalam gedung KPU dan naik ke atas. Dia dari belakang naiknya," tambahnya.

Mendengar tuduhan tersebut, Syarizal pun langsung menampiknya.

Nada bicaranya pun semakin meninggi, bahkan ia berani bersumpah bahwa GOR Tanah Abang steril.

Ia mengatakan, seluruh akses pintu menuju ke ruang rapat pleno di lantai 3 GOR Tanah Abang terkunci rapat.

"Saya bersumpah, enggak bisa jalan kalau bisa masuk bu! Kalau ibu bilang jam 3, saya bersumpah enggak bisa jalan ! Ini mohon maaf, saya rasa sudah terlalu jauh," ujar Syahrizal.

Melihat situasi semakin memanas, Wakapolres Metro Jakarta Pusat mencoba menenangkan kedua kubu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved