Pemilu 2019
Curahan Hati Ketua PPK Kalideres, Pemilu 2019 yang Paling Kompetitif dan Menyusahkan
Ia mengaku sudah merasakan menjadi anggota PPK dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Pemilihan Gubernur.
Penulis: Leo Permana | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Leo Permana
TRIBUNJAKARTA.COM, KALIDERES - Menjadi penyelenggara Pemilu sudah dirasakan oleh Anwar Fauzi, Ketua PPK Kalideres semenjak tahun 2014 lalu.
Ia mengaku sudah merasakan menjadi anggota PPK dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Pemilihan Gubernur.
Dalam Pemilu 2019 ini, Awar mengaku memiliki kesan bahwa di Pemilu 2019 ini ialah Pemilu yang paling kompetitif dan nyusahin.
"Paling gimana ya kalau bahasa kata orang kampung mah nyusahin," katanya di GOR Kalideres, Rabu (24/4/2019).
Ia menjelaskan, nyusahin yang dimaksudnya itu karena dalam Pemilu ini ada empat pemilihan sekaligus.
Kemudian, lanjut dia, dalam Pemilu kali ini Kecamatan Kalideres memiliki jumlah TPS terbanyak ke dua setelah Kecamatan Cengkareng di Jakarta Barat.
• PPK Kalideres Apresiasi Sudin Kesehatan Jakarta Barat Bantu Cek Kondisi Kesehatan
Namun ia menyayangkan, dari banyaknya jumlah TPS itu tidak diikuti oleh penambahan anggota, khususnya di PPK.
"Anggotanya nggak ditambah, harusnya ada penambahan anggota PPK terutama. Misalnya yang dari lima orang menjadi 7 atau 8 orang, jadi kita bisa membagi tugas untuk TPS yang sangat banyak ini, setelah Kecamatan Cengkareng di Jakarta Barat," jelas dia.
"Jadi kesan saya Pemilu 2019 ini cukup rumit, kompetitif dan memang nyusahin kalau kata bahasa orang kampung mah," tambahnya.
Ia bercerita, masa nyusahin yang dialami semua penyelenggara terutama pada saat loading logistik ke TPS-TPS.
Saat itu, ia menyampaikan waktu tidur anggota PPK serta rekan-rekan yang membantunya paling banyak selama lima jam.
"Kadang ada tidur 3 atau dua jam saja, untuk mengejar target bagaimana caranya Pemilu ini dapat sukses," ungkapnya.
Anwar pun mengaku sudah hampir dua minggu lebih tidak pulang ke rumahnya.
Hal itu, lanjut dia, karena rasa tanggung jawabnya untuk mengamankan barang-barang logistik di GOR.
"Walaupun ada petugas kepolisian dan TNI, tapi kita sebagai penyelenggara tetap harus menjaga barang (logistik) ini. Karena pihak pengamanan tidak bisa masuk ke ruangan ini kalau memang tidak ada hal benar-benar urgent," ujar dia.
Berharap keluarga mengerti
Mengaku sudah dua minggu lebih tidak pulang ke rumah, Anwar pun berharap keluarganya mengerti akan kondisinya saat ini.
Meski rasa rindu ingin pulang, bertemu keluarga tercinta khususnya anak bungsunya yang masih berusia dua tahun.
Ia bercerita, anaknya tersebut suka menanyakan keberadaannya pada anggota keluarganya di rumah.
"Mudah-mudahan keluarga saya nerima atas kondisi ini, artinya sadar terkait kondisi saya kalau memang seringnya keluarga saya itu ditinggal. Jadi tidak bisa bertemu setiap harinya, mudah-mudahan sudah mengerti jadi tahulah kondisi kita," tuturnya.
Di saat jauhnya dari keluarga, ia mengaku bersyukur bisa mempunyai rekan-rekan penyelenggara Pemilu lainnya yang selalu membantunya.
Menurutnya, mereka lah yang menjadi penghibur dirinya dikala ia merasa stres dan pusing dalam kerjaannya.
"Beruntunglah saya punya teman-teman yang memang mau membantu saya sebagai ketua PPK dan yang mau kerja bareng dengan saya," jelas Anwar.
"Akhirnya dari mereka yang mau membantu dan bekerja dengan saya, itu salah satu penghibur diri saya, agar saya jangan terlalu stres dari kerjaan ini dan juga pusing kalau sudah mengambil pekerjaan ini ya kita jalankan saja. Jadi untungnya saya punya teman-teman yang mendukung dan membantu saya secara sepenuh hati," tambahnya.