Pilpres 2019
Fadli Zon Sebut Markas Real Count BPN 'Nomaden', Indra Bekti Bocorkan Suasana War Room TKN
Sementara itu prenseter Indra Bekti membocorkan suasana war room Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Ilusi Insiroh
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan lokasi perhitungan suara yang dilakukan tim BPN Prabowo-Sandiaga nomaden atau berpindah-pindah.
Fadli Zon mengaku hal tersebut bertujuan agar real count Pilpres 2019 Prabowo-Sandiaga dapat berjalan aman.
"Ada di beberapa tempat, di Kertanegara ada, di DPP ada pengumpulan-pengumpulan C1 dan bukti-bukti. Salah satu alasannya security, karena itu berpindah-pindah," kata Fadli saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
"Begitu Anda kasih tahu di mana langsung itu dihack, langsung itu diretas. Itu terjadi berkali-kali," ujarnya.
Sementara itu prenseter Indra Bekti membocorkan suasana war room Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin.
Video saat Indra Bekti menyambangi lokasi perhitungan hasil pemilu tersebut diunggah seorang simpatisan Jokowi-Maruf Amin di Twitter.
Di video berdurasi 2.19 menit itu, Indra Bekti mencoba menjadi relawan real cont Jokowi-Maruf Amin.
• Ramal Asmara Roger-Cut Meyriska, Mbah Mijan Kaget Dapat Kartu Tarot Ini: Kekecewaan yang Luar Biasa
• Diminta Hanum Rais Tak Baper, PSI: Partai Kami Bangun Pakai Tangan Sendiri Gak Nebeng Partai Bapak
TONTON JUGA
Indra Bekti duduk di depan komputer sambil diarahkan oleh seorang pria untuk memasukan data perolehan suara Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga.
Indra Bekti terlihat sangat berhati-hati.
"Bener tuh ya enggak direkayasa 140," ucap Indra Bekti dikutip TribunJakarta.com, pada Kamis (25/4/2019).
"Oh gitu doang," tambahnya.
Di kanan dan kiri Indra Bekti tampak berjejer komputer yang sedang dioperasikan relawan Jokowi-Maruf Amin.
• Said Didu Tuding Sistem IT KPU Berantakan, Mahfud MD Singgung Soal Kunci: Nanti Semuanya Terbukti
• TERPOPULER - Hanum Rais Sindir PSI Partai Nasib Satu Koma, Tsamara Amany Singgung Soal Kebohongan
Puluhan orang yang ada di ruangan tersebut tampak sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Setelah selesai memasukan data perolehan suara, Indra Bekti memberikan pesan kepada seluruh relawan Jokowi-Maruf Amin.
Ia meminta agar mereka teliti saat memasukan data agar tak terjadi kesalahan.
"Yang penting kalian harus jeli jangan sampai ada kesalahan-kesalahan, karena itu benar-benar pertanggung jawaban kita buat rakyat," tutur Indra Bekti.
"Siap presiden," kata seorang pria.
• Hadiri Sidang Bareng Hilda dan Billy Syahputra, Nikita Mirzani Teriaki Kriss Hatta: Enak Dipenjara?
• Anang Hermansyah Tinggalkan Ashanty Usai Berdebat Masalah Duet, Arsy Histeris: Aku Mau Sama Bunda
"ehh jangan-jangan." ucap Indra Bekti panik.
Tingkah Indra Bekti yang menolak dipanggil presiden membuat relawan-relawan diruangan tersebut tertawa.
Seorang pria lainnya lantas menimpali Indra Bekti, ia menyebut relawan Jokowi-Maruf Amin diharamkan mencurangi perolehan suara.
"Yang paling terpenting enggak boleh bohong, kalau Prabowo memang kita kasih menang," ucap pria tersebut.
"Enggak pernah kita kasih kalah, disini haram untuk mengisi data yang palsu," tambahnya.
• Hanum Rais Sindir PSI Partai Nasib Satu Koma, Tsamara Amany Bereaksi hingga Singgung Soal Kebohongan
• 4 WNA Nonton Bareng Video Cerita Hidup Jokowi, Komentar Wanita Asal Cina Ini Bikin Terpingkal
Mendengar pengakuan pria itu Indra Bekti memberikan tepuk tangan dan disambut heboh relawan lainnya.
Di akhir video, Indra Bekti menjelaskan data perolehan suara yang direkapituali di war room bersumber dari relawan yang tersebar di 800 ribu lebih TPS.
"Data ini memang sudah di foto oleh relawan yang tersebar di 800 ribu tps di seluruh Indonesia," kata Indra Bekti.
Kompas Sambangi War Room
Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin memperkenalkan war room memantau penghitungan hasil Pemilu pada Minggu (21/4/2019).
Kompas.com berkesempatan 'mengintip' war room ini yang terletak di lantai dasar Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Ruangan ini terletak berseberangan dengan kios pakaian batik yang berada di dalam hotel.
Memasuki War Room, suasana cukup ramai. Puluhan anak muda sedang bekerja di komputer yang disediakan.
Botol, gelas berisi air mineral, hingga kopi tampak menemani aktivitas mereka.
Ada sekitar 80 komputer yang masing-masing diisi oleh satu personel war room.
Berbagai hasil foto C1 dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) terpampang di layar komputer mereka.
Mereka merekapitulasi real count dari hasil verifikasi C1 dari TPS seluruh Indonesia.
Mereka tampak memasukan data C1 dari TPS dengan mengisi sejumlah kolom dalam sistem yang sudah disediakan.
Data itu seperti provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, nomor TPS, dan perolehan suara dua pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Hasil C1 diperoleh dari aplikasi yang dimiliki TKN, yakni JAMIN, sebuah aplikasi pelaporan saksi mulai dari TPS.
Aplikasi JAMIN sebelumnya sudah diperkenalkan TKN di Rumah Cemara 19, pada Jumat (5/4/2019) lalu.
Para saksi di TPS diharuskan mengambil foto formulir C1 dan mengunggahnya ke aplikasi.
Jika berhasil terkirim, nantinya koordinator wilayah akan mengirimkan notifikasi.
Apabila ada kesalahan input data, prosesnya diulang kembali.
Data C1 inilah yang dikelola war room untuk rekapitulasi real count.
250 personel, 3 shift kerja
Wakil Direktur Saksi TKN Lukman Edy mengatakan, ada 250 orang yang dilibatkan sebagai personel war room TKN.
"Ada 250 orang, shift (penugasan) dibagi tiga (dalam 24 jam)," kata Lukman saat dihubungi Kompas.com, Rabu malam.
Artinya, setiap shift penugasan akan diisi sekitar 80 personel.
Hal itu guna memastikan keberlangsungan input data dan menjaga kondisi kesehatan personel.
Menurut Lukman, setiap harinya war room bisa mengelola data 10 ribu hingga 50 ribu data C1
"Ya macem-macem ya, kadang-kadang bisa 10 ribu sehari, kadang-kadang bisa 50 ribu sehari, tergantung datanya yang masuk," kata dia.
Selesai tiga hari ke depan Lukman memperkirakan penugasan personel war room akan selesai sekitar dua hingga tiga hari ke depan.
"Ya mungkin sampai dua tiga hari lagi lah," kata dia.
Saat ditanya terkait progres perhitungan suara di war room, Lukman belum bisa menjelaskan secara rinci.
"Saya belum cek ya kalau per hari ini," ungkapnya.
Sebelumnya Wakil Ketua TKN Moeldoko mengatakan, keberadaan war room ini merupakan alat kontrol TKN terhadap penghitungan suara Pemilu 2019.
" War room ini adalah alat kontrol kami," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu.
Ia menyebutkan, dengan adanya war room ini, jika ada sesuatu yang tidak selaras dalam penghitungan, TKN bisa mempertanyakan di mana letak ketidaksamaannya serta jika ada kemungkinan penyimpangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengintip "War Room" TKN Jokowi-Ma'ruf, 250 Personel Bekerja 24 Jam"