Pilpres 2019

Mahfud MD Kasih Pelajaran Dua Kubu di Pilpres Merasa Dirugikan Salah Data Entry Suara

Mahfud MD kasih pelajaran kepada kubu 01 dan kubu 02 yang mengaku merasa dirugikan karena kesalahan data entry di Situng KPU RI.

Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Mahfud MD. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Mahfud MD mengantongi bukti 101 kesalahan soal data entry real count Pilpres di Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Indonesia (KPU).

Perdebatan salah input data entry di Situng tak kunjung selesai sampai sekarang, sementara kubu pasangan 01 dan 02 sama-sama mengklaim menjadi korban kecurangan.

Tempo hari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mendatangi kantor KPU RI, Rabu (24/4/2019), turut hadir sejumlah tokoh seperti putri Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid, Alissa Wahid, ahli statistik IPB Asep Syaifuddin.

Mereka menamakan diri sebagai Gerakan Suluh Kebangsaan. Mahfud mengaku, menyambangi KPU untuk memastikan tak ada kecurangan yang dilakukan KPU.

Tuduhan KPU berbuat curang menjadi narasi yang banyak muncul di publik belakangan ini.

"Kami datang ke sini karena risih juga merasa terganggu dengan perkembangan terakhir di mana ada tudingan-tudingan dan dugaan yaitu terjadi kecuangan yang bersifat terstruktur di KPU," kata Mahfud dilansir Kompas.com dalam artikel: Mahfud MD Datangi KPU, Pastikan Tak Ada Kecurangan Pemilu.

Menurut Mahfud MD, meski terjadi beberapa kesalahan entry data scan formulir C1 ke Situng KPU RI, tetapi hal itu bukan berarti KPU berbuat curang.

Apalagi, kesalahan entry data tak seberapa jumlahnya jika dibandingkan jumlah keseluruhan TPS.

"Dari situ menjadi sangat enggak mungkin kalau ada rekayasa terstruktur. Kalau emang terstruktur artinya berpersen-persen (kesalahan entry-nya), ini cuma satu per dua ribu lima ratus," ujar Mahfud MD.

Mahfud MD menjelaskan kesalahan entry data C1 juga tidak dapat dibenarkan, namun KPU RI masih punya waktu untuk memperbaikinya.

MK Kesalahan entry itu pun tidak hanya merugikan atau menguntungkan salah satu paslon, tetapi keduanya.

KPU juga menjamin transparansi penghitungan dan rekapitulasi suara, lantaran setiap petugas dan saksi di TPS memegang formulir C1 atau hasil penghitungan suara.

"Jadi jangan tindak sendiri-sendiri dan jangan terus kembangkan hoaks yang seakan-akan di sini ada rekayasa," tegas Mahfud.

Belakangan, Mahdud MD di akun Twitternya @mohmahfudmd menjelaskan soal kesalahan entry data di Situng, namun tak kunjung membuat dua kubu di Pilpres 2019 selesai berdebat.

Kemarin, Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia (UII) ini mengetahui apa yang terjadi di lapangan, seperti yang disoal Rizal Ramli.

Mahfud MD siap memberikan 'pencerahan' berupa bukti besaran kesalahan entry daya C1 yang menimpa suara Prabowo-Sandi tak seperti yang digaungkan.

"Mas @RamliRizal. Ini soal entry data C1 di situng @KPU_ID . Kejadian di lapangan sih kita sama2 tahu, ke-2-nya sama. Nanti ada forumnya di KPU, Bawaslu, Polisi, dan MK. Clearkan soal entry C1 dulu: Yg salah adl 0,0004% (1/2500) dan menimpa 2 paslon. Kalau perlu bukti sy DM, Mas," ucap Mahfud MD.

Cuitan Mahfud MD ini kemudian dikomentari netizen Ali S.kom di akun @UNITEDFANS91. 

Intinya, netizen ini menjelaskan kepada Mahfud MD bahwa kubu 02 yang paling banyak dirugikan dari kesalahan input data entry.

"Kebanyakan salah inputnya menimpa atau merugikan paslon 02 prof juga mau bukti ? Saya DM kalau mau, sebenernya pekerjaan itu mudah tinggal memasukan angka yang ada di C1 tidak perlu ada ahli khusus saya kira anak smk pun mampu ," cuit Ali S.kom.

Dengan entengnya, Mahfud MD menjelaskan bahwa keuntungan dari salah input data tak hanya dirasakan kubu pasangan calon 01, tapi juga 02.

Ia pun mengatakan punya 101 bukti kesalahan soal data entry.

Pada intinya, Mahfud MD ingin menegaskan bahwa untung rugi dari kesalahan entry data dirasakan baik kubu 01 dan kubu 02.

Muara perdebatan soal salah entry data di Situng, kata Mahfud MD, akan berakhir dengan hitung manual.

"Sy jg pny bukti bnyk bhw 01 diuntungkan, spt halnya sy punya bukti banyak bhw 02 diuntungkan oleh salah entry itu. Kan sy punya bukti sebanyak 101 kesalahan. Yg pokok, keuntungan/kerugian sama2 dinikmati dari kesalahan sporadis yg 1/2500 itu. Nanti penentunya kan hitung manual," cuit Mahfud MD.

Banyaknya komentar menyoal Situng dan kesalahan data entry, Mahfud MD pun mendapat pesan dari temannya.

Sang teman meminta Mahfud MD tak melayani lagi debat soal Situng.

Sebab, dari yang mendukung atau yg menyerang ada satu komplotan yang berbagi peran.

Yang satu berperan membela A, satunya berperan membela B dengan sama kerasnya.

Tendensi mereka, ungkap Mahfud MD, mengadu domba agar kacau sehingga ia menyarankan semua pihak menunggu hasil penghitungan suara secara manual.

"Sy baru dpt pesan dari kawan agar sy tak melayani lg debat soal situng. Sebab dari yg mendukung atau yg menyerang ada satu komplotan yg berbagi peran. Yg satu berperan membela A, satunya berperan membela B dgn sama kerasnya. Tendensinya mengadu domba agar kacau. Nunggu manual sj," cuit Mahfud MD.

Sebenarnya, KPU sebagai penyelenggara Pemilu sudah membuat disclaimer bahwa data yang ditampilkan di Situng bukan hasil resmi penghitungan perolehan suara.

Berikut disclaimer KPU Ri terkait penghitungan suara yang ditampilkan di situs pemilu2019.kpu.go.id.

Disclaimer

1. Data entri yang ditampilkan pada Menu Hitung Suara adalah data yg disalin apa adanya/sesuai dengan angka yang tertulis pada Salinan Formulir C1 yang diterima KPU Kabupaten/Kota dari KPPS.

2. Apabila terdapat kekeliruan pengisian data pada Formulir C1, dapat dilakukan perbaikan pada rapat pleno terbuka rekapitulasi di tingkat kecamatan.

3. Apabila terdapat perbedaan data antara entri di Situng dan Salinan Formulir C1, akan dilakukan koreksi sesuai data yang tertulis di Salinan Formulir C1.

4. Data yang ditampilkan di Situng bukan merupakan hasil resmi penghitungan perolehan suara. Penetapan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara dilakukan secara berjenjang sesuai tingkatannya dalam rapat pleno terbuka.

Said Didu kritik Mahfud MD terlalu bela KPU

Langkah Mahfud MD terlalu membela KPU menuai kritik dari koleganya Said Didu lewat cuitannya di akun Twitter @msaid_didu pada Kamis (25/4/2019).

Anggota Dewan Pakar BPN Prabowo-Sandi ini turut menilai KPU RI telah berbuat curang.

Dalam cuitannya Said Didu memaparkan modus kecurangan KPU RI.

Mulanya, Said Didu menjelaskan kriteria sistemik pada IT KPU berbeda dengan sistemik pada pemilu.

"Sekedar tambahan info buat prof @mohmahfudmd bhw kriteria sistemik pd IT beda dg sistemik pd pemilu. Sistemik pada IT jika : 1) input data tdk sesuai fakta
2) input data dipilih-pilih yg menguntugkan salah satu calon
3) mengubah data
4) mengunci data agar prosentase akhir tetap," cuit Said Didu.

Said Didu membuat cuitan selanjutnya.

Ia menyoal kejadian sederhana di mana pada sistem IT KPU seperti penjumlahan tidak autokoreksi.

Begitu juga otomatisasi data dengan penyesuaian gambar tidak terjadi.

Menurut Said Didu, ini menunjukkan sistem IT KPU amburadul atau memang dirancang unuk curang.

Kepada koleganya itu, Said Didu meminta Mahfud MD tak terlalu memuji KPU RI.

"Dari kejadian yg sederhana pada sistem IT KPU spt penjumlahan tdk autokoreksi, otomatisasi data dg penyesuaian gambar tdk terjadi dll menunjukkan bhw sistem IT @KPU_ID amburadol atau mmg dirancang utk curang. 
Biar tdk terlalu jauh, mhn prof @mohmahfudmd berhenti memuji IT KPU," cuit Said Didu.

Soal pesan Said Didu tersebut langsung dibalas Mahfud MD lewat akun Twitternya.

Ia meminta Said Didu dan orang baik yang mencela dan memuji perolehan suara hendaknya menunggu penghitungan manual KPU RI.

"Nanti semuanya akan terbukti pd saat hitung manual. Stlh hitung manual yg memuji maupun yg mencela IT KPU akan manggut2. Kuncinya kan di situ.

Stlh itu giliran MK yg akan diserang. Itu ritual politik sejak tahun 2004. Bagus jg, sih, demokrasi. City semalam menang ya Pak @saididu," balas Mahfud MD.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved