Seorang Penjahit Pinggir Jalan di Kemayoran Ini Punya Mimpi Menyekolahkan Anak Sampai Kuliah
"Ya soalnya saya ada cita-cita buat menyekolahkan anak saya sampai kuliah," ujar Ida yang rambutnya dikuncir.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Ida (kiri), sedang menjahit pakaian di pinggir Jalan Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, pukul 20.30 WIB, Jumat (3/5/2019).
"Alhamdulillah, anak saya juga tidak neko-neko orangnya. Patuh sama saya kalau dibilangin," ucap Ida.
Menyoal penghasilan dari menjahit, Ida menyebut kerap tak tentu.
"Kadang ya dapat seratus ribu sehari. Kadang juga dapat dibawah seratus ribu. Tidak tentu," jelas Ida.
Saat ditanya keberadaan sang suami, Ida menggelengkan kepala dan tak mengeluarkan satu kata pun. Mulutnya terkatup.
Diketahui sebelumnya, Ida setiap malam menjahit di sepanjang Jalan Kemayoran Gempol, berdekatan dengan pasar Jiung, Jakarta Pusat.
Dia mulai beroperasi sejak pukul 18.30 WIB sampai pukul 22.00 WIB.
"Setiap malam saya jahit di sini. Iya, tidak ada liburnya. Cuma kalau lagi tidak enak badan, saya libur," kata Ida.
Halaman 2 dari 2