Pemilu 2019

Ributkan Situng KPU Fadli Zon Singgung Anak SMA, KPU Pastikan Situng Jalan Terus

Apa yang dipersoalkan Fadli Zon soal Situng KPU RI sampai menyinggung anak SMA? Bagaimana KPU RI menyikapi permintaan agar Situng dihentikan?

Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, saat memberi keterangan kepada awak wartawan, di pintu keluar Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019). 

Singgung Anak SMA

Fadli Zon mengatakan tidak bisa mentolerir adanya kesalahan input formulir C1 ke Situng KPU RI hanya karena alasan human error.

Perkembangan teknologi begitu canggih di zaman sekarang, kata dia harusnya diimbangi dengan sumber daya manusia yang mumpuni untuk pihak operator.

Bahkan Fadli Zon membandingkan pekerjaan operator penginput Situng dengan pelajar di bangku SMA.

Katanya persoalan menginput data dengan kombinasi angka yang tak terlalu banyak bisa dengan mudah dilakukan oleh pelajar di bangku SMA.

"Nggak boleh ada human error. Kita kan udah canggih, saya kira anak SMA saja sudah jago itu," kata Fadli Zon.

Petugas operator dengan keahlian yang dimiliki sepatutnya bisa mengira-ngira sendiri berapa jumlah DPT di setiap TPS. Apalagi KPU sudah membatasi hingga maksimal 300 orang per TPS.

Sehingga ketika ada suara masuk ke Situng dengan jumlah fantastis dengan angka suara mencapai ribuan, sepatutnya mereka bisa mendeteksi telah terjadi kesalahan.

"Harusnya langsung ter-reject, sehingga terverifikasi. Ini yang tidak terjadi dalam sistem ini. Misalnya, kita udah tahu jumlah DPT di setiap TPS, walaupun ada penambahan kita tahu berapa, tidak mungkin ada 1.000 orang di satu TPS," jelasnya.

"Kalau ada angka di TPS sampe seribu, dua ribu apalagi ada yang delapan ribu, itu kan mustahil. Harusnya dengan sendirinya ter-reject, tidak terverifikasi, dan tidak masuk dalam Situng," kata dia lagi.

Menurutnya, meski KPU mengaku terus mencari kesalahan input dan meminta peran serta masyarakat, namun kasus seperti ini tidak boleh dibiarkan terus menerus.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Riza Patria dan Ketua KPU RI Arief Budiman memantau ruang server Situng KPU RI, Jumat (3/5/2019).
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Riza Patria dan Ketua KPU RI Arief Budiman memantau ruang server Situng KPU RI, Jumat (3/5/2019). (Tribunnews.com/Reza Deni)

Maka itu dia mengusulkan kepada KPU untuk menyetop beberapa hari real count tersebut sambil perbaiki sistem yang digunakan.

"Saya kira mestinya dihentikan dulu, perbaiki dulu sistemnya, itu saya kira dalam beberapa hari aja atau beberapa jam aja bisa kok. Sistemnya menurut saya ini masih banyak kelemahan," kata Fadli.

Klaim temukan 73 ribu kesalahan

Tim Relawan IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga melaporkan bukti kesalahan input Situng Pemilu 2019 kepada Bawaslu RI.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved