Buka Puasa Pertama, Kapolresta Tangerang Ngeliwet Bareng Ratusan Santri
Buka puasa pertama di Ramadan 1440 H, Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif melaksanakan bukber di Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Hikmah
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, CISOKA - Buka puasa pertama di Ramadan 1440 H, Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif melaksanakan bukber di Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Hikmah, Desa Sukatani, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.
Acara buka bersama tersebut diikuti oleh ratusan santri.
Sabilul pun berbaur bersama santri dan pengasuh pondok pesantren menyantap hidangan berbuka yaitu nasi liwet, sambal, dan ikan asin.
Dalam sambutannya, Sabilul mengajak elemen pesantren menjadi pelopor persatuan pasca pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019.
• Memasuki Bulan Ramadan, Bupati Tangerang Minta ASN Jangan Bermalas-malasan
• Ojol se-Indonesia Mogok Narik, Warga Tangerang yang Terdampak Kesulitan
• Tidak Ada yang Tumbang, Ini Rahasia Polresta Tangerang Jaga Fisik Selama Pemilu 2019
Menurutnya, kalangan pesantren baik kiai ataupun santri jangan terpengaruh berita hoaks dan juga jangan menjadi penyebar hoaks.
"Apalagi untuk para santri, jangan melakukan tindakan-tindakan provokatif atau menghasut. Itu bukan karakter santri," jelas dia di Kabupaten Tangerang, Senin (6/5/2019).
Sabilul menambahkan, unsur pesantren juga jangan terpengaruh dengan ajakan untuk memobilisasi massa.
Menurut dia, kita semua harus memercayakan tahapan selanjutnya yakni rekapitulasi kepada penyelenggara pemilu.
"Siapa pun yang terpilih, itulah pemimpin kita dan kita doakan, semoga yang terpilih dan menjadi pemimpin di negeri ini bisa amanah dan berbuat untuk rakyat," kata Sabilul.
Sabilul berharap, ulama dan santri dapat menyebarkan pemahaman kepada masyarakat bahwa menciptakan suasana aman dan damai merupakan tanggung jawab bersama.
Terlebih, lanjut dia, di bulan Ramadan akan lebih baik untuk memperbanyak ibadah.
Senada dengan Sabilul, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Hikmah KH. Nurjaya menyebut, sebagai bagian dari warga negara, ulama, ustad, dan santri harus melakukan segala tindakan berdasarkan koridor hukum.
Menurut dia, pesta demokrasi telah dilaksanakan sehingga siapa pun harus menerima hasilnya.
"Jangan ada gerakan massa atau tindakan provokasi. Siapa pun yang terpilih itulah yang dipercaya rakyat," tandasnya.