Ramadan 2019

Napak Tilas Syekh Abubakar, Ulama Asal Timur Tengah di Kawasan Niaga Mangga Dua

Seperti yang diutarakan oleh Masagus Hamdi (53) pengurus masjid sekaligus keturunan dari Syekh Abubakar.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI
Kondisi makam Syekh Abjbakar yang berada di lingkungangan Masjid Nurul Abrar, Jalan Mangga Dua Dalam No. 17, RT 01/05, Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (7/5/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, SAWAH BESAR - Nama Sayyid Abubakar bin Alwi Bahsan Jamalullail atau yang biasa disapa Syekh Abubakar sangat dihormati di sekitar kawasan niaga Mangga Dua.

Meski sudah wafat beberapa abad lalu, namun namanya tetap masyur sampai saat ini. Bahkan, makamnya yang berada di area Masjid Nurul Abrar, Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat kerap ramai dikunjungi oleh peziarah sampai saat ini.

Seperti yang diutarakan oleh Masagus Hamdi (53) pengurus masjid sekaligus keturunan dari Syekh Abubakar.

"Makam beliau sampai saat ini selalu dipadati oleh peziarah, khususnya saat malam Jumat dan menjelang Ramadan," ucapnya kepada TribunJakarta.com, Selasa (7/5/2019).

Ia menuturkan, Syekh Abubakar sendiri merupakan seorang alim ulama asal Timur Tengah yang masih merupakan keturunan dari Husei bin Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah dari putrinya Fattimah Azzahra.

Menelisik Makam Keramat Mangga Dua di Pusat Niaga Ibukota

"Dia ulama asli orang Arab, itu marganya Jamalullail turunan dari Yaman," ujarnya saat ditemui di Masjid Nurul Abrar, Jalan Mangga Dua Dalam No. 17, RT 01/05, Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Dijelaskan Hamdi, Syekh Abubakar sendiri datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama Islam di nusantara, khususnya di sekitar Batavia atau Jakarta.

"Disini ia jadi ulama dan punya banyak murid, selain makam beliau, di Masjid Nurul Abrar juga ada beberapa makam muridnya," kata Hamdi.

Selain menjadi ulama dan menyebarkan agama Islam di kawasan Mangga Dua, Syekh Abubakar juga dikenal sebagai seorang pejuang.

Ia dengan gigih bersama beberapa orang pengikutnya tak segan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Hindia Belanda yang saat itu berlaku semena-mena terhadap rakyat.

"Mereka berkumpul disini, punya kekuatan, lalu melakukan perlawanan terhadap kompeni Belanda dan merebut tempat ini (Masjid Nurul Abrar yang dulunya rumah milik pejabat pemerintah Hindia Belanda)," kata Hamdi.

Tampak depan di dalam Masjid Nurul Abrar dan makam Sayyid Abubakar bin Alwi Bahsan Jamalullail di kawasan Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (7/5/2019).
Tampak depan di dalam Masjid Nurul Abrar dan makam Sayyid Abubakar bin Alwi Bahsan Jamalullail di kawasan Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (7/5/2019). (TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci)

"Jadi bisa dibilang beliau ini ulama dan pahlawan nasional," tambahnya menjelaskan.

Diceritakan oleh Hamdi, para peziarah di makam Syekh Abubakar sendiri berhasal dari sejumlah daerah.

Bahkan, tak jarang ada warga negara asing yang datang untuk berziarag di makan Syekh Abubakar ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved