Pemilu 2019
Petugas KPPS Tewas Diracun Beredar di Medsos, Dokter UI Kasih Penjelasan dan Tak Berani Menyimpulkan
Isu soal petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di Bandung meninggal karena diracun ramai beredar di media sosial. Apa kata dokter?
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Y Gustaman
Berikut bunyi narasinya:
"VX berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau yang mampu mengganggu sistem saraf tubuh dan digunakan sebagai racun saraf dalam perang kimia Sepuluh miligram, cukup untuk membunuh manusia melalui kontak pada kulit, dan median dosis letal untuk jalur inhalasi diperkirakan sekitar 30-50 mg min/m3 Sebagai sebuah senjata kimia, VX digolongkan sebagai senjata pemusnah massal (weapon of mass destrucktion, WMD) sesuai dengan Resolusi DK PBB 687"
Kemudian, di bawah narasi tersebut juga ditampilkan foto seorang perempuan memakai jilbab hijau dan berbusana merah yang disebut sebagai Sita.
Penelusuran Kompas.com, dilansir dari Antara, kakak kandung Sita Fitriati, Muhamad Rizal Misbahudin menyampaikan kabar meninggalnya Sita karena diracun tidak benar.
Pihak keluarga yang merasa dirugikan dengan beredarnya kabar bohong itu kemudian melaporkan unggahan itu ke polisi.
"Kalau kami dari pihak keluarga yang penting minimal sudah menjelaskan (kepada polisi) bahwa itu hoaks. Kalaupun misalnya ada yang tidak percaya, yang penting sudah laporan," ujar Rizal kepada Antara, Jumat (10/5/2019).
Rizal mengaku heran atas pemberitaan adiknya yang diduga karena diracuni zat kimia VX.
Padahal, saat Sita meninggal tidak ada pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak medis.
Menurut Rizal, sejumlah informasi yang dituliskan dalam unggahan tersebut tidak benar.
Misalnya, umur Sita dan foto perempuan berkerudung hijau yang diduga sebagai Sita.
Rizal menyebutkan bahwa adiknya tersebut berumur 23 tahun, bukan 21 tahun seperti yang dituliskan dalam unggahan bohong itu.
"Terus fotonya itu bukan adik saya, yang dilingkari itu kebetulan anaknya pak RW, dan itu orangnya masih hidup," ujar Rizal. (TribunJakarta.com/ Kompas.com)