Pileg 2019
Puan Maharani Berpeluang Jadi Ketua DPR RI, Apakah Partai Gerindra Bisa Menolak? Ini Aturannya
Politikus PDIP Puan Maharani berpeluang menjadi ketua DPR RI setelah partainya diprediksi bakal memenangkan Pemilu 2019.
TRIBUNJAKARTA.COM -Politikus PDIP Puan Maharani berpeluang menjadi ketua DPR RI setelah partainya diprediksi bakal memenangkan Pemilu 2019.
Peluang Puan Maharani menduduki kursi DPR RI karena dia memperoleh suara terbanyak di Pemilu 2019, yakni 420 ribu suara.
Puan Maharani maju dari Dapil V Jawa Tengah yang mencakup Solo, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.
Jika Puan Maharani ditunjuk PDIP untuk mengisi kursi ketua DPR RI, apakah kehadirannya bisa ditolak partai lain yang juga masuk jajaran besar Pemilu 2019?
Hasil real count KPU, urutan 5 besar pemenang partai pada Pemilu 2019 adalah PDIP, Partai Golkar, Partai Gerindra, Nasdem, dan PKB.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo berkomentar soal wacana menjadikan Puan Maharani sebagai ketua DPR periode 2019-2024.
Bambang menanggap Puan cukup kompeten untuk menduduki jabatan tersebut.
"(Puan Maharani) berkompeten," ujar Bambang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
"Kalau PDI-P menunjuk Mbak Puan ya harus kita dukung. Itu ketentuan politiknya dan saya setuju," tambah dia.
Aturan mengenai penentuan pimpinan DPR periode 2019-2024 ini diatur pada ayat 1 Pasal 427D dalam Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

Dalam UU tersebut, partai pemenang Pileg 2019 berhak menduduki jabatan ketua DPR.
Sementara posisi wakil ketua diisi oleh perwakilan partai dengan perolehan suara terbanyak berikutnya.
Politisi Golkar ini mengatakan sejauh ini partainya diprediksi menempati urutan kedua dalam Pileg 2019.
Artinya, Golkar kemungkinan mendapat posisi wakil ketua DPR pada periode selanjutnya.
"Kalau Golkar sendiri nanti kita kembalikan ke pimpinan Golkar (mengenai siapa yang menduduki posisi wakil ketua DPR)," kata dia.
Ketua DPR Bambang mengatakan susunan pimpinan DPR periode selanjutnya diatur berdasarkan urutan perolehan suara.
Masing-masing partai tidak boleh intervensi terhadap siapa yang ditunjuk partai lain sebagai pimpinan DPR.
Artinya, jika Puan Maharani ditunjuk jadi ketua DPR RI oleh PDIP, maka dari Golkar atau Partai Gerindra tak boleh menghalangi atau mengintervensi.
"Golkar tidak bisa ikut campur dengan internal PDI-P. Begitu juga sebaliknya dengan internal Gerindra, begitu juga sebaliknya. Jadi itu urusan internal masing-masing partai," kata dia.
Puan Maharani Berjaya, Kridayanti Wajah Baru
Penyanyi Krisdayanti kemungkinan kuat lolos menjadi anggta DPR RI.
Krisdayanti yang mantan istri musisi Anang Hermansyah, akan menjadi wajah baru di parlemen Indonesia.
Dia juga menjadi politikus baru di lingkungan Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP).
Kabar lolosnya Krisdayanti menjadi anggota DPR RI itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, saat ditemui wartawan di Tjikini Lima Restoran, Menteng, Jakarta, Rabu (30/4/2019).
"Punya wajah-wajah baru dari PDI-P seperti KD," ujarnya.
Krisdayanti maju sebagai caleg di Jatim V yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu.
Hasto Kristiyanto juga menyebut sejumlah politikus PDIP lainnya yang lolos ke Senayan.
Di antaranya, Johan Budi dan Puan Maharani
"Nama-nama sudah kami identifikasikan seperti Puan Maharani, Johan Budi dan berbagai tokoh-tokoh lain. Rata-rata inkumben punya peluang," kata Hasto .
Seperti yang diketahui, caleg PDIP Johan Budi diprediksi lolos ke DPR RI.
Johan maju di daerah pemilihan Jawa Timur VII yang meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi.

Sementara Puan Maharani maju dari dapil Jawa Tengah V yang terdiri dari Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.
Hasto mengatakan, berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count PDI-P menang dalam Pemilu Legislatif 2019.
Ia mengatakan, perolehan kursi PDI-P di DPR RI sekitar 134 kursi, hasil yang cukup signifikan dengan didukung oleh Koalisi Indonesia Kerja (KIK).
"Perolehan kursi kami sekitar 134, plus minus lima kursi. Karena itulah dengan jumlah yang cukup signifikan," tuturnya.
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto mengklaim partai pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf akan menjadi mayoritas pada DPR periode selanjutnya.
"Simulasi berdasarkan quick count yang kami lakukan di setiap dapil DPR RI, maka Koalisi Indonesia Kerja setidaknya mendapatkan 349 kursi atau 60,7 persen," ujar Hasto.
Menurut Hasto, kekuatan koalisi ini sudah dibangun matang sebelum tahapan pemilu berlangsung.
Sebab, partai pendukung ingin memperkuat pemerintahan Jokowi-Ma'ruf nanti di parlemen.
Puan Maharani Sebut Alhamdulillah
Puan Maharani disebut-sebut lolos menjadi anggota DPR RI.
Puan Maharani pun bersyukur karena hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menempatkan partainya pada posisi pertama pada perolehan suara Pemilu 2019.
"Ya Alhamdulilah saja," ujar Puan, yang juga menjabat Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (18/4/2019).
Meski demikian, Puan mengatakan, partainya tidak akan mengumbar kemenangan terlebih dahulu. PDI Perjuangan memilih menunggu perhitungan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Puan juga mengaku optimistis perhitungan suara dari KPU tidak akan berbeda jauh dibandingkan hasil quick count sejumlah lembaga survei.
"Kami tetap menunggu hasil real count KPU dan juga kami tetap optimistis suaranya di atas 20 persen," ujar Puan.
Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan PDI Perjuangan menjadi partai politik pemenang Pemilu 2019 dengan perolehan suara paling tinggi.
Lembagai survei Populi Center misalnya.
PDI-P meraih suara sebesar 19,7 persen. Pada posisi kedua, yakni Gerindra dengan perolehan suara sebesar 12,4 persen.
Adapun, posisi ketiga hingga kelima, masing-masing yakni Partai Golkar dengan 12,3 persen, PKB dengan 10,2 persen dan PKS dengan perolehan 8,2 persen.
Eva Sundari Gagal Kembali ke DPR RI
Politikus senior PDIP Eva Kusuma Sundari, gagal kembali duduki kursi anggota DPR RI.
Eva Kusuma Sundari yang maju menjadi calon legislatif (caleg) dari daerah pemilihan Jawa Timur VI, mengaku sedih tak lolos dalam Pemilu 2019.
Terlemparnya dari persaingan masuk ke Senayan itu, dikarenakan kalah bersaing dengan sesama caleg PDIP.
"Saya kalah di persaingan internal PDI-P, faktornya ya karena kurang suara," ujar Eva ketika dihubungi, Selasa (30/4/2019).
Dapil Eva meliputi Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Blitar.
Eva mengatakan, lima KPUD di Jawa Timur sudah melakukan pleno. Hasilnya, PDI-Perjuangan mendapatkan tiga kursi di dapil Jatim VI.
Menurut Eva, perolehan tiga kursi cukup bagus untuk PDI-P.
Artinya PDI-P dominan di dapil tersebut. Namun, dia harus terlempar karena berada pada urutan keempat.
"Sudah bisa dihitung kursi PDI-P itu tiga, saya ranking empat internal PDI-P," kata Eva.
Eva mengatakan, caleg PDI-P yang lolos ke DPR periode 2019-2024 di dapil Jatim VI adalah Guruh Soekarnoputra, Arteria Dahlan, dan Sri Rahayu.
Eva mengaku bahwa perolehan suaranya saat ini meleset dari target.
Dia hanya mendapatkan 50 persen dari yang ditargetkan.
"Dugaanku karena berebut di ceruk yang sama," kata dia.
Dia mengaku sedih karena kalah dalam Pileg 2019 ini. Namun di saat yang bersamaan, dia juga gembira karena PDI-P tetap keluar sebagai partai pemenang Pileg.
PDI-P juga sukses dalam Pemilihan Presiden dengan mengusung kadernya, Joko Widodo.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bambang Soesatyo Anggap Puan Maharani Kompeten Jadi Ketua DPR ", https://nasional.kompas.com/read/2019/05/14/15102231/bambang-soesatyo-anggap-puan-maharani-kompeten-jadi-ketua-dpr.
Penulis : Jessi Carina