Warga Cipayung Senang dan Terbantu Soal Pelarangan Bank Keliling Beroperasi
Sebelumnya diberitakan, khusus wilayah RT 2/10, Bank Keliling yang meresahkan warga dilarang beroperasi sejak bulan Februari 2019.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Warga RT 2/10 terbantu dengan adanya program Baitul Mat wal Tamwil (BMT) di Mushola An Nur dengan peminjaman uang tanpa bunga.
BMT yang bermaksud Rumah Harta dengan memakai skema mencontoh Rasulullah ini, merupakan wadah tempat orang bersedekah dan menyalurkan ke orang-orang yang membutuhkan.
Dana sedekah tersebut menjadi kas di Mushola An Nur yang terletak di Jalan An Nur, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.
Sebelumnya diberitakan, khusus wilayah RT 2/10, Bank Keliling yang meresahkan warga dilarang beroperasi sejak bulan Februari 2019.
Kemudian utang warga dilunasi melalui BMT Mushola An Nur sebesar Rp Rp 35.150.000 dan para warga harus mengembalikan sebesar Rp 23.259.000 karena sisanya merupakan bunga Bank yang sudah terlunasi.
Rani Yunita, satu diantara warga RT 2/10 mengatakan dirinya merasa terbantu dengan pelarangan tersebut. Sehingga tidak ada lagi warga yang dikejar rentenir karena utang yang berbunga.
• Warga di RW 10 Kelurahan Lubang Buaya Tolak Kehadiran Rentenir Berkedok Bank Keliling
"Alhamdulillah sangat merasa terbantu sejak adanya program BMT. Orang tua saya jadi tidak lagi dikejar rentenir. Sebab sekarang hanya mengembalikan biaya hutang pokoknya saja. Semoga wilayah lain bisa mencontoh wilayah kita ini. Karena saya merasakan sendiri, nyamannya tanpa hadirnya Bank Keliling yang sebenarnya adalah rentenir," ungkapnya, Selasa (14/5/2019).
Resi (24), warga lainnya mengaku dirinya sejak awal tidak pernah berani meminjam uang ke Bank Keliling yang jumlahnya bisa puluhan di kawasan tersebut.
"Kalau saya dari dulu tidak berani pinjam uang di Bank Keliling. Karena saya tahu bunganya besar. Sekalipun kepepet saya tetap takut. Apalagi kalau menagih utang itu mereka tidak semuanya kan pakai cara lemah lembut seperti menawarkan pinjam. Jadi saya sih benar-benar menghindari yang begituan. Tapi, syukurnya sekarang sudah ada program BMT itu jadi warga sini kalau pinjam uang sudah tidak ke rentenir lagi," ucapnya.
Sementara itu, Ketua RT 2/10, Sunyoto (54) menyambut positif program BKM yang diadakan oleh Ketua DKM Mushola An Nur, Diding.
Dirinya merasa program ini mampu memberikan pemahaman kepada warganya soal bahayanya pinjam uang ke rentenir.
"Saya selaku ketua RT sangat setuju dan sangat senang, sebab banyak warga yang mengeluh setelah pinjam uang dari bank keliling. Mereka mengeluhkan cara penagihan utang seperti dibentak dengan kata-kata kurang sopan dan para rentenir yang suka menendang pintu rumah. Setelah ini bagi warga yang benar-benarembutuhkan pinjaman, saya arahkan ke BMT saja karena tidak berbunga," tutur Sunyoto.
Saat ini, ada 11 warga yang utangnya sudah dilunasi di Bank Keliling oleh dana dari program BMT.
Kemudian, hingga hari ini terdapat tambahan sekitar 26 warga yang meminjam uang melalui BMT Mushola An Nur.
Nantinya para warga akan mencicil pembayaran utang secara bertahap sesuai dengan kemampuan mereka.
Namun sebelumnya para warga diminta untuk membuat rencana pelunasan terlebih dahulu.