Tak Ada Makam Pengarang Kitab Safinatun Najah Syekh Salim di Masjid Jami Al-Ma'mur Tanah Abang
Tidak ada makam Syekh Salim sang pengarang kitab Safinatun Najah di Masjid Jami Al-Ma'mur Tanah Abang.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Pengurus Masjid Jami Al-Ma'mur Tanah Abang, Syahrul Latief menyebut tidak ada makam Syekh Salim sang pengarang kitab Safinatun Najah di Masjid tersebut.
Syahrul, sapaannya, mengatakan selama ini orang salah sangka ihwal tiga makam yang berada di halaman Masjid Jami Al-Ma'mur Tanah Abang.
"Masyarakat tahunya kan di sini ada makam Syekh Salim bin Abdullah bin Sumair Al Hadromi Asy Syafi'i pengarang kitab Safinatun Najah. Padahal ya, bukan makam dia," kata Syahrul, di halaman Masjid Jami Al-Ma'mur Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2019).
Syahrul menegaskan kepada seluruh umat Muslim menyoal makam Syekh Salim ini tidak berada di Masjid Jami Al-Ma'mur Tanah Abang.
"Makanya saya tegaskan, memang di sini ada tiga makam tapi tidak ada makam Syekh Salim seperti yang orang-orang bilang. Itu makam almarhum pengurus masjid di sini dulunya, begitu," tutur Syahrul sambil duduk.
Makam Syekh Salim, lanjut Syahrul, sebenarnya berada di pemakaman Said Naum.
Namun, makam beliau sudah dibongkar kala tragedi pembebasan lahan pada 1973 silam.
Pun makam Syekh Salim yang lahir pada 1854 tersebut telah dijadikan sekolah dan Masjid bernama Said Naum.
"Kalau dulu di pemakaman Said Naum, memang banyak makam-makamnya. Ada siapa saja, termasuk Syekh Salim. Tapi, semua makam itu sudah dipindahkan ke berbagai TPU (Tempat Pemakaman Umum) di Jakarta," ujar Syahrul.

"Tapi, saya tidak tahu makam Syekh Salim itu dipindahkan ke mana. Saya tidak tahu dan tidak ada orang yang tahu," lanjutnya.
Informasi yang sebenarnya, kata Syahrul, tentang makam Syekh Salim bin Sumair telah ditulis dan diterangkan oleh:
1. L.W.C Van Den Berg dalam buku Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara, halaman 106, penerbit INIS 1989.
Menerangkan bahwa Salim bin Abdullah bin Somair tiba di Nusantara.
• Hari Ini, Wali Kota Jakpus Wakili Anies Baswedan Buka Ramadan Jazz Festival di Masjid Cut Meutia
• VIDEO Melihat Masjid Jami Matraman yang Sarat Akan Sejarah
Dia menetap di Batavia (Jakarta) sebagai guru agama, tanpa meninggalkan dunia perdagangan.
Dia wafat tahun 1854 dan dimakamkan di makam Arab (Said Naum), di Tanah Abang yang terletak beberapa kilometer dari kota.
2. Sayid Abubakar bin Ali bin Abubakar Shahabudin atau cucu pewakaf pemakaman Said Naum, dalam buku Rihlatul Afpar, Otobiografi halaman 56 menerangkan bahwa:
"Beberapa lama kakek saya (Said Naum) sakit sampai dia pergi menemui Tuhannya (wafat).
"Dan dimakamkan di pemakaman yang dia wakafkan di Tanah Abang, di dekat makam Syeikh Salim bin Abdullah bin Sumair yang wafat 1270 hijriah atau tahun 1854."
3. Wikipedia bahasa Indonesia atau sejarah ihwal Said Naum diterangkan bahwa:
"(Said) Naum dimakamkan di pemakamannya yang penuh kasih di dekat makam Syeikh Salim bin Abdullah bin Sumair yang meninggal pada 1855 atau 1271 hijriah.
Syahrul melanjutkan, ketiga makam yang berada di halaman Masjid Jami Al-Ma'mur ini merupakan makam seorang warga sekitar dan pengurus Masjid.
"Yang masyarakat berpikir bahwa ini makam Syekh Salim adalah tidak benar. Ini makam seorang warga setempat dan mantan pengurus Masjid Jami Al-Ma'mur," imbuhnya.
"Itu ya, saya beri tahu agar kaum Muslim atau peziarah mengetahui hal yang sebenarnya," ucap Syahrul.