Tersebab Dendam Disebut Banci, Pelaku Tikam Siswi SMP dan Mayatnya Ditemukan di Parit
Kali terakhir Novi Harian melihat Wiwik Wulandari ketika mereka berpisah pulang sekolah pukul 11.00 WIB. Beberapa jam ia tewas dan pelaku orang dekat.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Y Gustaman
Setelah berita itu tersiar warga bergegas menuju lokasi untuk melihat dari dekat mayat siswi kelas SMPN 4 Lubuklinggau itu.
Polisi bersama warga menggunakan selembar kain panjang untuk mengangkat mayat Wiwik dari parit.
Mayat dibawa ke rumah sakit untuk divisum lalu dibawa ke rumah orang tuanya di Lorong Cianjur RT7 Kelurahan Ponorogo Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau.
Novi mengaku terpukul melihat sahabatnya Wiwik tewas dengan cara tragis.
Ada janji mereka berdua yang belum terlaksana hingga hari ini.
"Kami ada niat mau buka bersama, tapi belum ada waktu yang tepat, karena Wiwik takut dimarahi ayuknya kalau keluar sore hari," ungkap Novi.
Sempat senyum-senyum sendiri
Sejak bersekolah di SMP Negeri 4 dua tahun terakhir, Wiwik tinggal bersama Teti, kakak perempuannya.
Mereka tinggal di Perumnas Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat.
Teti mengaku tak ada firasat soal kematian adiknya itu.
"Firasat nggak ada, cuma pas ngisi bensin motor, dia terlihat senyum-senyum terus nggak seperti biasanya."
"Tapi saya nggak mikir kalau itu pertanda kalau dia mau meninggal," ucap Teti.
Wiwik adalah anak bungsu dari enam bersaudara.
Ia dan Teti tinggal terpisah dari ayah mereka di Lorong Cianjur RT 7 Kelurahan Ponorogo, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Lubuklinggau.
"Saya anak kedua dan Wiwik adik bungsu saya. Kami berdua tak tinggal serumah sengan orang tua."