Pengakuan Paman Terduga Teroris di Bogor Kaget ER Ditangkap: Orangnya Kurang Terbuka

Menurut Sobari, Ketua RW setempat, insiden penangkapan yang dilakukan oleh aparat kepolisian berlangsung cukup cepat.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Kurniawati Hasjanah
Warta Kota/Adhy Kelana
Petugas melakukan olah TKP di kediaman rumah terduga teroris di kawasan Nanggewer Mekara RT10/10 cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/5) . Penagkapan terduga teroris ini terkait pengembangan terduga teroris Bekasi. 

TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR - Anggota Densus 88 Anti Teror Polri  menggelar olah TKP di kediaman terduga teroris beriniaial E alias AR di wilayah Kandang Roda, Naggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/5/2019) pukul 08.30 WIB.

Pantauan Tribunnewsbogor.com, hingga pukul 10.06 WIB, tim Densus 88 Anti Teror Polri masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Saat ini, lokasi olah TKP disterilkan hingga jarak 20 meter.

Para penghuni tempat diungsikan sementara ke tempat lain.

Tak hanya itu polisi pun siap siaga menjaga dan mengatur arus lalu lintas.

Mirip Bom Surabaya, Bom Teroris di Bekasi Ternyata High Explosive disebut The Mother of Satan

Mabes Polri Sebut Teroris di Bekasi Lebih Berbahaya, Berencana Pengeboman Jika Ada Aksi People Power

Sehari sebelumnya, Densus 88 berhasil mengamankan terduga teroris berisnial E alias AR di wilayah Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (17/5/2019).

Penangkapan terduga teroris ER dilakukan sekitar pukul 15.30 WIB.

 Penangkapan tersebut dilakukan lantaran diduga terduga ER terlibat dalam jaringan teroris ISIS.

Sampai pukul 19.00 WIB malam, suasana di sekitar kediaman terduga teroris masih ramai oleh warga yang penasaran dengan kejadian tersebut.

Tak Menyangka

Menurut Sobari, Ketua RW setempat, insiden penangkapan yang dilakukan oleh aparat kepolisian berlangsung cukup cepat.

Petugas juga mengamankan sejumlah barang-barang dirumah tempat tinggal ER.

"Soal barang-barang yang dibawa polisi, itu saya gak tahu," kata Sobari.

Pihak keluarga tak menyangka jika ER menjadi incaran Densus 88 anti teror lantaran diduga terlibat jaringan teroris ISIS.

Petugas mengamankan barang bukti dari rumah terduga tertoris di Kampung Nanggewer,

Menurut Deni (30), sang paman yakni ER orangnya cenderung tertutup.

"Kaget saya, saya gak tahu apa-apa, orangnya juga kan kurang terbuka," kata Deni keluarga dari ERsaat ditemui TribunnewsBogor.com, Jumat (17/5/2019) malam.

Bahkan, Deni mengaku jarang sekali berkomunikasi dengan pamannya lantaran sifat korban yang dikenalnya pendiam.

Deni mengatakan, pamannya merupakan warga pribumi asli yang sejak kecil tinggal di wilayah Naggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

"Dia gak pernah cerita-cerita apa aktifitasnya, enggak. Dia memang asli orang sini, dia sudah berkeluarga, anaknya 4," ungkapnya

Sementara itu, Kapolres Bogor, AKBP Andi M Diky menerangkan, penangkapan dilakukan oleh Tim Densus 88 Mabes Polri.

Kasat Narkoba Polres Bogor, AKP Andri Alam Wijaya (kiri), Kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky (tengah) saat menujukan barang bukti bibit tanaman Ganja di Mapolres Bogor, Jumat (30/11/2018)
Kasat Narkoba Polres Bogor, AKP Andri Alam Wijaya (kiri), Kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky (tengah) saat menujukan barang bukti bibit tanaman Ganja di Mapolres Bogor, Jumat (30/11/2018) (Dokumentasi Humas Polres Bogor)

Menurutnya, Polres Bogor hanya melakukan beck-up dan melakukan pengamanan di sekitar lokasi.

Kapolres Bogor melanjutkan, dari hasil penggeledahan yang dilakukan petugas menemukan sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, bahan dasar kimia untuk merakit Bom, dan rangkaian Detonator.

Tak hanya itu, dirumah terduga teroris ER, polisi juga mengamankan sejumlah buku jihad dan buku-buku untuk merakit bom.

"Ditemukan beberapa bahan baku dan bahan jadi peledak yang dibuat secara rumahan di antara lain adalah TATP dan Nitrogliserin kemudian kita juga temukan beberapa panci, paku-paku termasuk juga buku-buku pembuatan bom dan buku-buku doktrin jihadis yang kita temukan di TKP," ujar Kapolres Bogor dalam keterangannya kepada wartawan.

Tak hanya itu, Tim Jibom dari Gegana korps Brimob juga melakukan penelusuran disekitar lokasi untuk mencari barang bukti lain.

"Hasil pemeriksaan sementara diduga tersangka merupakan pengikut jaringan ISIS di Indonesia," katanya.

Sementara itu, Ketua RW setempat, M Sobari mengatakan, jika ER merupakan warga pribaumi asli yang tinggal sejak kecil di wilayahnya.

"Dia orang pribumi asli sini dari kecil," kata Ketua RW setempat, M Sobari saat ditemui TribunnewsBogor.com, Jumat (17/5/2019) malam.

Tukang Parkir

Sosok pria yang diduga terlibat jaringan teroris ini di mata warga juga dikenal merupakan sosok pria yang baik.

Bekerja sebagai juru parkir di simpang jalan berjarak beberapa ratus meter dari rumahnya yang dihuni bersama istri dan 4 anaknya.

"Gak nyangka saya, dari kesehariannya dia orangnya baik, tidak menonjolkan itikad jelek, gak ada. Ibadahnya kalau dilihat dari karakternya dia sangat tekun," ungkapnya.

Menurutnya, ER dikenal warga berprofesi sebagai juru parkir dilokasi yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

"Dia profesinya tukang parkir di simpang jalan, di Simpang Bintang Mas," kata Sobari.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Terduga Teroris yang Ditangkap di Cibinong Berprofesi Tukang Parkir, Dirumahnya Ada Alat Perakit Bom, .
Penulis: Damanhuri 

Beraksi 22 Mei 2019

Polri terus melakukan melakukan upaya penangkapan atau preventive strike terhadap terduga teroris.

Sepanjang tahun 2019, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah menangkap sebanyak 68 terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Kami melakukan upaya paksa kepolisan penangkapan terhadap 68 tersangka," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M Iqbal saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2019).

Disebut-sebut, terduga teroris yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri ini akan menyerang kerumunan massa pada 22 Mei 2019 mendatang.

Berikut fakta-fakta terkait penangkapan terduga teroris sepanjang 2019 yang dirangkum Kompas.com:

1. Penangkapan paling banyak di bulan Mei

Iqbal merinci, ada empat terduga teroris yang ditangkap pada Januari 2019. Kemudian, pada Februari 2019, terdapat satu tersangka yang ditangkap.

Sementara, pada Maret 2019, sebanyak 20 tersangka yang ditangkap dan 14 terduga teroris selama bulan April 2019.

Sementara, pada Mei ini ditangkap sebanyak 29 orang terduga teroris.

Angka ini menjadi angka paling tinggi bagi Polri dalam menangkap anggota jaringan teroris.

2. Beberapa terduga teroris pernah Ke Suriah

Dari 29 tersangka yang ditangkap selama Mei 2019, sebanyak 18 tersangka ditangkap di Jakarta, Bekasi, Karawang, Tegal, Nganjuk, dan Bitung.

Sementara itu, 11 tersangka lainnya ditangkap di Jakarta, Grobogan, Sukoharjo, Sragen, Kudus, Jepara, Semarang, dan Madiun.

Dari 11 tersangka, 9 terduga teroris merupakan anggota aktif JAD.

Laga Pertama Maung Bandung, Prediksi Susunan Pemain Persib Vs Persipura dan Link Live Streaming

Demi Salaman dengan Jokowi, Ibu di Lombok Ini Tidur di Jalan Setop Mobil dan Iringan Presiden

Mereka telah mengikuti pelatihan di dalam negeri dan selanjutnya berangkat ke Suriah sebagai Foreign Terrorist Fighter (FTF).

Adapun, dua orang lainnya merupakan deportan.

"Keterlibatan 2 tersangka yaitu deportan, mereka ini deportan, hijrah ke Suriah dan mereka belajar membuat bom asap di Camp Aleppo," kata Iqbal.

3. Diduga berencana serang kerumunan massa saat 22 Mei 2019

Menurut keterangan polisi, salah satu peran terduga teroris tersebut yaitu berencana memanfaatkan momen hasil pengumuman rekapitulasi resmi Pemilu 2019 oleh KPU pada 22 Mei 2019.

"Keterlibatan tersangka kelompok JAD, yaitu menyembunyikan DPO JAD di Lampung, merencanakan aksi amaliyah atau teror dengan menyerang kerumunan massa pada 22 Mei mendatang dengan menggunakan bom," ujar Iqbal.

4. Pengakuan seorang terduga teroris

Polri menayangkan sebuah video yang memperlihatkan seorang terduga teroris yang mengaku akan melakukan aksi dengan memanfaatkan momentum pengumuman penetapan pemenang Pemilu 2019 pada 22 Mei 2019.

Dalam video tersebut, seorang terduga teroris yang mengaku berinisial DY alias Jundi alias Bondan mengungkapkan rencana penyerangannya pada 22 Mei 2019.

Ia juga mengaku telah merangkai bom untuk melancarkan aksinya tersebut.

DY alias Jundi menilai momentum tersebut tepat untuk melakukan serangan.

Alasannya, proses demokrasi dikatakan tidak sesuai dengan keyakinannya.

"Yang mana pada tanggal tersebut sudah kita ketahui bahwa di situ akan ada kerumunan massa yang merupakan event yang bagus untuk saya untuk melakukan amaliyah, karena di situ memang merupakan pesta demokrasi yang menurut keyakinan saya adalah sirik akbar yang membatalkan ke-Islaman. Yang termasuk barokah melepas diri saya dari kesyirikan tesebut," tutur dia.

5. Polri imbau masyarakat tak turun ke jalan pada 22 Mei

Polri mengimbau masyarakat agar tidak turun ke jalan atau melakukan aksi saat pengumuman rekapitulasi hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei 2019.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal M Iqbal mengatakan, imbauan ini disampaikan karena adanya terduga teroris yang diduga akan memanfaatkan momentum tersebut.

"Pada tanggal 22 Mei, masyarakat kami imbau tidak turun (ke jalan), ini akan membahayakan. Karena mereka (kelompok terduga teroris) akan menyerang semua massa, termasuk aparat," kata Iqbal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ini Fakta Penangkapan 68 Terduga Teroris Selama Tahun 2019, Rencana Serang 22 Mei

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved