Pilpres 2019

Soal Kericuhan di Petamburan & Tanah Abang, Moeldoko: Ada Upaya Sistematis dari Kelompok Tertentu

Menurut Moeldoko, kelompok tersebut melakukan upaya-upaya sistematis untuk membawa suasana menjadi tidak baik.

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Ilusi Insiroh
KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat ditemui di sela-sela acara halalbihalal, di rumah dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/6/2018). 

Mereka masih tampak berada di kawasan Asrama Brimob.

Sejumlah massa itu beberapa kali terlohat melempar batu hinga bom molotov.

Petugas polisi yang berada di lokasi pun mencoba membuat situasi kondusif kembali.

Pihak kepolisian melakukan upaya negosiasi dengan massa aksi demo itu.

Namun, negosiasi yang sudah berlangsung sejak pagi tadi masih berlangsung alot.

Petugas Stasiun Rawa Buntu Terus Mengimbau ke Penumpang, Kereta Hanya Berhenti Sampai Kebayoran

Tutup Gang Disepanjang Jalan KS Tubun, Anggota TNI Disambut Hangat Warga

Beberapa massa justru membuat barikade di kawasan Asrama Brimob itu.

Karopenmas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan bahwa pihaknya masih mencoba melakukan negosiasi dengan massa pendemo tersebut.

Bila dalam negosiasi tersebut belum ada kata kesepatakan dan massa terus melakukan tindakan melawan hukum, maka pihaknya dibantu TNI akan melakukan tindakan tegas.

"Bila hari ini mungkin belum ada kata kesepatakan, apabila terjadi terus dilakukan tindakan hukum aparat keamanan TNI Polri akan lakukan tindakan tegas dan terukur," ujar Dedi Prasetyo seperti dilansir TribunJakarta dari Kompas TV.

"Ini demi kepentingan seluruh masyarakat," tambahnya.

Massa aksi di kawasan Asrama Brimob, Rabu (22//5/2019)
Massa aksi di kawasan Asrama Brimob, Rabu (22//5/2019) (KOMPAS TV)

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan identifikasi terhadap massa yang melakukan tindakan anarkis.

Dikatakannya, ada pihak yang memprovokasi massa pendemo hingga pada akhirnya terjadi kericuhan.

Sejumlah orang yang diduga memprovokasi massa in berasal dari luar Jakarta.

"Kita sudah mengidentifikasi, masyakarat dari luar Jakarta yang pertama kali memprvokasi," katanya.

"Aksi yang seharusnya damai tapi diprovokasi yang mengakibatkan masaa terpancing," sambungnya

Ditinggal Kakaknya, Waskoni Nekat Panjat Sutet Terminal Kampung Rambutan

BPN Ajukan Gugatan Pilpres ke MK, Andi Mallarangeng: Tantangan Berat Harus Membalikkan 9 Juta Data

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved