Stasiun Kereta di Cobham Dekat Akademi Chelsea: Petugas Tidak Ada, Tiket Beli Sendiri

Saking sepinya, suara burung dan hembusan angin lebih banyak terdengar dibandingkan deru kereta.

Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Erik Sinaga
Stasiun Cobham & Stoke d'Abernon, Surrey, Inggris 

"Yah gimana ini beli tiket," kataku kepada Eris.

Di sana, mereka sudah terbiasa melayani diri sendiri. Mungkin itu sebabnya tak ada petugas di sana.

Jika tidak salah ingat, ada tiga mesin pembelian tiket yang menyediakan pembelian melalui kartu atau koin.

Ini stasiun atau bukan batin saya. Di depan stasiun itu hanya ada satu tempat memesan mobil. Satu-satunya kesibukan di stasiun tersebut adalah ketika kereta tiba dan pergi.

Para penumpang, hampir semuanya bule, datang begitu kereta mau tiba. Pengeras suara hanya sesekali terdengar.

Stasiun Cobham melayani perjalanan antarkota. Kereta tiba satu kali dalam 20 menit. Jadi bukan seperti KRL di Indonesia.

Saking sepinya, suara burung dan hembusan angin lebih banyak terdengar dibandingkan deru kereta.

Tiba-tiba Eris berkata jika abangnya akan menjemput kami ke Stasiun Cobham. Eris dan kakaknya sebelumnya janjian di London. Namun kakaknya memutuskan datang ke Cobham.

Tonton Langsung Garuda Select Vs Arsenal U-16, Begini Komentar Fakhri Husaini Usai Pertandingan

Kabar Persib: Achmad Jufriyanto Pelajari Simon McMenemy, Ezechiel Incar Gol Perdana Musim 2019

Rekrutan Persib Bandung Fabiano Beltrame Gagal Gabung ke Sriwijaya, Ternyata Ini Alasannya

Kakaknya Eris kebetulan berada di Liverpool. Dia tiba di Inggris bersama komunitas Big Reds yang akan menyaksikan pertandingan terakhir Liverpool di Liga Inggris.

Setelah mengamat-amati, kami berkesimpulan harus bertanya kepada penumpang.

Tidak mau berbasa-basi, saya langsung bilang kalau kami pertama kali di Inggris dan tidak tidak tahu cara beli tiket.

"Would you please help us how to buy ticket? We are heading London Euston," kataku kepada seorang bapak-bapak.

Dari bapak itu, kami tahu perjalanan nampaknya tidak akan mudah. Dari Cobham ke London Waterloo dulu kemudian ke London Euston dan beli tiket lagi menuju Birmingham.

"Best of luck," kata si bapak itu.

Kami menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam di Stasiun Cobham. Mempelajari situasi, belajar beli tiket yang harganya 9.10 poundsterling, melihat penumpang yang dijemput kekasih, diantar keluarga dan mendengarkan hembusan angin.

Menunggu kereta yang mengantarkan kakaknya Eris seraya berharap dalam hati tidak terjadi apa-apa.

Tiba-tiba Eris bilang," Rik, kakak gua lewat satu stasiun,".

Waduh. Terpaksa lagi deh menunggu 20 menit lagi. (Bersambung)

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved