Stasiun Kereta di Cobham Dekat Akademi Chelsea: Petugas Tidak Ada, Tiket Beli Sendiri

Saking sepinya, suara burung dan hembusan angin lebih banyak terdengar dibandingkan deru kereta.

Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Erik Sinaga
Stasiun Cobham & Stoke d'Abernon, Surrey, Inggris 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Eri Komar Sinaga dari London

TRIBUNJAKARTA,COM, LONDON- Jika Anda penggemar klub Chelsea, tentu tidak asing dengan Cobham.

Cobham adalah tempat Akademi Chelsea dan tempat latihan tim utama Chelsea. Eden Hazard Cs rutin berlatih di sana.

Tulisan ini tidak menyoroti mengenai Chelsea. Ini adalah pengalaman penulis ketika berada di Cobham saat mengikuti Garuda Select bertanding melawan Chelsea U-16 pada 11 Mei 2019.

Begini ceritanya..

Saya dan Eris Eka Jaya dari Kompas.com berencana menggunakan moda transportasi kereta api dari London kembali ke Birmingham.

Baik saya atau Eris, belum pernah ke Inggris. Ini perjalanan pertama kalinya buat kami berdua.

Moda transportasi itu kami coba tidak lain guna memperoleh pengalaman baru menumpangi ular besi di negeri Ratu Elisabeth. Kapan lagi ya kan?

Cobham adalah sebuah desa yang berada di Surrey. Jaraknya 30 Km dari London, ibukota Inggris. Jarak itu sungguh di luar perkiraan.

Teknisnya, kami memang benar-benar berada di Desa.

Saya dan Eris meminta kepada sopir agar diantar ke stasiun terdekat. Ternyata memang sangat dekat dari akademi ke Stasiun Cobham.

Kami tiba ketika hari sudah sore. Mungkin setengah empat. Rencananya kami ke Stasiun London Euston dan kembali ke Birmingham. Tidak ada rencana jalan-jalan di London.

Di Indonesia saya adalah pengguna KRL. Kereta jarak jauh, saya kadang menggunakannya.

Namun apa yang kami temui di Cobham sangat mengejutkan. Jika Anda tahu Stasiun Cilebut atau Bojonggede, kedua stasiun di Bogor tersebut lebih besar dibandingkan Stasiun Cobham & Stoke d'Abernon.

Sudah lah kecil, pengelola di sana tak menyediakan petugas di sana. Jangan bayangkan seperti stasiun di Indonesia dimana petugas baik petugas tiket atau satpam tempat kita bertanya.

Stasiun Cobham &Stoke; d'Abernon, Surrey, Inggris
Stasiun Cobham &Stoke; d'Abernon, Surrey, Inggris (TribunJakarta/Erik Sinaga)

"Yah gimana ini beli tiket," kataku kepada Eris.

Di sana, mereka sudah terbiasa melayani diri sendiri. Mungkin itu sebabnya tak ada petugas di sana.

Jika tidak salah ingat, ada tiga mesin pembelian tiket yang menyediakan pembelian melalui kartu atau koin.

Ini stasiun atau bukan batin saya. Di depan stasiun itu hanya ada satu tempat memesan mobil. Satu-satunya kesibukan di stasiun tersebut adalah ketika kereta tiba dan pergi.

Para penumpang, hampir semuanya bule, datang begitu kereta mau tiba. Pengeras suara hanya sesekali terdengar.

Stasiun Cobham melayani perjalanan antarkota. Kereta tiba satu kali dalam 20 menit. Jadi bukan seperti KRL di Indonesia.

Saking sepinya, suara burung dan hembusan angin lebih banyak terdengar dibandingkan deru kereta.

Tiba-tiba Eris berkata jika abangnya akan menjemput kami ke Stasiun Cobham. Eris dan kakaknya sebelumnya janjian di London. Namun kakaknya memutuskan datang ke Cobham.

Tonton Langsung Garuda Select Vs Arsenal U-16, Begini Komentar Fakhri Husaini Usai Pertandingan

Kabar Persib: Achmad Jufriyanto Pelajari Simon McMenemy, Ezechiel Incar Gol Perdana Musim 2019

Rekrutan Persib Bandung Fabiano Beltrame Gagal Gabung ke Sriwijaya, Ternyata Ini Alasannya

Kakaknya Eris kebetulan berada di Liverpool. Dia tiba di Inggris bersama komunitas Big Reds yang akan menyaksikan pertandingan terakhir Liverpool di Liga Inggris.

Setelah mengamat-amati, kami berkesimpulan harus bertanya kepada penumpang.

Tidak mau berbasa-basi, saya langsung bilang kalau kami pertama kali di Inggris dan tidak tidak tahu cara beli tiket.

"Would you please help us how to buy ticket? We are heading London Euston," kataku kepada seorang bapak-bapak.

Dari bapak itu, kami tahu perjalanan nampaknya tidak akan mudah. Dari Cobham ke London Waterloo dulu kemudian ke London Euston dan beli tiket lagi menuju Birmingham.

"Best of luck," kata si bapak itu.

Kami menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam di Stasiun Cobham. Mempelajari situasi, belajar beli tiket yang harganya 9.10 poundsterling, melihat penumpang yang dijemput kekasih, diantar keluarga dan mendengarkan hembusan angin.

Menunggu kereta yang mengantarkan kakaknya Eris seraya berharap dalam hati tidak terjadi apa-apa.

Tiba-tiba Eris bilang," Rik, kakak gua lewat satu stasiun,".

Waduh. Terpaksa lagi deh menunggu 20 menit lagi. (Bersambung)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved