Lebaran 2019

Banyak Pemudik Jadi Alasan Lasmi Jualan Uang Baru di Terminal Kalideres

Banyaknya pemudik yang memenuhi Terminal Kalideres menjadi kesempatan bagi Lasmi (50), penjual uang baru, untuk mencari keuntungan.

TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Lasmi sedang menawarkan uang baru kepada para pemudik di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (1/6/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KALIDERES - Banyaknya pemudik yang memenuhi Terminal Kalideres menjadi kesempatan bagi Lasmi (50), penjual uang baru, untuk mencari keuntungan.

Sambil menggemblok tas ransel di bagian depan serta membawa beberapa uang baru, Lasmi menawarkan kepada para pemudik yang ingin memiliki uang kertas baru untuk Lebaran.

Sama seperti di tempat lain, Lasmi mengambil keuntungan 10 persen dari setiap nominal Rp 100 ribu uang baru yang dijualnya.

Jika ia memberikan Rp 100 ribu uang kertas baru, pembeli harus membayar Rp 110 ribu.

"Sudah umum memang kalau Lebaran itu kita ambil komisi 10 persen," kata Lasmi kepada TribunJakarta.com di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (1/6/2019).

Berbekal uang pinjaman dari keluarga sebagai modal awal, sudah 10 tahun ini Lasmi menjadi penjual uang baru di Terminal Kalideres tiap jelang Lebaran.

Menurutnya, berjualan di terminal lebih menguntungkan dibanding di pinggir jalan.

"Ya lebih ramai disini dong kan banyak pemudik yang mau nukerin duit buat THR keluarga di kampungnya. Kalau di jalan kan enggak semua yang lewat itu pada berhenti," kata Lasmi.

Jasa Penukaran Uang yang banyak tersedia di Terminal Tanjung Priok.
Jasa Penukaran Uang yang banyak tersedia di Terminal Tanjung Priok. (TribunJakarta.com/Afriyani Garnis)

Dari empat pecahan uang kertas yang dijualnya, Lasmi menyebut yang paling laris yakni pecahan Rp 2000 dan Rp 5000.

"Kalau yang Rp 10000 apalagi Rp 20000 itu jarang makanya saya lebih banyak nyetok yang Rp 2000 dan Rp 5000," kata Lasmi.

Sepuluh tahun menjual uang baru di Terminal Kalideres Lasmi mengaku tak pernah mengalami kejadian tak mengenakan.

Ia pun merasa tenang meski membawa uang jutaan rupiah di dalam tas ransel yang dibawanya.

Bahkan, tak hanya di tas ransel saja, ia juga menyimpan pecahan uang kertas di dalam mobilnya yang ia parkir di Terminal Kalideres.

"Jadi nanti kalau yang di tas ini habis, saya ambil lagi di mobil," katanya.

Menurun Dibanding Tahun Lalu

Tangan Tobing (73) memegang sejumlah pecahan rupiah yang ditawarkannya kepada pemudik dan warga yang lalu lalang di sekitar Terminal Tanjung Priok.
Tangan Tobing (73) memegang sejumlah pecahan rupiah yang ditawarkannya kepada pemudik dan warga yang lalu lalang di sekitar Terminal Tanjung Priok. (Tribunjakarta.com/Afriyani Garnis)

Meski tak menyebut berapa omzet yang didapatnya untuk tahun ini, Lasmi menyebut omzetnya tahun ini relatif menurun dibandingkan tahun lalu.

Sebagai perbandingan, saat arus mudik tahun lalu, Lasmi berhasil menjual uang baru sampai Rp 100 juta.

Jasa Penukaran Uang Menjamur di Kawasan Pondok Indah

Bisnis Jasa Penukar Uang Baru Menjamur di Ciputat, Penjual Cari Untung 10%

"Tahun lalu saya untung bersih aja bisa sampai Rp 10 juta. Kalau sekarang setengahnya juga belum padahal Lebaran sudah tinggal empat hari lagi," kata Lasmi.

Lasmi menuturkan bila nantinya persedian uang barunya tak habis, maka akan menjualnya di pasar tempatnya sehari-hari menjadi penjual uang keliling.

"Saya kan jual juga kalau hari biasa di Pasar Cengkareng, disana komisinya 20 persen," katanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved