Berniat Selamatkan Istri, Siswanto Justru Tertimpa Truk Pengangkut Sound Takbiran, Ini Kisahnya
Siswanto (40) baru saja menghadap Ilahi dalam sebuah kecelakaan yang terjadi pada malam sebelumnya, tepat pada malam takbiran.
TRIBUNJAKARTA.COM - Berkerudung hitam, Musyafaah duduk bersimpuh di teras rumahnya, Rabu (5/6/2019) siang. Matanya tampak sayu. Ia menatap kosong ke arah jalan sempit di depan rumahnya.
Tanpa saling bercakap, ia duduk bersebelahan dengan putri sulungnya, Karin Sivana Putri (13).
Tak lama setelah Tribunjateng.com tiba, putri bungsunya, Talita Sivana Zahra (1,5 tahun) berjalan menghampiri.
Di teras rumahnya yang beralamat di Desa Puyoh RT 5 RW 7, Kecamatan Dawe tersebut, masih cukup banyak pelayat yang singgah.
Suami Musyafaah, Siswanto (40) baru saja menghadap Ilahi dalam sebuah kecelakaan yang terjadi pada malam sebelumnya, tepat pada malam takbiran.
Kecelakaan nahas tersebut terjadi pada momen takbir keliling di Desa Puyoh.
• Bolehkah Melakukan Puasa Syawal Sebelum Membayar Utang Puasa Ramadan? Begini Penjelasannya
• Simak Niat dan Aturan Puasa Syawal yang Bisa Dikerjakan Setelah Lebaran, Ini Keuntungannya!
• Bahaya Akibat Terlalu Banyak Makan Daging Tingkatkan Resiko Kematian Dini, Ini Penjelasannya
Pada jalan yang menanjak cukup curam, sebuah truk pengangkut sound system tidak kuat menanjak, kemudian berjalan mundur dan menghantam pohon.
Truk tersebut kehilangan keseimbangan dan akhirnya ambruk ke samping menimpa Siswanto bersama korban lainnya, Muhammad Bayu Kalili (10) hingga meninggal dunia.
"Dia masih trauma. Belum bisa ditanyai," ujar Ismayati (42) menerangkan keadaan Musyafaah. Ismayati merupakan istri dari Sopian, kakak kandung Siswanto.
"Iya, jangan ditanyai dulu," timpal Juma'in, kakak kandung Siswanto lainnya.
Menjelaskan kronologi kejadian, Ismayati dan Juma'in mengatakan, awalnya Siswanto bersama keluarganya mengikuti iring-iringan takbir keliling dengan mengendarai dua sepeda motor.
Satu motor dikendarai Siswanto berboncengan dengan istrinya, sedangkan motor lainnya disetiri Karin.
"Tapi kemudian Siswanto mampir mengobrol di teras rumah seorang kawannya. Sedangkan istrinya menonton di pinggir jalan," ujar Juma'in.
• Ceritakan Momen Kenangan dengan Ani Yudhoyono kepada Ibas & AHY, Iriana Jokowi: Itu Terngiang-ngiang
• Tips Makan Sehat Saat Lebaran Idul Fitri untuk Hindari Kenaikan Berat Badan
• Soal Penggerebekan Ifan Seventeen, Ibunda Citra Monica Ungkap Kesaksian Hubungan Putrinya
Ketika tengah mengobrol di teras rumah kawannya itulah, terang Juma'in, Siswanto melihat truk berjalan mundur.
Ia kemudian berlari berusaha menyelamatkan istrinya yang berada tak jauh di belakang truk tersebut. Nahasnya, justru ia sendiri yang jadi korban.
"Kalau berdasarkan keterangan warga seperti itu. Banyak juga yang merekam video, kira-kira memang kejadiannya seperti itu. Tapi kami tidak bisa memastikan karena tidak berada di lokasi," terang Juma'in dan Ismayati kompak.
Ketika ditanyai apakah betul Siswanto jadi korban setelah berusaha menyelamatkannya, Musyafaah hanya menjawab singkat, "Nggih."
Siswanto selama ini bekerja sebagai tukang bangunan di Jakarta. Ia pulang setiap 1 atau 1,5 bulan sekali.
"Tidak tentu. Pokoknya kalau sudah punya uang ya pulang," ujar Ismayati.
Jenazah Siswanto telah dibaringkan di pemakaman umum setempat pada pukul 11.00 WIB. Bupati Kudus Muhammad Tamzil turut bertakziah dan menyerahkan santunan kematian.
Kata Bupati Kudus
Bupati Kudus Muhammad Tamzil bertakziah sekaligus menyerahkan santunan kematian kepada keluarga Siswanto (40) dan Muhammad Bayu Kaliki (10), dua korban tewas dalam kecelakaan yang terjadi di Desa Puyoh, Kecamatan Dawe pada Selasa (4/6/2019) malam.
Kecelakaan nahas tersebut terjadi pada momen takbir keliling di Desa Puyoh.
Kejadian tersebut bermula ketika Siswanto, warga RT 5RW 7 dan Bayu, warga RT 4/RW 8 sedang menonton takbir keliling di jalanan desa.
Truk tersebut kehilangan keseimbangan dan akhirnya ambruk ke samping menimpa Siswanto dan Bayu hingga meningal.
Warga di sekitar lokasi kejadian berupaya menyelamatkan keduanya. Namun, nyawa keduanya tak tertolong.
Setelah mendengar kabar tersebut dari Polres Kudus, keesokan paginya Bupati Kudus Muhammad Tamzil turut melayat.
Didampingi Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kudus Lutful Hakim, ia juga menyerahkan santunan kematian senilai Rp 2,5 juta kepada masing-masing ahli waris.
Santunan tersebut diserahkan kepada istri Siswanto, Musyafaah dan kakek Bayu, Suyono.
Atas nama Pemkab Kudus, Tamzil juga menyampaikan turut berduka cita atas musibah yang menimpa dua warganya.
"Saya turut berduka dan juga berbelasungkawa kepada keluarga korban. Semoga keluarga yang ditinggal diberi kesabaran dalam menghadapi ujian ini," ucapnya.
Siswanto meninggalkan seorang istri dan dua orang putri. Sedangkan Bayu yang yatim sejak dalam kandungan selama ini tinggal bersama kakeknya.
Kepada keluarga yang ditinggalkan, Tamzil berpesan untuk sabar karena pada hakikatnya setiap kejadian ada hikmahnya.
"Saya yakin semua ini ada hikmahnya walau kita belum tahu. Memang kita manusia biasa hanya bisa pasrah kepada Allah," ujarnya.
Kepada masyarakat, Tamzil juga berpesan agar lebih waspada dan berhati-hati dalam segala kegiatan yang melibatkan kendaraan bermotor.
"Ke depan kita harus lebih berhati-hati. Masyarakat memang harus dibimbing supaya lebih hati-hati dalam berkegiatan, terutama yang melibatkan kendaraan bermotor dalam jumlah banyak. Kemarin, sudah saya sampaikan supaya hati-hati dan tidak menggunakan kendaraan berat. Lebih bagus takbiran di musala dan masjid. Namun, kalau masyarakat memang mau bersyiar lewat pawai kendaraan, pastikan kendaraan yang digunakan memang layak," pungkasnya.
(Mazka Hauzan Naufal)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Coba Selamatkan Istrinya, Pemudik Ini Malah Tertimpa Truk Pengangkut Sound Takbiran di Kudus